Hidup Minimalis dengan Asiknya Bertukar Baju Sembari Menyelamatkan Bumi

Kamu tertarik mencoba?

Bertukar baju atau membeli barang pre-loved masih sering dianggap tabu bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tapi siapa sangka jika hal tersebut bisa menyelamatkan bumi kita? Faktanya industri fashion merupakan peringkat kedua dalam penyumbang limbah terbesar di bumi setelah minyak lho!

Advertisement

Semakin berkembangnya zaman, semakin pula berkembangnya trend seperti trend gaya hidup maupun trend berpakaian. Hal ini menuntut industri fashion memproduksi pakaian ‘fast fashion’ secara terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan pasar yang tidak pernah berhenti. Jika kamu belum mengetahui apa itu fast fashion, fast fashion dikenal sebagai pakaian murah dan trend yang mengambil ide dari mode rancangan para desainer. Biasanya produk fast fashion dijual oleh retail dengan jumlah yang cukup besar karena mengikuti trend yang ada. Pada tahun 2000-an produk pakaian mencapai penjualan di puncaknya seperti retail H&M dan ZARA. Mereka adalah retail yang menggunakan konsep fast fashion, menjualkan produk dengan jumlah banyak dengan mengikuti trend.

Dampak dari fast fashion ini sangatlah besar, karena dapat mengurangi biaya dan mempercepat waktu produksi. Hal ini tentu akan berdampak pada kesejahteraan buruh pabrik garmen dimana mereka menghabiskan tenaganya untuk bekerja dengan hanya mendapatkan penghasilan yang sangat sedikit. Dampak lainnya dari fast fashion ini juga membawa mimpi buruk bagi lingkungan, karena pewarna tekstil yang murah dan berbahaya dapat membuat pencemaran air yang berdampak pada ketersediaan air bersih di bumi. Poliester merupakan jenis kain yang digunakan membuat produk fast fashion, dimana poliester berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini tentunya menyebabkan suhu pemanasan global semakin tinggi dan semakin panas. Selain itu, fast fashion juga menghasilkan limbah yang tidak dikelola dengan baik sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah yang paling banyak dihasilkan dari proses industri fast fashion adalah sisa potongan kain yang biasa disebut dengan perca kain. Hal ini tentu juga menjadi salah satu penyebab banjir yang sering terjadi di Indonesia khususnya pada sungai Citarum. Sementara itu, National Public Radio (NPR) melaporkan dari Badan Perlindungan Lingkungan, bahwa 15,1 juta ton limbah tekstil dihasilkan pada 2013, di mana 12,8 juta ton dibuang. Konsumsi pakaian diperkirakan akan meningkat 63% dari 62 juta hari ini menjadi 102 juta ton pada tahun 2030 jika tidak ditangani dengan bijak. Oleh karena itu memperpanjang umur pakaian hingga 9 bulan lagi akan mengurangi jejak karbon, limbah, dan air masing-masing sekitar 20-30% dan hal tersebut merupakan langkah bijak dalam menghentikan industri fast fashion.

Slow and sustainable fashion sedang sangat digencar-gencarkan oleh para komunitas pecinta lingkungan di seluruh dunia. Sebenarnya apa sih slow and sustainable fashion itu?

