Kelinciku, Sahabat Suka dan Duka yang Sangat Aku Rindukan

Tahukah kamu sedekat apa aku dengan kelinci kesayanganku?

Memang cinta itu sifatnya universal ya, bisa dengan kekasih, teman, keluarga, Tuhan, seseorang yang dikagumi, materi, hewan bahkan tumbuhan.

Membahas tentang kisah cinta manusia dengan sesamanya atau dengan Tuhannya aku kira sudah banyak dan sudah sangat normal ada di masyarakat. Yah, namun selain itu, beberapa orang kita lihat sangatlah mencintai hewan peliharaannya, aku pun baru merasakannya di tahun kemarin dan inilah kisahku bersama kelinci yang kurindukan.

13 April 2021 tepat ulang tahunku yang ke 19, aku melaksanakan tes UTBK ke suatu daerah, selepas pulang dari sana ayahku mengajakku untuk berkeliling kota tersebut, melihat lihat sampai pada akhirnya kita pergi ke suatu pasar yang menjual beraneka jenis hewan peliharaan, dari kucing, ikan, burung, marmut, kelinci bahkan ular ada di sana.

Kemudian aku melihat ada kelinci yang sangat lucu sekali, aku sangat menyukainya, dia sangat mungil masih sebesar genggaman tanganku, lalu ayah membelikannya untukku, aku sangatlah senang sekali, kita membelinya sepasang, lelaki dan perempuan, aku memiliki kelinci peliharaan yang aku sayang dan itu terjadi ketika hari ulang tahunku.

Aku sangat menyayangi kedua kelinci kecilku itu, setiap hari aku pergi bersama ayah dan adik adikku untuk ke sawah mencari makan, atau pergi ke pasar membelikan wortel untuk mereka. Setiap bangun tidur aku menyapanya terlebih dahulu, dia suka berdiri dan meloncat loncat ketika aku menggodanya.

Aku sering bermain dengannya, terkadang ketika aku mengalami suatu masalah yang tidak bisa aku ceritakan kepada siapa pun aku pergi menemui kelinciku, dan dengannya aku merasa sangat tenang dan cukup terhibur. Waktu berlalu sampai pada akhirnya dia tumbuh sangat besar, sampai sebesar pahaku, dia sangat gendut dan lucu, aku sangat suka menggendongnya.

Hari-hari berlalu kita lewati seperti biasanya, memberinya makan, bercerita dengannya, bermain dengannya, mereka seperti keluarga baru di rumahku, dan ayah, mama serta adik-adikku menyayangi mereka. Akan tetapi, sayangnya suatu ketika, mereka sakit, keadaan ekonomi keluarga juga sedang kurang stabil jadi kita tidak bisa membawa mereka ke dokter.

Hidungnya berair,  mereka sangat lesu tidak seperti biasanya, makanannya tidak dimakan, aku cemas sekali, aku tidak tau apa-apa tentang kelinci dan aku tidak tau apa yang harus aku lakukan, aku waktu itu hanya bisa berkata kepada kelinciku


sabar dahulu ya, nanti kalau dapet info obatnya dan ada uang pasti aku belikan, kamu bertahan dahulu ya, aku doain kamu cepet sembuh biar bisa main lagi.


Tetapi buruknya, keesokan harinya, ayahku mendapati bahwa mereka telah mati, tubuhnya kaku, aku di panggil oleh ayahku untuk melihatnya, aku sangat kaget aku cuma bisa diam menahan tangisku. Mereka pergi meninggalkanku, sahabatku tidak ada lagi, tidak ada lagi yang aku sapa setiap pagi, tidak ada lagi yang aku ajak bermain, tidak ada lagi keseruan mencari makan kelinci bersama ayah dan adik-adikku ke sawah.

Aku sangat terpukul dengan kepergiannya, sehari itu aku menangis terus-terusan di kamar, mataku bengkak sekali waktu itu, ayah mencoba menghiburku kalau semua itu sudah wajar terjadi dan bercerita tentang hal lain, berupaya untuk mengalihkan pikiranku yang sangat kehilangan kelinciku saat itu.

Keesokan harinya dan beberapa hari selepas kepergiannya, setiap kali aku bangun aku tetap selalu pergi ke kandang kelinciku dan melihat bahwa mereka tidak lagi ada di sana, kandangnya sudah bersih, dan tentu itu sangat menyakitiku.

Waktu terus berjalan, aku mencoba untuk ikhlas dengan kepergian mereka, kelinci kesayanganku, sahabatku yang lucu, yang ku dapat di hari ulang tahunku. aku sangat menyayangimu kelinciku. Munkin untuk beberapa orang bisa menganggap aku sedikit berlebihan, toh mereka cuma hewan.

Tetapi untukku, dia adalah sahabatku, dia juga sumber kebahagiaanku, dia teman pelipur laraku, dan dia hadiah dari ayahku untukku, dan aku sangat menyayanginya, aku merawatnya dari kecil hingga se-gendut itu, kini dia sudah pergi.

Namun terkadang aku juga berdoa kepada Tuhan, jika nanti aku masuk surga aku ingin juga bertemu dengan mereka lagi dan menggendong mereka seperti dahulu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

if one day i was gone, and then u miss me, just read my writing, cause i was in there.