Kepadamu Calon Ibu Mertuaku Kelak

Entah hari ini aku ingin sekali menulis surat untuk sosok wanita hebat yang telah melahirkan dan membesarkan seorang laki-laki hebat pula, laki-laki yang akan mendampingi hidup aku nantinya walau belum tau siapa lelaki itu. Ibu, bolehkah aku sejenak memanggilmu dengan sebutan Ibu? Terimakasih karena telah berhasil mendidik dia menjadi laki-laki yang shalih, laki-laki yang begitu sangat menyayangi ibunya.

Advertisement


Meskipun aku belum tau siapa dia dan siapa ibu, tapi aku yakin kalian adalah orang-orang yang hebat di mataku. Bu, aku bukanlah siapa-siapa, aku hanya perempuan biasa yang kelak akan mendampingi putra ibu. Apakah ibu ridho jika aku yang menjadi wanita nomor dua dalam kehidupan putra ibu setelah ibu?


Ibu, tenanglah kau akan tetap menjadi wanita nomor 1 dalam kehidupan putramu. Jika nanti Allah telah persatukan aku dengan putra Ibu, tolong ajarkan aku bagaimana cara membuat dia bahagia, kasih tau aku makanan apa yang dia suka agar aku bisa belajar sama Ibu, dan katakan padaku apa saja yang paling tidak dia sukai agar aku mengerti apa yang anak Ibu inginkan.

Ibu, aku hanya ingin membuat putramu bahagia, dan bangga mempunyai 2 wanita hebat dalam hidupnya, yaitu Ibu dan aku. Ibu, ada pertanyaan yang mengganjal dalam hatiku. Jika aku adalah perempuan yang dipilih putramu, ikhlaskah Ibu menerima ku sebagai menantumu kelak? Sampai saat ini aku belum tau siapa putramu, siapa orang yang akan menjadi suamiku, dan siapa perempuan hebat yang akan menjadi ibu mertuaku.

Advertisement

Namun, aku berusaha mencari tau lewat istikhorohku, aku minta izin kepada Allah agar Allah segera menyatukan aku dengan seseorang yang telah Allah takdirkan untukku kelak. Ibu, ingin rasanya ketika nanti aku menikah dengan putramu, aku ingin membacakan surat ini langsung di depanmu, bahwa aku pernah menulis ini untukmu. Ingin rasanya aku memelukmu dan mencium kedua pipimu saat aku resmi menjadi istri dari putra terhebatmu.

Semoga di tahun ini, dan dalam waktu dekat ini, Allah mempertemukan kita. Akan ku perkenalkan ibu dengan perempuan dan wali terhebatku, yaitu Om dan Ibuku ❤ karena aku adalah seorang anak yatim yang sudah ditinggal ayah meninggal sejak kecil. Ini bukan sebuah khayalan, tapi ini adalah sebuah impian dan harapan yang ingin segera ku wujudkan :")

Advertisement


Wahai Ibu, izinkan aku untuk menjadi pendamping putramu. Biarkanlah tutur lembutku yang akan melenyapkan amarahnya. Biarkanlah aku menjadi tempat pulang ketika ia lelah. Biarkanlah senyum sejukku yang akan menyemangatinya.


Ibu, jujur ku katakan padamu, setiap kali ku terbayang harus melangkah jauh dari keluargaku, hatiku menjadi galau dan cemas tak menentu. Mampukah aku hidup jauh di negeri orang yang baru ku kenal? Mampukah aku menjadi menantu impianmu? Bisakah aku menjadi istri yang baik untuk putramu? Tapi risauku kan segera sirna saat kau memandangku dan tersenyum penuh kesejukan. Senyuman yang kuyakini telah menemani suka duka putramu.

Bimbangku segera beranjak ketika kau menyambut hangat uluran tanganku, kuingin sekali mencium punggung tanganmu yang telah merawat putramu hingga sekarang ia bisa menjadi belahan jiwaku. Jangan takut, aku hadir bukan tuk merenggut putramu dari dekapan kasihmu.

Ibu, kuingin menjadi anakmu agar tak pernah kau merasa kehilangan putramu karena kehadiranku. Ku ingin menjadi sahabatmu agar kita bisa saling mencurahkan rasa. Ku ingin menjadi rekanmu, agar kita bisa mencintai laki-laki yang sama, yaitu putramu.Aku akan selalu belajar mencintai putramu setiap waktunya. Yang akan selalu membuat putramu tersenyum dan rindu akan rumah.

Ibu, aku mohon do’a dan restumu. Karna itu sebagai pelita jalan kami. Sebagai hembusan nafas kehidupan di keluarga kecil kami nanti. Semoga Allah merahmatimu selalu…

-Wanita yg mencintai putramu, semoga impian ini dapat terwujud secepatnya dan Allah memberikan apa yang aku butuhkan.

#JanganLupaBahagia #JanganLupaBersyukur

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

You Know My Name, Not My Story , Saya Sarjana Ilmu Komunikasi jurusan Marketing Komunikasi lulusan STISIP WIDURI DKI Jakarta Saya Gadis PeJamBon – Peranakan Jawa &amp; Ambon Anak ke 2 dari 3 bersaudara </p> <p>Minta kritik &amp; saran nya ya dari kalian, agar bisa diperbaiki penulisannya….terima kasih…^_^</p></p>

CLOSE