Mungkin Saja Bukan Dia yang Terbaik Untuk Mendampingimu

Terkadang ada rasa rindu, meski hari ini aku lelah menunggu dan hari-hari telah berlalu. Ada saat untuk berhenti berharap, ada masa untuk menghapus sedih yang menyelip. Dimana diri telah menyadari bahwa waktu hanya terbuang sia-sia, untuk dia yang bahkan tak pernah peduli pada hidup kita.

Advertisement


Lalu, kenapa masih bertahan jika sebenarnya kita tak diinginkan? Untuk apa masih bertahan jika kita tak dibutuhkan?


Maka berhentilah menangisi ia yang telah pergi, berhentilah mengejar langkahnya yang telah berlalu, berhentilah menyesali apa yang sudah terjadi, karena inshaAllah cepat atau pun lambat Allah telah mempersiapkan kekasih sejati untuk mendampingi cerita kita.

Maka, berhentilah tangisi ia yang terjatuh dalam lautan ceritanya, karena hidup penuh kejutan, penuh dengan cerita mendebarkan. Yang terbaik adalah percaya dan berlindung hanya padanya. Bukan pada manusia, karena akan ada kecewa jika terlalu percaya pada makhluknya.

Advertisement


Akankah sama rasanya cinta saat bahagia lalu kamu tinggalkan? kalau boleh jujur berusaha berhenti mencintai butuh pengorbanan (jelas tidak semudah jatuh cinta).


Tidak menolak tadir Tuhan, jika waktu saat nanti akan denganmu di pelaminan, tapi biarkan luka ini sembuh, biarkan cerita kita berlalu seperti musim yang silih berganti. Dan untuk rasa sakitku jangan hiraukan, cukup seperti biasanya, abaikan saja.

Advertisement

Semoga esok tidak kamu lagi yang diingat di setiap pagiku menjelang aktifitas, semoga puing-puing perasaan ini bisa aku rapikan untuk aku buang bersama kenangan. Terimakasih pula telah membuat hati ini hancur bersama kenagan. Terimakasih atas harapan dan janji yang engkau ucapkan lalu ingkari dengan ulahmu sendiri.

Beberapa hari ini aku bermimpi tentangmu, aku memenuhi rasa perasaanku akan isi dalam mimpiku. Hingga aku terbangun bertanya-tanya serta kebingungan akan maksud mimpi yang menyeretmu tuk jadi pemeran utamanya, namun aku tak pernah percaya sebuah tahayul isi dalam mimpiku ini. Mungkin saja diriku terlalu memikirkanmu akhir-akhir ini, mungkin aku hanya merindukan kehadiranmu tuk mengisi hari-hariku dengan ceritamu yang kadang membuatku tersenyum atau bahkan sebaliknya.

Tapi, aku langsung sadar itu hanyalah mimpi, dan aku harus sadar cerita itu tidak akan terulang lagi. Aku berusaha menenangkan diriku karena aku tak ingin kepergianmu menajdi sebuah penyesalan untukku. Karena awalnya aku yang melangkah tuk menjauh dengan rasa ikhlas kerena takut akan hatiku yang masih terombang-ambing oleh rasa sakit yang kau berikan.

Mungkin hari ini aku masih bisa berkata " aku menyukaimu" namun keesokannya? mungkin kata – kata kebencianku akan terlontarkan. dengan semua sikap yang selama ini kau berikan. Tidak mudah memang melupakan segalanya. tapi jika kamu saja bisa melakukannya, maka aku juga harus bisa. Bukannya kamu yang mengajari aku?

Aku akan berusaha berlapang dada dalam menerima setiap kemungkinan yang ada, bila memang harapan yang aku angan pada akhirnya tidak sesuai dengan kenyataan. Aku hanya berusaha taat pada apa yang Allah perintahkan. Bahwa hadirnya perasaan cinta sebelum pernikahan sungguh merupakan suatu ujian yang amat memberatkan.


Satu hal yang aku yakini, bahwa cinta adalah fitrah setiap manusia, yang mana fitrah itu bisa berakhir dengan mulia atau malah berakhir hina, tergantung bagaimana aku akan memperlakukannya. Dan aku memilih untuk memuliakannya. Dengan cara menjauhi dan menghindarimu sementara. Menunggu apa yang telah digariskan oleh-Nya dengan berusaha taat menaati perintah dan larangan-Nya.


Terima kasih, sudah menghancurkan cinta tanpa perasaan. Terima kasih dengan kejadian semua ini masih ada hikmah yang aku petik, yaitu aku masih memiliki waktu untuk memperbaiki diri dengan menjadi lebih dekat dengan sang Pencipta. Sekali lagi ini membuat bukti bahwa kita hanya bisa berharap kepada- Nya bukan kepada manusia yang bisa saja membuat kita kecewa.

Semoga saja ini tidak lama aku alami, semoga saja tahun yang akan datang aku sudah mendapatkan pasangan yang mungkin saja memang dia lah tulang rusukku.


Bersama jalan ini aku sampaikan padamu. Aku ikhlaskan semua yang telah terjadi, aku ikhlaskan kau dengan nya, aku ikhlaskan kau bepikir apa tentang ku, serta aku ihlaskan orang lain menilai aku.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bagaimana hati berbicara, jika mulut tak bisa menjelaskan

CLOSE