Menjadi Penyandang Disabilitas, Bukan Halangan untuk Melakukan Perjalanan Menyenangkan

Melihat alam adalah hal yang menyenangkan. Kita dapat mensyukuri setiap nikmat lukisan Tuhan yang digoreskan pada bumi ini. Melihat alam juga menjadi hal yang sangat saya nanti-nanti jika libur kerja tiba. Senin hingga jumat, yang saya lihat hanyalah layar monitor dengan segala pekerjaan rutin perintah dari bos.

Advertisement

Traveling saya memang bukan traveling yang orang pada umumnya lakukan. Pergi ke luar kota bahkan luar negeri. Saya hanya bisa mengeksplor tempat indah di daerah saya, yaitu Yogyakarta.

Setiap weekend datang, seringnya sih hari sabtu. Saya mengajak seorang perempuan yang bisa disebut teman, sahabat bahkan dia sudah saya anggap saudara, karena rumah kita berdekatan.

Dengan menggunakan motor modifikasi (untuk penyandang disabilitas) hasil rakitan bengkel di Jawa Tengah, saya memboncengkan teman saya yang perawakaanya tidak sedikit gendut, bahakan lebih. Hehe. Namun dia adalah orang yang berjasa atas kebahagiaan saya, sehingga saya bisa traveling mengelilingi Yogyakarta tercinta.

Advertisement

Pada suatu hari kami memutuskan untuk pergi kesebuah pantai yang ada di Bantul Yogyakarta. Pantai itu namanya pantai Pandansari. Pantai itu berjarak sekitar 30-45 menit menggunakan motor. Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 05.00 wib. Dengan niat kami ingin bisa melihat sunrise di pantai tersebut. Pantai Pandansari beberapa waktu ini sedang terkenal dan sedang menjadi tujuan wisata para pelancong di Yogyakarta, karena di sana terdapat menara yang sangat tinggi dengan latar belakang samudra hindia, menara tersebut bisa menjadi tempat selfie para pencinta foto narsis.

Dalam perjalanan menuju pantai saya dan teman saya tidak henti-hentinya ngobrol. Dari hal yang penting hingga hal yang tidak penting. Setiap perjalanan kami, kemanapun itu kami pasti tidak kehabisan bahan untuk menjadi bahan obrolan.

Advertisement

Oh iya, kenapa kita memutuskan traveling di pagi hari. Selain kita ingin melihat matahari bersinar dari arahnya muncul. Kita juga traveler yang gratisan, karena di jam pagi, belum diberlakukan tiket masuk dan tiket parkir. Semuanya masih gratis. Dan saya bebes menaruh motor roda tiga saya sesuai dengan keinginan saya (maksudnya memilih tempat yang tidak terlalu jauh dari pantai, secara saya menggunakan tongkat, saya memilih lokasi yang jarak menuju pantai tidak jauh dari tempat parkir motor saya, he).

Sebagai traveler yang gratisan kita juga menganggap treveling atau jalan-jalan bukan buat ajang untuk menghabiskan uang, tapi lebih untuk menikmati indahnya ciptaan Tuhan. Menikmati sejuknya angin laut di pagi hari, mendengarkan lantunan ombak yang berdeburan seakan menjadi nyanyian bagi heningnya pagi. Traveling di pagi hari juga mendapatkan manfaat yang banyak, pantai yang belum banyak orang, bak pantai dan pulau pribadi kita. Di mana belum banyak wisata yang datang. Keuntungan yang lain jika kita wisata di pagi hari, kita bisa selfie di berbagai tempat dengan gaya yang sesuka kita tanpa takut malu dilihat orang lain (kalau punya rasa malu ya, he).

Saat kita memutuskan untuk wisata di pagi hari kita juga tidak bakalan kepanasan. Bahkan akan lebih syahdu (bahasa anak gaul sekarang) jika kita traveling di pagi hari.

Sekitar pukul 8.30 pagi, saat wisatawan mulai berdatangan, kami pulang. Bukan menghindari keramaian atau karena saya malu karena saya penyandang disabilitas. Tapi memang kebutuhan kita untuk menikmati alam sudah selesai.

Kita memang tidak jajan atau membeli makan di pinggiran pantai. Salah satu alasanya adalah memang belum ada yang jualan, alasan yang lain karena kita memiliki makanan khas setelah kita pulang dari pantai, yaitu soto. Heheh, tidak nyambung ya, ya biarlah. Soto yang menggunakan kuah panas, akan membuat tubuh semangat menghadapi kerja di weekend (jika weekend ada yang tidak libur ya).

Itulah traveling ala saya. Jika kalian ingin melihat keseruan saya traveling irit, kalian bisa tengok-tengok foto di IG saya di ndaru patma (bukan promosi ya, karena saya bukan olshop), sekedar share aja, mungkin bisa kenalan. Dan jika ada yang berminat traveling Yogyakarta ngirit naik motor roda tiga saya juga boleh, hubungi saya lewat komen di salah satu IG saya. Saya kasih pengalaman kalian traveling ngirit bersama saya dan motor roda tiga saya.

Salam traveler. My Trip is Ngirit.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

saya adalah seorang penyandang disabilitas. semoga dengan tulisan saya disini bisa memperkenalkan penyandang disabilitas kepada anda yang belum tahu. Trimakasih

3 Comments

  1. Ellimzien berkata:

    Keren mba ,,,,menikmati apapun dalam kesederhanaan,,SALUT

CLOSE