Ketika Ikhlas Tidak Semudah Mengucapkan

Hidup begitu banyak cerita dan sejarah yang mungkin kelak akan kau ingat dan kau ceritakan, atau bahkan mungkin sebaliknya menjadi hal yang akan orang kenang atau orang ceritakan tentangmu. Selagi masih ada, buatlah cerita menarik tentangmu agar kelak kau diingat dengan semua hal baik itu agar tak dilupakan akan semua kebaikanmu.

Advertisement

Hidup seperti cuaca saja, beberapa orang mungkin sedang berada difase mengarungi badai yang menakutkan namun ada juga beberapa orang yang sedang difase menikmati pelangi yang indah.


"Maknai saja setiap fasenya"


Hari ini, semua kejadian itu terasa seperti mimpi menyerupai nyata atau bahkan sebaliknya kenyataan yang menyerupai mimpi. Hingga akhirnya kami berada disini, berada difase mengarungi badai itu. Masih mencoba Berharapa bahwa badai itu akan segera berlalu hingga tergantikan dengan pelangi yang lebih indah. Setinggi apapun badai itu hanya ada dua kemungkinan yang mungkin harus siap kami lawan, menjadi reda atau bahkan menjadi lebih besar.

Advertisement

Seiring waktu ketakutan itu sedikit demi sedikit menggerogoti keberanian dan keyakinan kami. Hingga akhirnya badai besar yang ku takutkan itu pun datang juga, dengan hebat dia berhasil meluluh lantakan mental kami sekeluarga dalam sekejap. Meruntuhkan keyakinan tinggi dengan sekali hentakan ketakutan. Ketakutan akan kehilangan yang sesungguhnya.


"Dan ketakutan itu terus menghantui dibelakang"


Advertisement

Ingatanku kembali kebeberapa hari yang lalu sebelum pergi berpamitan padamu untuk pulang. Kau memberikan senyum hangatmu sambil melambaikan tangan. Kau yang berjanji akan menjadi pejuang tangguh hingga akhir dan berjanji akan memberikan senyum terbaikmu nanti ketika aku kembali. Kita yang sudah merancang hal indah yang akan dilakukan bersama nanti setelah dirimu baik-baik saja.

Kini aku datang padamu, kembali bertemu denganmu seperti yang kita janjikan. Menagih janjimu padaku, namun kala bertemu kau mengingkari janjimu, janji akan memberikan senyum semangatmu namun tak ku temui senyum yang kau janjikan itu melainkan senyum yang pergi dengan damai.


"Sedikit benci akan ingkar janjimu"


Hari ini, aku belajar mengikhlaskanmu pergi. Berat dan sungguh sangat berat untukku menerima kenyataan ini. Berusaha kuat meyakini diri bahwa aku sungguh ikhlas melepasmu pergi, walau aku tahu hatiku mungkin tak seikhlas ucapanku.

Pergilah dengan tenang dengan senyum terbaikmu yang mungkin kau janjikan dulu dan sampaikan salamku untuk mereka yang mungkin sudah menunggumu di sana. Bahagialah di sana tanpa rasa sakit lagi. Cinta dan kasih kami yang sungguh besar mungkin tak sebesar cinta dan kasih Allah padamu. Dia merindukanmu dan menyayangimu hingga memanggilmu untuk berada didekatnya. Tatap kami jauh dari atas sana dan hadirlah dalam mimpi kami ketika kami rindu.

Selamat jalan, Bidadari Cantik~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Im simple woman, hanya menulis berdasarkan pengalaman saja sekedar mengisi waktu luang.

CLOSE