Duniaku Runtuh Seketika Saat Kupeluk Buah Hatiku Sudah Tak Bernyawa

Untuk anakku yang telah lebih dulu meninggalkanku

Ibu dan Ayah menyayangimu bahkan sebelum kami melihat wajahmu, kamu adalah titipan Allah yang sangat berharga. 

Terima kasih telah lahir dari rahimku meski kebersamaan kita tidak lama. Terima kasih telah memberi kesempatan aku dipanggil ibu meski celoteh itu belum terucap dari bibirmu karena usiamu yang masih sangat muda. Terima kasih telah hadir dalam hidupku. Menyempurnakan bahagia ibu dan ayah. Menyicip menjadi orangtua meski singkat. Mencium bau mu yang selalu dirindukan. Terjaga di malam hari oleh tangismu. 


Maaf jika ibu belum menjadi sempurna merawatmu. Maaf jika ibu kerap kali mengeluh, lelah dan mengantuk. Maaf jika ibu sering tidak mengerti arti tangismu. Maaf jika ibu sering menangis tanpa sebab dihadapanmu nak. 


Kehadiranmu yang singkat memberi banyak warna dalam hidup ibu, Nak. 

Memandang wajahmu kala tertidur adalah rutinitas baru bagi ibu, Nak. Windows shopping ibu diisi dengan segala kebutuhanmu dari yang unik sampai yang lucu. Membayangkanmu memakai pakaian yang lucu-lucu rasanya sungguh menggemaskan.


Hadirmu sebagai pelipur lara kala gundah dan pahit kehidupan menyapa. Hadirmu mengajarkan banyak hal dalam hidup kami sebagai orang tua baru. 


Saat tangismu berubah jadi rintihan dan mata indah itu menjadi sayu

Saat di mana awan gelap seakan tidak ingin beranjak di hari-hari kami sebagai orang tua. Tiap hari dirundung cemas dan air mata. Bagaimana kami tidak bersedih, malaikat kecil kami terbaring di ruangan dingin tanpa dapat kami peluk, dipenuhi banyak alat penunjang kehidupan. Ibu hanya mampu berdoa dalam tangis di setiap waktu semoga Allah masih memberi kesempatan pada ibu untuk bersamamu kembali.


Namun sepertinya Allah lebih menyayangimu, Nak. Sepertinya waktu ibu dan ayah menjagamu telah usai, kamu adalah titipan Allah yang sangat kami rindukan. 




Ibu dapat memelukmu kembali, tapi ada sesuatu yang beda. Kenapa tubuhmu kaku, Nak? Kenapa tanganmu tidak memeluk atau mengapai wajah ibu? Kenapa matamu tertutup? Kenapa wajahmu pucat sayang? Dan kenapa hanya ada garis lurus dalam monitor itu? Nak, bangun sayang. 

Duniaku runtuh, kaki seperti tak berpijak.

Saat dokter mengatakan anakku telah tiada. Aku peluk tubuh dingin itu semakin erat. Tangisku pecah. Napasku sesak. Allah inikah jawaban dari doa-doa yang kulangitkan? Aku mengikuti proses pemakaman dengan hati yang sangat hancur separuh dari jiwaku seakan telah tiada. 

Untuk semua ibu yang ditinggal pergi malaikat kecilnya…

Bersedihlah, menangislah sepuasnya. Tidak ada ibu yang tidak berduka ketika anak yang dilahirkan harus pergi lebih dulu meninggalkan dunia. Aku percaya saat ini untuk ikhlas sangatlah sulit, tapi percayalah rencana Allah lebih baik.


Yakinlah ada hikmah yang besar yang seringkali hadir dibalik ujian yang besar pula, aku pun sedang menyiapkan diri untuk itu.  


Peluk dari jauh untuk semua ibu yang saat ini tengah bersedih hati ditinggal pergi malaikat kecilnya. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka Arunika - Penikmat Swastamita