Kegagalan Bukan Akhir dari Sebuah Perjuangan

Apakah gagal artinya berhenti berusaha dan berjuang?

Masa akhir pembelajaran kelas 12 telah usai, para siswa kini disibukkan dengan berbagai persiapan untuk memasuki tingkat pendidikan selanjutnya maupun persiapan untuk bekerja. Bagi mereka yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi atau berkuliah, pastinya sudah dipersiapkan dengan matang jauh-jauh hari sebelumnya. Berbagai persiapan seperti mempertahankan nilai sejak kelas 10, mengikuti berbagai bimbingan belajar, mengerjakan latihan-latihan soal, dan tak lupa berdoa kepada Allah SWT. Tentunya semua berharap akan mendapatkan hasil yang baik yaitu diterima pada jurusan dan perguruan tinggi yang dikehendaki, namun bagaimana jika kenyataan tidak seindah ekspektasi? .

Advertisement

Disini penulis ingin membagikan pengalaman sekaligus memberikan motivasi bagi para siswa kelas 12 yang sedang genting menghadapi masa persiapan memasuki perguruan tinggi. Persiapan yang saya lakukan ketika semasa SMA pada saat akan menghadapi fase memasuki perguruan tinggi yaitu mempersiapkan dengan matang dan mempertahankan nilai agar dapat masuk kedalam siswa eligible. Siswa yang eligible atau memiliki rata-rata nilai mencukupi akan berkesempatan untuk mengikuti SNMPTN  atau sekarang disebut dengan SNBP. Pada tahap ini saya mengalami kegagalan atau dinyatakan tidak lolos. Pada saat itu tentu saja saya merasa sangat sedih, disaat teman-teman lainnya mendapat kabar gembira karena berhasil meraih impiannya saya harus terpuruk akan kegagalan.

Namun hal ini tidak menyurutkan saya untuk tetap mengejar impian say memasuki salah satu PTN. Usaha yang kemudian saya lakukan adalah mengikuti jalur SBMPTN. Selama kurang lebih 2 bulan, saya sangat sibuk belajar dan berlatih soal yang saya dapatkan dari salah satu lembaga bimbingan belajar. Bersama teman-teman yang juga berjuang dan berharap keberuntungan memihak kami pada jalur SBMPTN ini. Hingga pada hari pengumuman tiba, ternyata saya gagal lagi. Alih-alih ucapan selamat, website LTMPT mengatakan bahwa saya harus semangat dan mencoba lagi.

Saya ingat betul perasaan pada saat itu jauh lebih terpuruk dibandingkan pada saat kegagalan di SNMPTN. Saya menangis, bingung selanjutnya harus bagaimana? Kenapa saya gagal lagi? Padahal saya merasa bahwa usaha yang dilakukan sudah sangat maksimal dan matang. Perasaan bersalah kepada kedua orangtua karena kembali gagal tidak terbendung pada saat itu.

Advertisement

Selama berhari-hari kesedihan bercampur rasa bingung dan takut menghantui, apakah besok saya akan gagal lagi? Perasaan keraguan untuk berusaha lagi sangat jelas terasa dalam diri saya. Harapan terakhir yang saya miliki adalah jalur mandiri, tekad sudah bulat untuk mengikuti seluruh rangkaian ujian mandiri. Memang sedikit terkesan keras kepala, padahal saat itu kedua orangtua saya mengatakan tidak apa-apa jika takdir tidak sesuai dengan apa yang diinginkan mungkin itulah jalan terbaiknya. Namun bagi saya, selama masih ada cara untuk mencapai keinginan dan cita-cita saya tidak akan berhenti mencoba dan berusaha.

