Jatuh Bangun Membangun Rumah Tangga. Tak Selamanya Mulus tapi Harus Diperjuangkan Sekuat Tenaga

jatuh bangun rumah tangga

Setiap jalan hidup orang yang berbeda-beda terkadang memang tidak bisa menjalaninya dengan sendirian.  Ya,  manusia adalah makhluk sosial, setiap individu pasti saling membutuhkan dan menginginkan ada yang menemani dalam melakukan perjalanan hidupnya.  Sama halnya sebuah pasangan pria dan wanita yang merasa tidak dapat lepas satu dengan yang lainnya,  yang merasa saling membutuhkan dan merasa memiliki tujuan hidup yang menyenangkan. Itulah mereka memutuskan mengikatkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih sakral yaitu pernikahan. 

Advertisement

Saling mencintai dan menyayangi adalah kunci kehidupan dalam berumah tangga.  Setelah menikah akan ada banyak angin dan terpaan badai ombak yang datang.  Semua tergantung teguh dan kuatkah rasa cinta dan kasih sayang yang membuat kapal tetap berdiri dan mampu mengarungi kerasnya lautan kehidupan. 

Dalam hal ini,  dicintai oleh seorang suami merupakan kebahagiaan dan semangat tersendiri untukku,  sebagai pasangan suami istri setiap hari selalu saja ada bumbu-bumbu romantisme dicampur bumbu-bumbu perdebatan karena sulitnya menyatukan dua kepala.  Terlebih kami sama-sama anak pertama yang memiliki tingkat egoisme yang tinggi. Suka sering merasa paling benar.  Namun,  tetap harus ada yang mengalah.  Ketika suami sadar dirinya salah dia seringkali meminta maaf kemudian mulai memeluk dari belakang.  Aku,  biasanya langsung meleleh ketika suami sudah mengalah. Langsung menuruti apa kemauannya. Ketika aku yang salah,  ya sudah seharusnya juga sama bergantian minta maaf.  Namun,  wanita memang terlalu banyak gengsinya.

Dalam berumah tangga,  kami selalu berbagi tugas,  untungnya dia selalu mau melakukan pekerjaan rumah apapun.  Terkadang tanpa aku mintai pertolongan.  Di sinilah dia bilang kalau berumah tangga itu bekerja sama bahkan tanggung jawab rumah tangga adalah di suami bukan istri.  Alhamdulillah pengertiannya suami.  

Advertisement

Alhamdulillah juga kami sudah diberi amanah satu orang anak perempuan manis nan cantik.  Sangat sangat lebih berwarna lagi kehidupan kami.  Tapi kami sudah sulit untuk quality time berdua lagi. Sekarang berubah jadi family time.  Suka dukanya mengurus anak,  suka menangis karena sulit mengurus anak. Syukurnya suami mau memahami dan selalu bilang bahwa aku ibu yang hebat. Aku bisa melakukan semuanya dan mampu. Support system utama memang dari suami.  Meski kami masih tinggal di sebuah kontrakan kecil tapi kami merasa cukup.  Namun,  perjalanan hidup masih panjang.  Ada masa depan kami dan anak kami disana,  tak bisa kami hanya merasa cukup.  Kami selalu berputar ide untuk menambah penghasilan tak jarang lagi perdebatan dan diskusi hebat.  Aku terkadang menyukainya,  aku suka berdiskusi dan aku senang suami selalu melibatkan aku dan mengajak berdiskusi atas apapun keputusan. Ya, dalam hubungan suami istri harus saling terbuka dan bertukar pikiran.

Kami selalu yakin jika kita berusaha dengan baik jangan lupa melibatkan Allah SWT juga apapun bisa dijalani dan bisa berjalan dengan baik juga. Kunci utama adalah kami harus bekerja sama dengan cinta dan kasih sayang. Love is about togetherness no matter in good or bad weather

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE