Jika Kau Adalah Malam, Maka Aku Adalah Pemujamu

Malam ini, aku masih saja ditemani bayangmu dalam melewati setiap kesunyian yang tercipta. Sampai selarut ini pun, aku masih saja terjaga. Aku masih menikmati setiap detik kebersamaan kita. Senyummu masih tergambar jelas diingatanku, suaramu masih terdengar jelas di telingaku, dan marahmu masih jelas ku ingat sampai saat ini. Aku memang sudah pernah berjanji untuk menyimpan semua kenangan kita dan takkan lagi ku teteskan air mata untuk perihku yang kehilanganmu. Namun, aku tak yakin mampu.

Advertisement

“Akan kusimpan semua kenangan kita, karena hanya dengan kenangan Aku mampu melihatmu”

Dulu, ketika kita memutuskan untuk bersama tak sedikitpun terlintas dipikiranku akan berakhir seperti ini hingga akhirnya menyisihkan luka di hati. Kita saling mencintai dan menjalani setiap waktu dalam cinta. Bahkan, diusia kebersamaan kita yang hampir 2 tahun, tak sedetik pun waktu ingin ku lalui tanpa dirimu. Aku seperti candu akan kebersamaan kita. Kau telah mendominasi pikiran dan hatiku. Setiap tawa yang tercipta menghapus segala gundah yang tak jarang kurasakan waktu itu. Namun, kau selalu berhasil untuk menghapus semua air mataku dan mengubahnya menjadi tawa bahagia. Kau sungguh membuatku jatuh hati akan dirimu.

“Everytime we meet, we fall in love each other”

Advertisement

Kau ingat setiap lembar puisi yang kau tulis untukku? Lalu, ingatkah kau akan lagu cinta yang pernah kau dendangkan di malam hari jadi kita dan itu menjadi lagu favorit kita? Satu lagi, ingatkah kau lukisan wajahku yang kau buat sebagai hadiah ulang tahunku? Kau bilang kau lukis aku karena kau hampir tak bisa melupakanku. Kau sungguh piawai dalam hal mencipta kebahagian. Itulah yang ku ucapkan padamu waktu itu. Aku sangat mencintaimu, kala itu.

Setiap kenangan adalah caraku untuk kembali tersenyum. Kau seolah tau bahwa kita tak untuk selamanya, makanya kau berikan sejuta kenangan agar aku tetap bisa bahagia meski kau tak lagi ada. Karena kenangan adalah caramu untuk hadir di hariku. Aku akan selalu mengenangmu sayang, meski kini kau telah bahagia bersama dengan bintang-bintang di langit. Aku yakin kau selalu ada di setiap malam, untuk itu aku merasa kita begitu dekat hingga aku tak ingin melewatkan malam, karena hembusan angin malam adalah nafasmu, suara gemuruh malam adalah ceritamu, kerlip bintang adalah senyummu, dan gelap adalah dirimu.

Advertisement

“Kenangan adalah caramu untuk berbicara denganku”

Malam ini adalah bulan kesekian semenjak kepergianmu. Aku masih tetap mengenangmu dan merindui mu. Tak pernah terpikirkan olehku untuk mengurbur semua kenangan kita dan aku tak pernah memaksa diri untuk tetap tegar agar aku tak lagi menangis. Aku ingin menikmati setiap kesedihanku dan setiap air mata yang jatuh merupakan kebahagianku karena aku masih mencintaimu. Sayang, mengapa kau tak lagi dapat ku sentuh? Mengapa aku tak lagi melihat tatapan hangatmu? Mengapa kau tak lagi mendekapku? Dan mengapa kau begitu jauh?

“Kau kini telah menyatu dengan malam dan aku menjadi pemuja malam”

Belakangan ini aku sering mempertanyakan cintamu. Masihkah kau simpan rasa cintamu untukku meski kita tak lagi bertemu? Masikah kau merinduku sejak malam kau pergi hingga malam ini? Aku merindumu sayang. Malam ini, aku menangis tanpa air mata, aku menjerit tanpa suara, dan aku bercerita tanpa rangkaian kata. Aku berharap kau mendengar setiap jeritan ku dalam senyap malam. Karena kini kau telah menyatu dengan malam dan aku menjadi pemuja malam. Aku berjanji akan menemuimu dalam malam karena aku selalu mencintaimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta hitam, penikmat gula, dan pecandu rindu

3 Comments

  1. Se Hati berkata:

    Bah, na massam mana do?
    Dibikin si pria itu?

CLOSE