Memanfaatkan Selokan untuk Budidaya Ikan Lele di Tengah Pandemi

budidaya ikan lele


Beberapa bulan dirumahkan karena adanya pandemic Covid- 19, menyebabkan banyak pekerja yang di berhentikan atau sebagian bekerja dari rumah. Sehingga, perekonomian di Indonesia semakin menurun, dan dampak dari para pekerja yang di berhentikan harus mencari cara agar tetap bertahan di tengah pandemi.

Advertisement

Sekarang kita di tuntut untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif, untuk tetap menghasilkan pundi-pundi uang walau dirumah. Bagi yang bekerja dari rumah, masih bisa menghasilkan uang. Sedangkan yang di berhentikan, harus lebih giat lagi. Apalagi, kegiatan sekarang sangat di batasi dan apabila ada kegiatan di luar harus mengikuti protokol kesehatan yang ada, demi keselamatan masing-masing.

Untuk itulah pemerintah berharap masyarakat bakal tetap di rumah, dan melakukan aktivitas seperti biasa di rumah saja. Lantas bagaimana menghadapi perekonomian di era pandemi sekarang?

Dengan kita hidup berdampingan dengan virus ini, membuat semua aktivitas menjadi terhambat, kegiatan di luar di batasi, sehingga banyak kegiatan yang harus berjalan secara tidak biasa, namun tetap bisa di jalankan di rumah.


Advertisement

Karena sudah lama dirumah saja, penghasilan tidak ada. Tetapi kehidupan tetap berlanjut, untuk keluarga kita, dan paling tidak untuk memenuhi pangan saja sudah cukup.


Nah, dengan memanfaatkan selokan yang di rumah kita sebagai kolam ikan untuk budidaya ikan lele di tengah pandemi sekarang sangat bermanfaat baik, karena tidak banyak mengeluarkan biaya, juga adanya selokan atau biasa kita sebut got sudah sangat membantu dari segi penampungan ikan lele.

Advertisement

Kenapa Memilih Budidaya Ikan Lele?


  • pertama: Ikan lele sangat mudah berkembang biak, dan tergolong Ikan yang bisa hidup dimanasaja.


  • kedua: Ikan lele ialah pemakan segala yang biasanya disebut omnivora, baik tumbuhan maupun daging, tetapi pakan utama ikan lele tetap berupa pelet.


  • ketiga: ketika ikan lele sudah berkembang biak dan bisa di panen, bisa kita jual ke tetangga atau keluarga, jual ke pasar, kedai, maupun rumah makan jadi jangan khawatir dan ragu untuk budidaya ikan lele, rumah makan pasti akan menampung untuk pemasukan ikan lele apalagi ikan lele yang kita jual lebih murah yang dipasar.


Kalaupun selokan di depan rumah kotor, bisa di bersihkan terlebih dahulu. Menciptakan lingkungan yang bersih. Selokan juga bisa di manfaatkan untuk memelihara ikan lele, lho!


Kenapa bisa? Bukankah selokan tidak ada pembatasnya? Kalian bisa menggunakan terpal sebagai alat bantu kolam selokan, dan menjadi peluang bisnis di tengah pandemi sekarang. Membudidaya ikan lele tidak memerlukan kolam yang besar, 3 meter saja juga sudah cukup untuk menampung banyak bibit ikan lele.

Setelah memiliki kolam selokan, barulah membeli bibit ikan lele. Harga bibit ikan lele tergolong murah dari pada bibit ikan yang lainnya dengan harga Rp. 450 per-ekornya, cukup membawa uang Rp. 45.000 saja. Kalian sudah bisa membeli bibit ikan lele sebanyak 100 ekor. Ya, hitung-hitung awal modal untuk budidaya ikan, kalian bisa membeli ke peternak lele di daerah kalian karena bibitnya sangat mudah di dapatkan dan banyak juga yang menjualnya.

Ikan lele termasuk paling mudah dirawat ketimbang ikan lain. Contoh ikan nila, ikan mas, dan ikan patin. Ikan lele bisa hidup di segala jenis air, ikan lele juga sangat mudah beradaptasi sedangkan ikan nila, ikan mas, dan ikan patin harus telaten untuk merawatnya.


Dan pakan lele atau biasa disebut pelet dijual di manapun juga menjadj sangat mudah di temukannya.


Ikan lele juga cepat pertumbuhannya, tergantung dari apa yang kita berjkan. Semakin banyak, maka akan semakin cepat pula pertumbuhan dan perkembangannya, minimal enam bulan ikan lele sudah bisa di panen. Walaupun begitu, kita juga harus mempertimbangkan resiko gagal panen.

Apalagi di masa pandemi sekarang, ekonomi anjlok dan semakin banyak juga orang yang melakukan usaha kecil dari rumah. Tetapi, tetap saja ada yang harus di perhatikan sebelum membudidaya ikan lele, ialah pasti akan adanya hujan. Kita tidak bisa memprediksikan kapan akan turun hujan bukan?

Jadi, ketika turun hujan maka air yang ada di kolam juga akan naik dan mengakibatkan ikan lele mati dan biasanya ikan lele lebih kuat bertahan hidup di musim kemarau, tetapi bisa di atasi jika memiliki bak dan pipa air pembuangan yang dibuat sendiri.

Ada lagi yang harus di perhitungkan, seperti pakan ikan lele yang terkadang harganya naik turun, dan pasti ada saja tetangga yang complain perihal budidaya ikan lele di depan rumah apalagi di selokan, beri daun pepaya dan serabut kelapa agar mengurangi bau tak sedap, kendala lainnya ada di pemasaran, belum tentu pasar menerima hasil panen ikan


lele kita secara pasti mereka sudah ada pemasok ikan lele, maka dari itu upayakan kita memiliki kualitas ikan lele yang bermutu sehingga waktu memasarkan ikan lele, para pembeli ingin membelinya, ingat juga sebulan sekali ganti air bersih kolam selokan dan setelah bibit mulai berkembang biak, serta jangan lupa sortir dan bagi kolam menjadi dua agar pertumbuhan ikan lele cepat.

Terlepas dari semua kendala yang ada, bisnis budidaya ikan lele pasti ada resikonya yang tak lain ialah gagal panen. Meski demikian, bisnis budidaya ikan lele tetap menjadi peluang bisnis yang menarik untuk di jalani mengingat prospek ke depan yang sangat mumpuni.

Itulah mengapa menurut penulis budidaya ikan lele lebih cocok ketimbang ikan-ikan lainnya, memperbaiki perekonomian dan menstabilkan keuangan keluarga. Dari pada diam aja dirumah, dan gak menghasilkan apapun di kala pandemi.

Maka, gunakanlah waktu untuk coba saja budidaya iklan lele dengan memanfaatkan selokan rumah, dengan modal yang kecil tetapi menghasilkan uang juga, jangan ragu untuk memulai, disaat kita sudah serius untuk menjalaninya pasti hasilnya sesuai dengan yang kita inginkan, tetap menjaga jarak, ikuti protokol kesehatan, bantu pemerintah dengan tetap di rumah aja.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE