Lebaran Idul Fitri: Opor, Ketupat, dan Trend Peningkatan Volume Sampah

Bersih badan, bersih lingkungan, dan bersih hati seharusnya ada diharu lebaran

Spesial Idul Fitri tahun ini, di mana Idul Fitri kali ini sangat berdekatan dengan hari bumi yang seharusnya menjadi refleksi bagi kita pada peringatan Hari Bumi kemarin untuk bisa mawas diri mengenai tentang sampah. Setiap kabupaten/kota provinsi di seluruh Indonesia pastilah menyadari bahwa pada hari raya banyak aktivitas dari masyarakat untuk merayakan kemenangan yang diwujudkan dalam bentuk berbagai makanan ataupun saling bertukar hadiah.

Advertisement

Makanan yang khas pada saat lebaran yaitu opor dan ketupat. Opor dan ketupat pada era tahun 2000-an mungkin banyak dari masyarakat yang membuat dengan bungkus dari janur ataupin daun pisang. Di mana semuanya berbungkus dari bahan alami atau bahan yang berasal dari alam. Namun di era sekarang masyarakat lebih memilih untuk kepraktisannya, yaitu dengan membungkusnya memakai plastik. Hal ini tentunya akan menambah volume sampah.

Selain itu juga masyarakat cenderung pada hari raya banyak mengkonsumsi makanan-makanan karena banyaknya tamu undangan ataupun tamu-tamu yang berdatangan untuk silaturahim. Begitu juga meraka yang berkunjung, mereka saling berbagi hadiah yang dimana hadiah tersebut banyak berbungkus plastik ataupun barang-barang yang bungkus tidak mudah terurai. Disinilah yang menyebabkan pada hari Idul Fitri trend peningkatan volume sampah baik itu sampah plastik maupun jenis sampah yang lainnya terjadi.

Advertisement

Walaupun pada saat ini pemerintah melalui corong medianya baik itu di Instagram, Facebook, televisi, koran maupun jenis yang lainnya, sudah banyak menghimbau masyarakat untuk mudik dengan hemat plastik, membuat makanan yang berbungkus ramah lingkungan. Tetapi kita perlu menyadari bahwasanya masyarakat memerlukan hal yang konkret, yang bisa dilakukan dengan praktis. Oleh karena itu di sini perlu jauh hari dari lembaga pemerintahan yang di bidang lingkungan maupun organisasi lingkungan yang ada di masyarakat untuk bersama-sama memberikan pencerdasan, agar ketika mendekati atau tiba di hari raya masyarakat bisa melakukan apa yang di informasikan. Sejatinya masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang patuh terhadap aturan jika dari atas sampai ke bawah itu melakukan hal yang sama. Kenapa masyarakat itu tidak melakukan apa yang menjadi anjuran dari lembaga yang membidangi lingkungan karena tidak adanya contoh konkret yang dilakukan. Oleh karena itu di sini perlu adanya keteladanan dari pribadi orang yang berada di pemerintahan atau di lembaga yang membidangi lingkungan untuk hemat dari plastik atau dari sampah yang merusak lingkungan.

Apakah masyarakat bisa mematuhi? Kita perlu optimis bahwasannya masyarakat Indonesia pastilah bisa untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai atau melakukan kegiatan yang hemat dari plastik. Asalkan seperti di atas kita mencontohkan ataupun memberikan teladan kepada masyarakat agar melakukan hal yang terbaik untuk lingkungannya sendiri. Selain itu juga pemerintah perlu menyediakan pengolahan sampah yang memadai di lingkungan masyarakat baik itu untuk reuse maupun untuk recycle.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang hamba Allah yang fakir ilmu dan terus berjuang untuk mendapatkan kebermanfaatan hidup

CLOSE