Pak, Bu, Maafkan Anakmu yang Jarang di Rumah dan Sibuk Mengejar Ambisi Diri

Kesibukan buat jauh dari orang tua

Dering alarm ponsel membangunkanmu setiap pagi. Secangkir kopi panas dan roti selalu jadi santapan pagi sebelum kembali memulai aktifitas harian. Kegiatan yang sama dilakukan terus menerus menjadi kesibukan yang tidak akan pernah ada habisnya. Hingga berkumpul bersama keluarga menjadi permata yang sangat cantik untuk di saksikan.

Secara alami manusia berkembang dengan proses tumbuh dari kanak-kanak menjadi dewasa, dari tk naik ke sd lanjut momen pemindahan tali toga hingga memutihnya rambut seseorang. Banyak yang mengatakan bahwa momen kehidupan yang sebenarnya adalah setelah lulus kuliah, karena pada fase ini kamu akan dimulai untuk hidup mandiri.

Beruntung untuk kamu yang sudah hidup mandiri semasa kuliah. Beberapa memutuskan untuk langsung mencari pekerjaan, ada yang memutuskan untuk melanjutkan studi S2 nya namun ada juga yang memilih untuk rehat sejenak untuk menikmati waktu kosong dengan berkelana. Semua adalah pilihan, semua adalah keputusanmu sendiri. 

Waktu terus berjalan, kamu terus menerus mengumpulkan pundi-pundi untuk menutupi kebutuhan hidupmu sendiri. Mulai dari biaya jajan harian, biaya gaya hidup hingga menabung untuk bisa travelling ke tujuan impianmu. Berharap apa yang kamu sibukkan hari ini akan ditukar dengan kekayaan yang bisa kamu nikmati kelak.

Hari berganti tanpa kamu sadari hidupmu kini sudah bukan lagi tentang nongkrong bersama kawan di sela-sela pergantian kelas kuliah. Tapi hidupmu kini menjadi mesin pendulang uang untuk perusahaan yang menuntutmu untuk bekerja dengan keras.

Pulang malam menjadi ciri bahwa kamu sudah sibuk dengan pekerjaan. Bukan lagi pulang malam karena berkumpul ria bersama teman di kantin kampus, tapi memang pekerjaan yang menuntut kamu untuk pulang larut malam. Makan malam di rumah menjadi kegiatan yang sangat jarang dilakukan, abang nasi goreng depan kantor akan menjadi lebih sering kamu temui dibanding manisnya ayam kecap buatan ibu.

Waktu bersama keluarga akan jauh berkurang saat kamu sedang menata kehidupan untuk masa depanmu, cerita-cerita kejadian dikampus bukanlah lagi cerita yang ayah ibu mu dengar, mereka akan dengan ikhlas memberi masukan bagaimana kamu menghadapi masalah kehidupanmu lebih nyata. Kamu mulai bercerita tentang galaknya bos dikantor, bagaimana menghadapi tantangan dan tekanan di kantor dan apa yang harus dilakukan untuk menjadi pekerja yang disegani.  

Teman kantor akan menjadi sahabat terdekatmu, dengan intensitas bertemu setiap hari akan membangun chemistry antar sesama. Teman saat makan siang, teman yang akan menghabiskan waktunya bersama kamu di kafe selepas lelah bekerja seminggu. Memiliki kesamaan dalam tantangan dan tekanan yang dihadapi akan melancarkan komunikasi antar teman sejawat.

Akhir pekan biasa kamu habiskan untuk beristirahat di rumah seraya berkumpul bersama keluarga menjadi hal yang langka. Alih-alih bisa berkumpul dengan keluarga di rumah nyatanya sahabat kamu mengajak menghabiskan akhir pekan untuk hangout ke mall atau sekedar berbincang-bincang di coffee shop favorit. Sulit untuk menolak ajakan tersebut, kamu gagal menghabiskan akhir pekan dengan istirahat sudah pasti, tapi berkumpul dengan sahabat dapat membangun relasi.

Jangan salahkan waktu yang kamu anggap terlalu cepat terlewati. Kesibukan menutupi waktumu membuatnya seakan semuanya berjalan dengan sangat cepat. Padahal kamu saja yang tidak menikmati berjalannya waktu detik demi detik. Nikmati waktu yang berjalan, saat sedang sibuk bekerja sesekali lihatlah jam berikan dirimu sedikit waktu untuk melemaskan otot-otot yang menegang.


Maafkan bila waktu dirumah hanya sedikit

Maafkan bila waktu untuk berkumpul sangat pendek

Maafkan bila sahabat seakan lebih penting dari keluarga

Maafkan bila diri ini kembali lebih larut

Maafkan bila rumah hanya terasa seperti hotel

Maafkan bila tidak pernah mencicipi masakan rumah


Kamu tidak bermaksud untuk tidak mau berdiam diri lebih lama di rumah, namun memang keadaan yang menuntutmu untuk tidak berada di rumah dalam waktu yang lama. Semua ini merupakan sebuah proses dalam pendewasaan diri untuk memantapkan diri ini dalam menghadapi kehidupan lebih baik ke depan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Local traveller

Editor

Not that millennial in digital era.