Kembali berkutat dengan buku-buku tebal, rumus, dan berbagai latihan soal memang sangat melelahkan saat itu. Tekanan dari dalam diri sendiri begitu kuat ketika saya masih harus berjuang lagi dengan perasaan takut sementara teman-teman lainnya sudah menerima kabar baik. Tiba pada hari ujian tulis tiba semua berjalan lancar, pengumuman hasil ujian akan diberikan 2 minggu kemudian. Doa tiada henti saya rapalkan, memohon kepada Allah SWT semoga perjuangan saya kali ini dapat berbuah manis.

Advertisement

Sekitar 2 minggu kemudian hari pengumuman tiba, perasaan campur aduk dan berdebar sangat terasa. Ketakutan akan kegagalan yang bisa saja datang kembali namun juga excited untuk mengetahui hasilnya. Pengumuman nilai hasil tes tulis saat itu akan dilaksanakan pada sore hari pukul 18.00 namun hingga pukul 22.00 website tidak dapat diakses oleh seluruh peserta karena mengalai error. 

Keesokan harinya ketika dzan subuh mulai berkumandang, saya bangun untuk melaksanakan sholat subuh lalu berniat akan melihat pengumuman hasil tes mandiri. Website sudah dapat diakses dengan normal, sedetik kemudian saya mematung melihat hasil pengumuman bertuliskan kata SELAMAT pada layar ponsel.  Akhirnya perjuangan saya selama ini berbuah manis, takdir mengatakan bahwa saya perlu berusaha lebih banyak dan bersabar lebih luas untuk meraih apa yang saya inginkan dan akhirnya lolos di PTN impian pada pilihan pertama.

Dari pengalaman saya diatas, dapat diketahui bahwa perasaan sedih terpuruk dan kecewa tentu saja akan dirasakan ketika kita semua mengalami kegagalan. Tidak ada satupun manusia di muka bumi ini ingin merasakan kegagalan, semua ingin dapat meraih keinginannya dan kesuksesan. Lalu bagaimana cara untuk kita dapat bangkit kembali ketika terpuruk dalam kegagalan dan merasa ingin menyerah? Berikut sedikit tips yang dapat saya berikan untuk menghadapinya :


  1. Nikmati perasaan sedih, terpuruk, dan kecewa namun jangan berlarut-larut.

  2. Mulai bangun kembali pemikiran bahwa kesuksesan memang ditakdirkan untuk orang-orang yang mau berusaha. Dengan demikian akan kembali timbul semangat untuk kembali berusaha dan bangkit.

  3. Tingkatkan fokus diri kepada apa yang ingin diraih, dan tidak mudah terdistract dengan pencapaian orang lain. Jadikan sebagai motivasi.

  4. Ketahui bagian yang menjadi kelemahan, tingkatkan dan kuasai.

  5. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

  6. Ambil sisi positif dan buang negatifnya.

  7. Ekspresikan emosi dengan tepat. Beri waktu untuk deeptalk kepada orang terdekat untuk memberi rasa nyaman dan keyakinan dalam diri.

  8. Imbangi usaha dengan terus berdoa dan memohon diberikan kelancaran kepada Allah SWT.

Penguasaan emosi dan kestabilan mental juga perlu diperhatikan dalam proses kembali bangkit dari keterpurukan ini. Apabila terus-terusan bersedih dan tidak mau memeprbaki masa sama saja dengan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Ubah pola pikir dan tanamkan mindset bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, masih ada banyak cara dan jalan untuk kita meraih kesuksesan. Mengapa kita harus memiliki sikap pantang menyerah dan optimis dalam meraih cita-cita? Karena tidak pernah tahu pada usaha yang mana Allah SWT akan memberikan jalan, karena kita tidak tahu pada sujud yang mana doa kita akan dikabulkan oleh Allah SWT. Maka dari itu jangan pernah berputus asa dalam merah cita-cita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

saya lahir di kota surakarta namun hidup berpindah-pindah semenjak usia 4 tahun dan sekarang kembali menetap di surakarta. merupakan seorang mahasiswa di universitas sebelas maret surakarta.

CLOSE