Paradoks Salomo: Paling Hebat Kalau Ngasih Saran ke Orang Lain, Tapi Nggak ke Diri Sendiri

Apa sih, paradoks salomo itu?

Kamu pasti mendadak berubah menjadi motivator kelas kakap saat orang lain atau orang terdekatmu terkena masalah. Berbagai saran dan masukan dari a-z bisa kamu sampaikan ke mereka dengan mudah, kamu gampang banget untuk nyuruh orang melakukan ini dan itu.

Advertisement

Tapi.. saat kamu yang terkena masalah, kamu malah nggak tahu harus apa, kamu pun mendadak nggak bisa memotivasi diri kamu. Saran kamu manjur banget buat orang lain tapi nggak buat kamu sendiri. Nah, fenomena ini disebut Parodox Salomo.

Apa sih Paradox Salomo itu?

Paradox Salomo adalah kecenderungan individu untuk bisa berpikir lebih bijaksana ketika melihat masalah yang orang lain hadapi daripada masalah sendiri. Arti bijaksana disini adalah seorang individu dapat mempertimbangkan berbagai aspek, mengakui keterbatasan pengetahuan, dan melihat kemungkinan perubahan. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Igor Grossman, seorang ilmuwan psikologi University of Waterloo.

Advertisement

Menurut Grossman, kebijaksanaan seseorang terhadap diri sendiri dengan orang lain itu asimetris. Maksudnya, ada kecendrungan bagi individu untuk menjadi lebih bijak untuk merespon masalah yang dialami orang lain daripada diri sendiri karena ada jarak.

Di situlah, sadar atau tidak, saat kamu melihat masalah orang lain, kamu membuat jarak dengan masalah itu sendiri yang disebut dengan self-distancing. Saat kamu self-distancing, kamu akan memisahkan diri dengan situasi tersebut sehingga kamu dapat berpikir dengan jernih dan rasional.

Advertisement

Tapiiiii, saat kamu yang dihadapi masalah, kamu cenderung melakukan self-immersed. Artinya kamu hanya fokus ke diri sendiri dan larut pada peristiwa yang kamu alami sehingga kamu tenggelam pada pikiran-pikiran negatif. Kamu pun menjadi sulit untuk mengatasi masalah tersebut.

Nah makanya, kamu sering merasa “kok gue jago banget ya ngasih saran ke orang-orang, tapi ke diri sendiri nggak bisa.” Ya karena saat kamu menanggapi masalah tersebut kamu memberi jarak, beda saat kamu yang mengalami masalah tersebut, kamu nggak langsung memberi jarak antara kamu dan masalah itu.

Well, karena itu saat kamu dihadapi sebuah masalah, ada baiknya kamu mencoba membayangkan untuk berada di posisi orang lain dan memberi jarak agar kamu dapat menganalisa dan mendapat jalan keluar.

Juga, saat memberi saran untuk orang lain harus lebih berhati-hati. Kamu juga bisa coba untuk memposisikan diri menjadi mereka. Dengan begitu, kita dapat memberi tanggapan berdasarkan pertimbangan berbagai faktor.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE