Hilang Kemanakah Tren Bersepeda?

Dulu ngetren, sekarang nggak tau kemana

Merebaknya suatu hal menjadi sebuah tren merupakan hal yang wajar terjadi di Indonesia, salah satu tren yang pernah merebak di Indonesia adalah tren bersepeda. Bersepeda merupakan salah satu kegiatan olahraga yang banyak digemari dari berbagai kalangan, entah yang muda, dewasa bahkan lansia. Bersepeda merupakan salah satu kegiatan yang dirasa mampu mengurangi kebosanan, lebih-lebih dimasa pandemi seperti ini. Hampir di seluruh ruas jalan kota-kota besar di Indonesia banyak didapati pesepeda.

Advertisement

Meskipun demikian, kegiatan bersepeda yang banyak diminati saat pendemi kini mulai berkurang peminatnya, padahal kini telah banyak pemerintah kota, seperti Pemerintah Kota Bandung yang telah menyediakan banyak fasilitas umum yang dikhususkan untuk pesepeda, bahkan pedagang-pedagang sepeda juga telah menghabiskan banyak modalnya untuk mencukupi kebutuhan di pasaran. Lalu kemanakah perginya pesepeda-pesepeda musiman ini?            

Menghilangnya pesepeda-pesepeda ini tentunya bukan karena tersesat dijalan, namun dikarenakan oleh mulai diberlakukannya work from office yang memaksa para pekerja untuk bekerja langsung di kantor. Banyaknya protes kendaraan bermotor yang sering memaki para pesepeda dinilai juga sebagai pengaruh psikologis yang dapat mempengaruhi pesepeda untuk mengurungkan niatnya untuk bersepeda. Selain itu banyakanya kasus kejahatan jalanan juga menjadi pertimbanangan tersendiri bagi pesepeda.            

Banyak juga hal-hal di jalanan yang dirasa kurang adil bagi pesepeda, seperti kurangnya jalur khusus bersepeda. Sekalipun adanya jalur bersepeda pada kenyataanya dimanfaatkan sebagai lahan untuk memarkirkan kendaraan pribadi beberapa oknum. Selain itu, pesepeda juga sering dipaksa untuk mengalah dari pengguna jalan lain. Padahal telah banyak undang-undang yang menyatakan bahwa pejalan kaki dan pesepeda harus didahulukan hajatnya.

Advertisement

Sebenarnya ada hal yang paling berpengaruh dari berkurangnya minat masyarakat dalam bersepeda, yaitu tujuan dari bersepeda. Jika dulu, bersepeda adalah media untuk menyehatkan tubuh dengan jarak jauh bersepeda sebagai patokannya, kini harga sepeda lah yang menjadi patokan dari penggunaannya. Tentu hal ini dapat memunculkan rasa minder bagi masyarakat yang tidak memiliki budget yang cukup untuk membeli sepeda yang kini berkisar jutaan hingga puluhan juta rupiah. Hal ini juga berkaitan dengan nakalnya monopoli harga para pedagang sepeda. Sejak merebaknya tren bersepeda di Indonesia dan melonjaknya permintaan masyarakat, para pedagang sepeda secara berbondong-bondong menaikkan harga sepeda hingga berkali-kali lipat. Sepeda yang biasanya dapat dibeli di harga Rp 750.000,00 kini bisa mencapai 2 hingga 3 juta rupiah. Belum lagi dengan sepeda-sepeda kalangan atas yang diimpor langsung dari luar negeri yang bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.            

Hal terakhir yang menyebabkan berkurangnya minat masyarakat dalam bersepeda adalah hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konten media social seseorang, tidak heran jika banyak pesepeda yang asik memainkan gawai sembari menggowes pedal sepedanya, ada juga yang sengaja menghentikan sepedanya di bahu jalan hanya untuk berfoto dan diunggah di media sosialnya. Bersepeda hanya untuk memenuhi kebutuhan konten merupakan suatu tujuan yang salah karena setelah terpenuhinya kebutuhan konten, masyarakat tidak akan mengulangi kegiatan bersepeda lagi, hal inilah yang menyebabkan berkurangnya minat masyarakat dalam bersepeda.            

Advertisement

Berkurangnya minat masyarakat dalam bersepeda merupakan hal yang sangat disayangkan karena bersepeda merupakan kegiatan ringan yang membawa banyak manfaat. Manfaat dari bersepeda dapat berupa manfaat bagi tubuh secara fisik maupun mental. Secara fisik bersepeda selama 30 menit setiap harinya mampu menstabilkan kadar gula darah dalam tubuh. Bersepeda secara rutin mampu membakar lemak dalam tubuh yang dapat mencegah resiko darah tinggi dan penyakit jantung. Selain itu manfaat bersepeda secara fisik yaitu dapat menurunkan resiko kanker, sebuah studi menyatakan bahwa kebugaran yang diperoleh dari bersepeda secara rutin dapat menurunkan resiko kanker usus. Bersepeda juga bermanfaat bagi kesehatan mental manusia karena dengan bersepeda dipagi maupun sore hari dapat mengurangi stress, depresi, bahkan kecemasan karena bersepeda memberikan efek kenyamanan hati dan kebahagiaan jika dilakukan dengan sepenuh hati. Selain itu bersepeda juga mampu mengatasi insomnia dengan menerapkan bersepeda selama 20-30 menit setiap 2 hari sekali. Bersepeda pada pagi hari bagi penderita insomnia juga mampu membantu mengembalikan jam biologis kembali normal, serta mengurangi hormone kortisol sebagai pemicu insomnia.         

Manfaat bersepeda tidak hanya dirasakan bagi pesepeda itu sendiri namun juga bagi lingkungan sekitar. Penggunaan sepeda dirasa mampu mengurangi emisi penggunaan bahan bakar. Hal ini dapat mengurangi gas-gas CO2 dan CO yang ada di atmosfer yang dapat memicu terjadinya pemanasan global di seluruh dunia.            

Dari berbagai hal yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa bersepeda merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi tubuh maupun lingkungan di sekitarnya. Meskipun demikian paradigma tujuan bersepeda pada masyarakat perlu diluruskan agar tidak hanya mengikuti tren yang sedang merebak saja melainkan untuk berolahraga dan menyehatkan jasmani maupun rohani. Pemerintah juga dirasa perlu menindak tegas bagi oknum-oknum yang suka memanfaaatkan jalur khusus bersepeda sebagai lahan parker sembarangan. Pembentukan undang-undang dalam rangka meningkatkan keamanan dan kenyamanan pesepeda juga dirasa perlu untuk diterapkan mengingat banyaknya kejahatan jalanan yang menjadikan pesepeda sebagai objek sasarannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE