Meromantisasi Kesedihan

Cara artistik menikmati momen patah hati


Katanya, urusan cinta itu kemungkinannya cuma dua fall in love atau fail in love.


Advertisement

Kebetulan saya belum lama ini patah hati. Mungkin sudah dua kali dalam satu bulan terakhir. Ditinggalkan orang tersayang dan proposal penelitian ditolak dosen. Yang kedua nyeseknya on another level sih, tapi namanya kuliah kalau enggak mau ngulang ya harus segera reset. Harusnya ini juga bisa diaplikasikan ketika patah hati karena cinta gak sih? Kalau saya pribadi tidak bisa, lebih cenderung susah move on dan memilih untuk meromantisasi kegagalan urusan cinta saya dengan mengabadikan dalam karya sastra.

Kata demi kata yang disusun apik menjadi kalimat utuh yang indah adalah style menulis saya. Entah sudah berapa kalimat puitis yang saya tuliskan selama siklus jatuh hati dan patah hati yang berulang ini. Mulai dari terjebak situationship, pasangan virtual, hingga pengkhianatan telah saya tulis dan publikasikan dengan apik di akun sosial media saya.

Namun, mencurahkan suara hati dalam karya sastra terkadang mendapat reaksi kurang baik dari sebagian orang. Katanya, mental Gen Z terlalu lembek, hobi kok meromantisasi kesedihan . Menurut saya, ini tidak sepenuhnya salah sih, tapi bukankah di luar sana memang lebih banyak karya yang dibuat berdasarkan kisah patah hati? Lantas mengapa curahan patah hati ini seakan menjadi hal yang lebih baik dihindari? Entahlah, saya juga belum menemukan jawabannya.

Advertisement

Agenda menuliskan curahan hati atau meromantisasi kesedihan ini perlu dipertimbangkan loh. Mungkin memang tidak bisa langsung sebesar Rintik Sedu, tetapi tidak ada salahnya mempublikasikan karya kita. Apa lagi ketika bisa konsisten mengunggah konten terstruktur, sangat mungkin untuk tumbuh di media sosial secara organik. Ketika kamu semakin mendapat atensi, akan ada euforia tersendiri yang kamu rasakan. Dari sini, mungkin kamu sudah berdamai dengan perasaanmu.

Sembari menyembuhkan diri dari patah hati, kamu bisa menuangkan perasaanmu pada suatu karya. Jadikan kesedihanmu menjadi inspirasi untuk tetap produktif. Daripada sekedar mengunggah lagu galau, lebih baik mengunggah karya sendiri. Sekedar menuliskan apa yang tengah dirasakan atau mungkin yang lebih keren bisa membuat konten menarik. Perasaanmu tersalurkan, bakat seninu terasah, dan orang lain dipuaskan dengan kreativitas katamu.

Saya memang tidak tahu ada hal apa saja kedepannya, tetapi jika kamu patah hati, jangan berlarut dalam kesedihan, tuangkan perasaanmu dalam sebuah karya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE