Mari ke Golo Curu, Bukit Ziarah Bukan Bukit Cinta

Cerita Tentang Golo Curu

Manggarai merupakan salah daerah yang terdapat di NTT. Manggarai dibagi atas tiga regional, yaitu Manggarai Barat, Manggarai Timur, dan Manggarai Tengah. Manggarai memiliki banyak destinasi wisata yang cocok bagi siapa saja terutama yang ingin menikmati pemandangan dan keindahannya. Kebanyakan orang mengenal Manggarai karena adanya komodo, satwa langkah yang hanya ada di Indonesia tepatnya di Labuan Bajo, Manggarai Barat. Akan tetapi, masih terdapat beberapa destinasi wisata yang menarik di Manggarai.

Ketika kita berkesempatan pergi ke Manggarai Tengah, kita sekalian akan disuguhkan dengan panorama pepohonan yang tinggi menjulang dan gunung-gunung yang berdiri kokoh. Dan ketika kita sejenak berhenti lalu melihat ke sekitar, ada sebuah bukit yang berdiri sendiri. Golo Curu, itulah nama Bukit yang terletak di Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai Tengah—Manggarai Tengah biasa disebut Manggarai saja.

Uniknya, Golo Curu tidak jauh dari pusat kota Ruteng, yang mungkin jaraknya sekitar 1 km saja atau lebih. Jalannya memang mendaki tetapi tetap aman karena sudah ada aspal. Sangat jarang kita menemukan bukit yang berada dekat dengan kota. Golo Curu sendiri adalah bukit sekaligus tempat ziarah bagi yang beragama Katolik. Sebab di Golo Curu sendiri terdapat patung Bunda Maria yang berdiri tegap. Golo Curu tidak bisa juga dipandang hanya sebagai bukit. Dari kediamannya yang tinggi, kota kecil nan dingin Ruteng akan terlihat, walau tampaknya seperti miniatur. Bangunan-bangunan yang ada di kita Ruteng seakan hanya segenggam tangan saja dari Golo Curu.

Di tempat ini, para peziarah bisa mengunjunginya setiap hari. Akan lebih adem jika perginya di pagi hari atau sore hari. Di pagi hari, sekitar jam enam lewat, kita bisa merasakan awal hari yang paling dini serta Ruteng yang belum ramai. Sinar matahari terbit sebagai penanda hari baru dan sebagai berkat bagi kita. Sementara di sore hari tambahannya ialah akan ada sunset, penanda bahwa hari mulai malam, orang-orang sudah ada di rumahnya masing-masing.

Enaknya, Golo Curu sebagai destinasi wisata bukan saja menjadi pilihan bagi yang beragama Katolik, saudara-saudari yang berasal dari agama lainpun boleh pergi ke Golo Curu untuk sekadar menikmati miniatur Ruteng dari puncak Golo Curu sembari menjaga keamanan, kenyamanan, dan kesunyian Golo Curu. Maka, kalau teman-teman ingat Labuan Bajo dan komodonya, jangan lupa mampir ke Golo Curu, sebuah bukit ziarah bukan bukit cinta.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini