Rasanya Begitu Sulit Menolak Kenangan. Apalagi Ia Kerap Datang Ketika Kita Sedang Berusaha Melupakan

sulit menolak kenangan

Sudah lama sekali, jika kamu masih mampu mengingat masa itu. Dalam perjalanan hidupku masa itu adalah bagian yang tidak dapat aku pisahkan, selalu ada, selalu aku ingat dan kenang, selalu aku panggil untuk hadir, lagi dan lagi. Tentu kamu tahu alasannya, walau kamu mencoba acuh dari sapaanku.

Advertisement

Siapa yang bisa menolak kenangan? Sedang ia datang ketika kita berusaha melupakan. Bukankah menarik jika kita bisa menjadikan kenangan dan kehidupan sekarang untuk jalan berdampingan? Bagiku itu menarik, terserah bagimu.

Sederhana, sangat sederhana begitu caraku mengenangmu; tempat yang pernah kita lewati, lagu yang pernah kita nyanyikan, menu yang pernah kita pesan, buku yang pernah kita baca, puisi yang pernah kita buat saling berbalas, senyum yang pernah begitu tulus.

Semua itu muncul dengan sendirinya. Ketika mandi, makan, jalan, bekerja, sebelum tidur, bangun tidur, lapar, kenyang, malas, bosan, lihat iklan di Youtube atau ketika kehabisan kuota, kamu datang dalam kenangan. Ah kamu begitu, ya begitu mudah datang dan aku suka.

Advertisement

Setiap kedatanganmu dalam keseharianku adalah hal yang paling aku tunggu, seperti benar-benar ada lalu mengusap segala peluh dan lelah hariku. Walau akhirnya aku kadang terdiam lama, sebab kamu tidak betah lama datang. Dalam kenagan aku selalu berharap kamu tidak cepat pergi, dan sudi menemani sepanjang hariku, ya walau hanya kenangan.

Aku bisa berbicara denganmu lama, di saat luang dan waktu sempit. Bayang senyummu ketika senja mulai datang adalah yang paling aku suka, begitu pekat kenangan saat senja. Kamu tahu?

Advertisement

Kini kamu begitu berarti, dan aku sangat beruntung pernah menemukanmu, pernah mengenalmu, walau kamu tidak bisa menahan sebentar untuk aku mengenalmu, tapi sebagai kenangan aku sangat mengenalmu lebih dari kenyataan ketika kita bersama dulu.

Saat aku berkhayal akan hadirnya kamu lagi, aku merasakan bagaimana dulu kamu begitu memahami saat aku menangis, kamu sangat mengerti bagaimana memulai hari yang baik, dan kamu yang membimbing aku untuk mengucapkan selamat malam dengan penuh kebahagian.

Kini semua itu tidak pernah berhenti hadir dalam putaran kehidupanku, dan nyatanya aku tidak ingin itu berhenti. Aku selalu menarik kamu hadir dan hadir lagi. Sebab aku paham hidup terlalu singkat untuk menyesali yang telah lalu, maka aku jadikan kamu dalam kenangan sebagai bagian hidupku saat ini, mendampingi kemanapun aku pergi, seperti apa keadaan yang aku alami.

“Kekasih” begitu dulu aku memanggilmu. Jauh sebelum aku benar-benar bisa memanggilmu kekasih, setiap hari adalah bagaimana aku berusaha mengenalmu. Dan nyatanya aku tidak pernah mampu benar-benar mengenalmu, dan akhirnya kini aku hanya mampu mengenangmu dan itu tidak pernah cukup. Dan kamu tahu? Diam-diam aku rindu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Warga Wonosobo. Petani dan penikmat kopi, kadang nulis puisi.

Editor

une femme libre

CLOSE