Advertisement

Slow fashion adalah pakaian dengan model gaya yang timeless agar dapat dipakai hingga waktu yang lama dan kita tidak sering-sering belanja. Sedangkan sustainable fashion adalah memperhatikan bagaimana efek yang dihasilkan dari produksi pakaian tersebut terhadap lingkungan. Hal ini termasuk penggunaan pestisida pada tanaman kapas, bahan kain yang sustainable, energi dan air yang dibuang untuk memproduksi pakaian. Di Indonesia sendiri terdapat organisasi non-profit peduli lingkungan yaitu Zero Waste Indonesia. Organisasi ini mengambil peran aktif untuk menyebarkan kesadaran akan pentingnya mengadopsi pola pikir yang lebih bijaksana dalam pengelolaan sampah dengan mengimplementasikan 5R yaitu Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, dan Rot melalui pemberian kiat-kiat gaya hidup nol sampah yang bermanfaat serta informasi seputar isu penanganan limbah dan keterkaitannya dengan keberlangsungan lingkungan hidup. Zero Waste Indonesia juga meluncurkan kampanye #TukarBaju di tahun 2019. Sebuah kampanye untuk menciptakan arti ‘baru’ pada masyarakat, karena baju baru tidak harus baru. Selain itu juga untuk menciptakan kesadaran bagi masyarakat dan sebagai salah satu solusi akan sampah fashion di Indonesia. Selain itu juga ada Sadari Sedari, sebuah organisasi non-profit yang bergerak dalam bidang pendidikan dan lingkungan yang mengumpulkan pakaian bekas layak pakai dari masyarakat untuk dijual kembali kepada masyarakat secara online maupun offline dimana hasil keuntungannya akan disumbangkan untuk pendidikan Indonesia. Kedua organisasi ini cukup sering mengadakan kerjasama berupa event di Jakarta untuk mengedukasi serta mengajak masyarakat mengambil langkah bijak dalam memperpanjang umur pakaian dengan kegiatan thrifting.

Terdapat beberapa event menarik dari Zero Waste Indonesia dan Sadari Sedari yang bisa kamu kunjungi, yaitu #TukarBaju dan PASAR RAiA. #TukarBaju adalah kegiatan yang diinisiasikan oleh Zero Waste Indonesia dimana kamu tidak perlu membayar sepeser pun untuk mendapatkan baju baru. Cukup bawa baju bekasmu yang layak pakai dan kamu bisa menukarnya dengan baju ‘baru’ dari teman #TukarBaju lainnya. Di kegiatan itu kamu juga bisa mengikuti workshop gratis untuk mengenal lebih dekat dengan industri fast fashion dan slow fashion yang biasanya akan dihadiri oleh Public Relations Zero Waste Indonesia yaitu Amanda Zahra Marsono sebagai pembicaranya. Bagaimana, seru kan?

Advertisement

Selanjutnya ada PASAR RAiA yang diinisiasikan oleh Sadari Sedari, dimana kamu bisa melakukan kegiatan thrifting disana yaitu membeli pakaian pre-loved. Selain itu juga banyak tenant menarik yang disediakan selama acara berlangsung seperti tenant makanan, aksesoris dan pakaian. Tenant yang bergabung dalam acara ini tentu usaha lokal yang menerapkan sistem slow and sustainable fashion dalam pembuatan produknya sehingga bahan tekstil yang digunakan adalah bahan yang ramah lingkungan. Jadi kamu juga bisa belajar untuk beralih dalam membeli pakaian sustainable fashion ketimbang fast fashion.

Belajar sedari dini untuk beralih ke gaya hidup minimalis dengan lebih sadar dalam membeli barang atau pakaian yang benar-benar kamu butuhkan bukan hanya kamu inginkan, dapat membantu kamu belajar untuk lebih mindfulness terhadap pakaian-pakaian yang kamu miliki dan membuat dirimu jadi pribadi yang jauh lebih kreatif untuk memadu-padankan pakaian lamamu. Hal itu juga membantumu dalam mengambil langkah kecil yang akan berdampak besar bagi lingkungan sekitar karena sejatinya kita adalah manusia yang masih ingin tinggal di bumi ini. Oleh karena itu belajar gaya hidup minimalis dan beralih ke slow and sustainable fashion sangat membantu untuk memelihara bumi kita dari kerusakan alam.

Yuk, mulai mengambil langkah bijakmu untuk sama-sama menjaga kelestarian bumi kita di mulai dari pakaian yang kamu gunakan saat ini. Karena dengan satu langkah kecilmu akan membuat dampak yang besar bagi bumi yang kamu pijak saat ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE