Kepada Hati Yang Gampang Rapuh, Harap Jangan Salah Lagi Dalam Menaruh

Sedihmu adalah hal baik


Salam tangguh untuk kita semua yang rawan merapuh. Sudahkah hari ini kamu menguatkan hati meski sedihmu bisa saja datang kembali?


Advertisement

Terkadang hal ini membuatmu bertanya pada diri, selemah itukah hatimu hingga mudah bagimu terlena lalu terjatuh dalam kekecewaan. Atau bahkan barangkali kamu menyalahkan diri yang begitu gampangnya menaruh hati hingga membuatmu mudah pula patah hati.

"Jangan terlalu drama deh, gitu aja ngambek!"

"Plis ya, jangan lebay. Ga perlu dibikin ribet."

Advertisement

"Becanda kali, gitu doang sensi amat!"

Sesederhana kamu bahagia, sesederhana itu pula kamu bersedih. Orang bilang kamu terlalu sensitif, menganggap hal-hal biasa menjadi sesuatu yang menyusahkan. Bahkan ada dari mereka yang menganggapmu berlebihan dalam merespon sesuatu, entah ucapan maupun tindakan orang lain terhadapmu. Komentar negatif, sikap yang kurang pantas, bahkan ujaran kebencian yang kamu dapatkan selalu berhasil membuatmu terdiam lalu menyingkir dari keramaian. Ketika hal-hal seperti itu datang, terlontar pertanyaan yang membingungkanmu. Apakah aku memang pantas mendapatkan hal itu? Ataukah aku terlalu berlebihan dalam menanggapi?

Advertisement

Siapa juga yang minta agar diberi perasaan ‘sensitif’ seperti ini? Keluhmu. Segala emosi yang kamu rasakan ialah hal yang semestinya kamu terima hadirnya, tak terkecuali hatimu yang rawan untuk terluka itu. Setiap orang memiliki kadar emosinya masing-masing. Perasaan bahagia atau marah muncul sesuai dengan porsinya masing-masing, tergantung moment apa yang sedang terjadi dan bagaimana kekuatan seseorang dalam menanggapinya. Penilaian kurang atau lebih muncul saat kita mengukur lalu membandingkannya dengan orang lain.

Ketika kita merasa nggak nyaman saat mendapat perlakuan dari orang lain, itu menandakan ada yang berbeda antara kalian dalam mengartikan perlakuannya tersebut. Entah karena perasaanmu yang memang mudah tersentuh atau justru karena perlakuannya yang memang tidak baik. Tapi yang pasti, tidak ada yang bisa dianggap wajar atau bahkan menormalisasi perilaku buruk dalam memperlakukan orang lain. Mungkin akan lebih mudah bagi kita untuk berlaku baik, namun bagaimana jika yang kita terima justru perlakuan buruk?

Ada hal-hal yang tak bisa kita kendalikan, misalnya orang lain. Kita tak bisa mengendalikan orang lain, namun kita bisa mengendalikan diri kita sendiri. Sebagaimanapun cara kita untuk memberitahu atau bahkan berniat merubah orang lain agar mereka memperlakukan kita dengan baik, tidak akan berhasil jika itu tidak datang dari niat mereka sendiri. Lantas, apa yang mesti kita lakukan? Fokus dengan perubahan diri sendiri.

Atur dan tempatkan emosi sesuai dengan porsi, tidak kurang dan tidak lebih. Dengan mampu mengendalikan emosi dan perasaan kita dalam merespon sesuatu, kita akan lebih mudah dan ringan dalam memandang permasalahan yang datang. Tentunya dalam hal ini, berpikir positif menjadi langkah pertama agar kita bisa mengartikan sesuatu dengan sudut pandang yang lebih baik lagi. Sedihmu adalah perasaan baik, namun memposisikan diri menjadi seseorang yang menyedihkan justru akan membuat perasaan kita semakin memburuk.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Abadi meski berlalu.

CLOSE