Dulu Sikapmu, Kini Kamu Memperjelas dengan Pesan Singkat yang Menyuruhku Pergi

Secara Tidak Langsung Kamu Telah Menyuruhku Pergi

Aku tidak menyangka bahwa awal kisah indah ini berakhir begitu saja. Apa aku yang kurang memahami? atau kamu yang tidak mau mengerti?. Entahlah, aku tidak ingin menyalahkanmu. Kurasa ini bukan salah siapapun, karena kenyataannya kita hanya saling menyakiti satu sama lain.


Untuk apa bertahan pada hubungan yang saling menyakiti?


Hanya saja, aku ingin mengungkapkan apa yang aku rasakan. Aku tahu mungkin perasaan ini tidak akan tersampaikan kepadamu. Akan tetapi, semoga Tuhan menyampaikan perasaan ini kepadamu melalui tulisan ini. Siapa tahu nanti kamu juga bisa menyampaikan apa yang kamu rasakan, bukan?:)

Dulu, aku merasa kamu berubah. Ya, kamu berubah dari yang perhatian menjadi tidak peduli. Dari yang suka bertanya menjadi yang suka ditanya. Dengan kata lain, aku seperti berjuang sendirian.


Jangan berharap lebih pada manusia karena itu sumbernya sakit hati.


Entah kamu merasa aman karena telah memiliki atau karena rasa bosan yang dimiliki?. Aku berusaha mengerti, mungkin kamu memang orang yang cuek sekali. Mencari berbagai alasan logis untuk sikapmu kepadaku. Maaf, kadang bukan alasan logis malah menjadi negatif thinking.

Aku mencoba menyingkirkan negatif thinking itu. Oh iya, negatif thinking itu berpikir yang tidak-tidak tanpa bukti yang jelas. Akhirnya membuahkan hasil, aku berhasil menaruh kepercayaan kepadamu. Kemudian, seiring waktu berjalan.

Sikap cuekmu kepadaku masih sama, kadang aku merasa lelah. Rasanya ingin menyerah pada keadaan. Namun, setiap saat aku ingin menyerah. Kamu datang seakan membawa harapan.


Kamu yang terlalu cuek atau aku yang terlalu berharap?


Aku dengan begitu mudahnya menerimamu lagi. Berusaha mengerti dirimu lagi. Di saat kamu dengan begitu mudahnya pergi. Apa kamu pernah sekali saja berfikir tentang perasaanku? Kalau saja kamu tahu, aku tidak ingin menyakiti perasaanmu.

Dulu sikapmu yang menyuruhku pergi, kini kamu sendiri yang menyuruhku pergi. Lewat pesan darimu yang masih jelas teringat. Maaf, jangan kembali lagi, pesan singkat namun menyakitkan. Siapa yang pergi? Bukankah kamu yang pergi?


Kamu tidak pergi, tapi sikapmu yang sering mengabaikanku membuatku merasa tidak diinginkan lagi.


Aku harus apa? Orang yang aku sayangi menyuruhku untuk pergi dari kehidupannya. Orang yang dulu sangat ingin masuk ke kehidupanmu, kini ingin kamu pergi dari kehidupannya. Sekan-akan kamu dibawa terbang tinggi kemudian dijatuhkan begitu saja.

Apalah dayaku? Ini permintaan orang yang aku sayangi. Untuk kebahagiaannya, aku tidak akan muncul di hidupnya lagi. Aku tidak membencimu. Kuharap kamu pun begitu :)


Terkadang pilihan terbaik dari sebuah hubungan adalah mengambil jalan masing-masing.


Selamat tinggal, mungkin ini yang terbaik untuk kita berdua. Aku akan berusaha menjauhimu dan tidak akan pernah kembali lagi padamu. Karena ini permintaanmu, aku terima walau sakit hati. Semoga Tuhan memberi kita kekuatan, hidayah serta taufik-Nya agar kita bisa melewati fase ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hanya seorang gadis sederhana yang suka belajar hal-hal baru yang baik serta bernyanyi.