Tidak Ada Cinta dalam Hubungan Ini . Sebab yang Aku Terima Hanya Sakit dan Patah Hati

Toxic relationship

Salah satu cara agar kita bahagia adalah menjalin hubungan. Bisa pacaran, pertemanan, bahkan pernikahan. Bertemu dan bercengkrama dengan orang yang kita sayang setiap hari seharusnya membuat kita bahagia, walaupun banyak rintangan yang menghadang. Ketika dihadapkan dengan suatu masalah, sebagian besar dari kita membutuhkan sandaran agar setidaknya untuk menyelesaikan masalah yang pelik, kita punya seseorang yang dapat menghibur dan menenangkan hati kita.

Advertisement

Menurut KBBI, bahagia adalah keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang meyusahkan), dan menurut saya sendiri bahagia adalah perasaan senang yang membuat kita ingin selalu melakukan hal yang membuat kita bahagia atau bersama dengan orang yang membuat kita bahagia.

Baru-baru ini saya menonton film “Story of Kale: When Someone’s in Love” dengan tokoh utama yang diperankan oleh Ardhito Pramono dan Aurelie Moeremans. Adegan awal film ini menurut saya sudah mencerminkan isi dari judulnya yaitu ketika seseorang sedang jatuh cinta, mereka akan melakukan apa saja demi membahagiakan orang yang mereka cinta termasuk selalu memihak orang yang dicintai apapun masalahnya. Seperti cuplikan dialog yang saya ingat dari film “Story of Kale” ini:


“Dia kayak gitu cuma kalo lagi emosi doang, Le”

“Tapi dia kayak gitu karena sayang kok. Tadi emang aku yang salah”


Advertisement

Bagaimana? Penonton “Stroy of Kale” ingatkah? Dialog ini salah satu yang paling saya ingat.

Dalam cuplikan dialog di atas pembaca pasti tahu maksud saya, toxic relationship. Dari beberapa artikel yang saya baca dan film yang saya tonton, beberapa cirinya yaitu terlalu posesif, menyakiti pasangannya baik secara fisk maupun psikis, selalu mempunyai kendali penuh atas pasangannya, dan karena terlalu posesif bisa menjauhkan pasangannya dari teman dan keluarganya serta masih banyak lagi. Lucunya tidak hanya perempuan saja yang bisa menjadi korban toxic relationship bahkan laki-laki pun tidak jarang menjadi korban. Jadi, jangan identikkan toxic relationship dengan perempuan yang selalu tersakiti.

Advertisement

Seperti yang disebutkan di atas, bahagia adalah perasaan senang terlepas dari hal yang menyusahkan. Dari ciri umum toxic relationship, pertanyaan saya adalah bagaimana bisa seseorang bahagia dengan perlakuan yang diterimanya? Selalu diawasi, disakiti, direndahkan, dijauhkan dari orang yang disayang, dan disalahkan atas semua masalah yang terjadi.

Tidak bisa dipungkiri memang, jika seseorang yang sedang jatuh cinta akan selalu memihak pada pasangannya terlepas dari apa yang pasangannya lakukan. Kita akan selalu bahagia jika memihak orang yang kita cintai, seperti menjadi pelindung, menjadi orang yang selalu ada saat dibutuhkan, berkorban demi melihat pasangan kita senang. Tapi, jika memihak berlebihan pastinya tidak akan baik juga. Semua ada batasannya, sama seperti kadar mencintai seseorang, terlalu mencintai seseorang membuat kita terlalu percaya kepadanya. Pembaca bisa bayangkan sendiri akibat jika terlalu mempercayai orang lain. Manusia bukanlah Tuhan yang akan selalu menjadi sandaran kita dan yang selalu dapat dipercaya.

Tapi apakah pasangan kita juga melakukan hal yang sama dengan yang kita lakukan? Jika iya, pastinya kita akan merasa perjuangan kita tidak sia-sia karena kita akan bahagia bersama. Saling mendukung satu sama lain, saling percaya, dan berusaha membahagiakan satu sama lain. Lain kisahnya jika tidak, mungkin pada awalnya akan merasa “ah, nggak apa-apa dia belum sadar aja”, “mungkin dia emang gitu”, “ini bentuk cintaku, dia tidak  harus melakukan hal yang sama”, dan lain sebagainya. Teman, jangan korbankan diri kalian untuk tidak bahagia demi pasangan kalian

Sadarkanlah pasangan kalian jika mereka melakukan hal-hal yang mengarah pada hubungan yang tidak bahagia, beranikan diri untuk menyadarkan, bercerita dengan orang lain. Jjangan takut meninggalkan. Jika memang tidak bisa, tinggalkanlah, carilah bahagia masing-masing. Terkadang merelakan memang menyakitkan, tapi lebih baik daripada terus menyakiti satu sama lain atau bahkan hanya satu pihak. Berusahalah bahagia dengan pasangan kalian. Sadarkah kalian bahwa hubungan bahagia adalah saat kalian berusaha membahagiakan satu sama lain dan berusaha memahami kekurangan satu sama lain.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE