Sudah Kukatakan Hubungan Kita Telah Usai. Tolong, Berhenti Menerorku Seolah-olah Ini Belum Selesai

hubungan kita telah usai

Aku biasa menyebutnya B, setelah perpisahan yang terjadi bulan Juni tahun lalu sebutan itu semakin ramai terdengar meneror setiap jengkal kehidupanku. Mulai dari pesan berantai yang ia hadirkan di setiap hariku dan telepon yang berisi ancaman yang menakut-nakuti setiap malamku. Sering aku bertanya untuk apa dia membuang-buang waktunya melakukan semua itu dan apa manfaat yang dia dapat dari membuat hidupku tidak tenang. Apakah itu suatu misi balas dendamnya? Entahlah.

Advertisement

Kalian tau betapa bodohnya aku dulu, mencintai seseorang yang lebih pantas disebut seorang psikopat, bertahun-tahun hidup berdampingan sebagai sepasang kekasih. Tanpa sadar melukai diri sendiri dan parahnya malah menciptakan luka di hati sendiri. Sempat merasa lega saat akhirnya aku berani mengatakan putus dan mengakhiri semua permainannya. Namun, perasaan lega itu tidak cukup bertahan lama mungkin hanya satu minggu.

Setelah itu dia hadir kembali berusaha meneror kehidupanku dengan berbagai cara. Awalnya aku cuek dan tidak memperdulikannya namun semakin lama aku semakin terganggu. Dia seperti seorang monster yang mempunyai dendam terselubung terhadapku. Rasanya bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, yang terpikir bisakah dia berhenti menggangguku?

Malam itu seperti biasa dia menerorku dengan berbagai kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan lewat pesan singkat. Karena geram dan kesal aku pun mengambil handphone dan melakukan panggilan ke nomor teleponnya dan menanyakan tentang sikap dan perlakuannya terhadapku. Jawabannya sangat enteng tidak akan membiarkan aku bahagia tanpa dia dan tidak semudah itu untuk bisa lepas darinya. Aku pun bertanya mengapa? Bukankah kita sudah selesai, kamu mau apa lagi dengan terus menerus menerorku seperti ini?

Advertisement

Alangkah terkejutnya aku ketika dia memperhitungkan biaya yang sudah dia keluarkan ketika bersama denganku dulu sembari menyebutkan nominalnya. Sontak aku terkejut dan berpikir ini sangat tidak rasional. Di tahun yang sangat modern ini masih ada saja lelaki yang seperti itu. Tapi terdengar dari nada suaranya telihat jelas bahwa yang dia katakan itu sungguh-sungguh. Bodohnya aku tanpa berpikir panjang, entah kenapa jari ini langsung berselancar ke dalam aplikasi mobile nanking dan mentrasfer nominal yang dia sebutkan. Dengan perasaan campur aduk aku mengatakan, sudah aku kembalikan dan tolong untuk jangan mengganggu hidupku lagi. Beep…. telepon langsung aku matikan dan segala kontak tentang dia aku blokir.

Namun kalian tau yang terjadi apaa? Semua itu hanya sia-sia dan hanya salah satu trik dari permainannya. Bahkan sekarang dia masih sesuka hati menerorku lewat pesan singkat dan ancaman-ancaman dari nomor telepon tidak dikenal pun bermunculan. Di sini aku merasa tingkat kebodohanku bertambah 1% dari sebelumnya.

Sampai saat aku menulis ini pun, teror itu masih terus berdatangan. Aku tidak tahu harus berbuat apa hanya menunggu keajaiban yang akan menyadarkan dia. Untuk para wanita di luar sana, apakah kalian pernah mengalami seperti yang aku alami ini? Dan bagaimana cara untuk lepas dari hubungan rumit seperti ini?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Berawal dari rasa merangkai kata berakhir cerita.

Editor

une femme libre

CLOSE