Kesalahan yang Wajar, Tetaplah Kesalahan

Memang, masalahnya bukan terletak pada siapa-siapa. Masalahnya terletak pada hati kita sendiri.

Laki-laki dan perempuan. Dari zaman azali hingga sekarangpun tak banyak berubah kodratnya. Hanya ada dua macam jenis pada umumnya, namun permasalahan antara keduanya adalah hal yang rumit dan penting untuk diperhatikan. Salah satunya masalah pergaulan.

Advertisement

Di jaman millenial seperti sekarang, banyak negara seakan tak bisa membentengi diri untuk tidak berkiblat pada budaya barat, termasuk Indonesia. Budaya barat yang dikenal liberal, sungguh tak mementingkan pergaulan antara kaum adam dan hawa (yang seharusnya ada jarak). Budaya barat yang berdiri berlandaskan asas kebebasan, memberikan hak kepada warga negaranya untuk bebas melakukan hampir segalanya, termasuk tak membatasi pergaulan antar lelaki dan wanita untuk berbuat semau mereka.

Tentu saja, hal ini bertentangan dengan hukum islam. Dimana Allah telah berfirman dalam al-Isra’: 32.

ولا تقرب الزنى انه كان فا حشة وساء سبيلا

Advertisement

 “Jangan dekati zina, (zina) itu sungguh perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.”

Sungguh jelas, Allah melarang hamba-Nya untuk mendekati zina. Yang artinya segala perbuatan kecil yang dapat memicu atau mengakibatkan terjadinya zina (hubungan suami istri) adalah hal yang diharamkan. Bersentuhan, bergandengan tangan, berpelukan, berciuman, bertatapan mata penuh syahwat, bukankah itu hal yang wajar  kita lihat pada remaja di zaman ini? Lalu apa masalahnya?

Advertisement

Indonesia memang negara berasaskan bebas aktif dalam dunia internasional. Tak dapat dipungkiri banyak budaya menapakkan perkembangannya dan akhirnya menetap  di nusantara ini. Hingga seringkali lupa bahwa budaya luarpun juga perlu difilter. Sudah terlihat sekali sampai hari ini. Pakaian. Standar kesopanan orang timur seakan tak dihiraukan lagi. Tak dianggap kekinian jika tak pakai celana super pendek serta baju atasan yang pamer perut dan pusar, bagi sebagian besar remaja perempuan di kota metropolitan. 

Dulunya ibu-ibu kita merias wajah seperlunya saja. Nampak cantik dan elegan. Tapi lihat remaja kita sekarang. Bukan jadi masalah jika make upnya tipis dan sesuai dengan usia. Namun yang kita lihat, remaja dibawah umur seakan sudah lihai mengaplikasian alat-alat kecantikan pada wajah. Inilah menua bukan pada masanya, dewasa tak pada waktunya. Lalu apa hubungannya pakaian dan make up dengan pergaulan remaja?

Pakaian dan make up bagaikan perhiasan di tubuh perempuan. Barangsiapa yang melihat, pasti akan tertarik. Lelaki adalah objek utama yang akan menikmati perhiasan tersebut. Dengan ini perempuan secara tak sadar  telah memberikan keindahannya secara cuma-cuma. Di sinilah setan akan masuk dan memperburuk semuanya. Naluri lelaki yang cenderung liar akan bermain-main sesuka hatinya, membayangkan yang tidak-tidak, dan bahaya jika tak bisa mengontrol, harga diri perempuan tersebut bisa jadi korbannya.

Belom lagi tontonan mesra seakan sudah  jadi asupan setiap hari. Drama korea, sinetron, FTV, bahkan sampai menjarah pada kartun anak-anak. Remaja dibiarkan menjelajahi dunia mereka dengan alih-alih bahwa mereka sudah besar dan dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Bahkan lebih parahnya difasilitasi oleh orang tua, tanpa pikir panjang pastinya.

Jika nanti apa yang ditonton sudah jadi aktifitas,  lalu kecanduan, dan yang terakhir akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, jika nantinya rasa takut menghilang dan rasa penasaran semakin dalam, jika nantinya hal buruk yang tak diinginkan terjadi, siapa yang akan disalahkan? Lalu jika itu adalah anak sendiri, apakah ada hal lain yang bisa dirasakan selain rasa menyesal?

Dan jika itu terjadi pada diri sendiri, masihkah kita anggap itu suatu kewajaran?

Memang, masalahnya bukan terletak pada siapa-siapa. Masalahnya terletak pada hati kita sendiri. Selama ini kita patut bertanya pada diri sendiri, apa mata hati kita yang masih tertutup atau kita sendiri yang sengaja menutupnya? Tentukan sekarang dan berubahlah baik. Sesungguhnya sebaik-baik pendosa adalah yang mau bertobat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE