Pengalaman Pergi ke Inggris yang Bikin Kamu Susah Move On Pastinya!

Dua tahun lalu, tepat pada pertengahan April 2016, saya menjadi salah satu pemenang kuis dari sebuah perusahaan rokok ternama di Indonesia. Pemenang tersebut berhak mendapat tiket menonton pertandingan antara Manchester City melawan Manchester United serta tiket PP Indonesia-Inggris. Hal ini membuat sata terkejut karena saya tidak pernah berpikir untuk menuju ke negara tersebut. Hal itu pun terealisasi dan saya pun rela naik kereta dari Surakarta menuju Jakarta.

Advertisement

Saat itu juga, saya masih berkuliah di Universitas negeri ternama yang ada di Surakarta. Lalu, saya pun kembali ke kampung halaman saya yaitu di Jakarta Barat dan dua hari kemudian saya berangkat menuju Inggris bersama pemenang lainnya. Akhirnya, Saya berangkat dari bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan menggunakan pesawat Fly Emirates pada pukul 15.30 WIB.


Perjalanan ke Inggris sendiri memakan waktu sekitar 20 jam karena pesawat tersebut harus transit juga di Dubai Airport tepatnya di negara Uni Emirat Arab.


Akhirnya, sekitar pukul GMT 11.30, saya pun menginjakkan kaki di Manchester Airport, Pengawasan ketat terjadi di bandara ini karena tidak hanya tas, visa, paspor dan diri kita yang diperiksa, namun juga barang-barang lain seperti jam tangan, dompet, dan handphone. Setelah keluar dari bandara tersebut, saya pun menginjakkan kaki sekaligus menunggu bus rombongan kami di tanah Manchester.

Advertisement

Di Manchester sendiri, suhu disana mencapai 10 derajat Celsius. Padahal, musim disana saat itu adalah musim Panas. Saya pun sampai kedinginan dan bahkan bibir saya sampai pecah-pecah. Akhirnya, bus kami datang dan kami jalan-jalan mengitar kota Manchester saat itu. Di kota ini, banyak sekali pabrik-pabrik yang dibangun pada zaman Revolusi Industri dulu. Lalu, saya bersama rombongan terlebih dahulu singgah di kota Salford. Salford sendiri merupakan kota bagian di Manchester atau kita sebut juga dengan kecamatan.

Di daerah ini, terdapat sungai yang sangat dalam dan bersih sehingga orang-orang yang melintas menjadi nyaman dan sejuk. Selain itu, terdapat gedung yang bernama Manchester Town Hall. Gedung ini merupakan gedung bersejarah karena gedung ini menjadi tempat pertemuan rakyat-rakyat Gothik pada zaman Eropa Kuno. Terakhir, tempat yang wajib dikunjungi di kota ini adalah dua stadion sepakbola yaitu Old Trafford dan Etihad Stadium.

Advertisement

Old Trafford menjadi stadion yang bersejarah dan sangat megah karena memiliki fasilitas yang bagus dan membuat nyaman para penonton disana, begitu juga dengan Etihad Stadium. Setelah selesai mengelilingi Manchester, saya pun mencicipi makanan disana. Kebetulan, makanan pokok disana adalah kentang bukan nasi sehingga kami tidak terlalu kenyang pada saat makan.

Setelah selesai mencicipi makanan disana, kami pun menuju kota pelabuhan yaitu Liverpool. Kebetulan jarak Liverpool dengan Manchester sangat dekat sekali. Mungkin kalau di Indonesia, jarak ini bagaikan jarak antara Jakarta Barat dengan Kota Tangerang. Di kota ini, kami berkunjung ke Museum The Beatles. Di Museum ini sendiri, banyak sekali peninggalan-peninggalan bersejarah yang sempat dimiliki The Beatles baik itu kostum The Beatles saat konser, alat-alat musik yang dipakai saat konser, hingga replika studio tempat The Beatles rekaman.

Setelah selesai dari sana, saya bersama pemenang yang lain menuju ke Albert Dock. Albert Dock sendiri adalah dermaga yang sangat bersejarah yang dimiliki oleh Liverpool karena bangunan ini benar-benar dari besi cor dan batu bata tanpa ada dari bahan materi kayu. Selain menjadi dermaga, Albert Dock juga dipakai sebagai atau industri bahan-bahan bangunan saat zaman Revolusi Industri. Setelah mampir dari Albert Dock, kami pun mampir ke Stadion kebanggaan kota Liverpool yaitu Anfield. Memang, stadion tertua di kota ini sebenarnya bukan Anfield tetapi Goodison Park, stadion milik klub rival Liverpool, Everton.


Namun, Anfield memiliki kenangan tersendiri karena membuat Liverpool menjadi tim yang disegani di Inggris bahkan di Eropa dan Dunia sekalipun.


Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Setelah selesai berkeliling Liverpool, kamipun kembali ke hotel yang ada di Manchester untuk menonton pertandingan Derby Manchester keesokan harinya. Hari esok pun tiba, kami pun bersiap-siap dan segela bergegas ke Etihad Stadium. Kami pun memakai baju dan kaos merah karena pihak perusahaan ingin kami memberikan testimoni nanti dan memakai baju perusahaan tersebut. Hal ini membuat saya takut karena ini pertandingan yang memiliki tensi yang sangat tinggi dan sekaligus bermain di kandang Manchester City yang memiliki warna kebangsaan yaitu Biru Muda.

Sedangkan, rivalnya Manchester United memiliki warna kebangsaan merah. Hal ini yang membuat saya agak takut kalau terjadi tindakan anarkis. Akhirnya, kami sampai di Etihad Stadium, beberapa suporter tuan rumah melihat ke arah kami dan kebetulan sekali kamipun duduk di kursi tempat suporter Manchester City. Namun, bukannya ketakutan tetapi malah kebahagiaan yang kami dapat. Suporter di sana memang sangat beda sekali dengan suporter di beberapa klub Indonesia yang memiliki gengsi tinggi dan berpotensi memancing keributan. Malahan, disana kami disambut baik oleh suporter tuan rumah.

Akhirnya, kami pun menonton pertandingan dengan nyaman dan pertandingan tersebut akhirnya dimenangkan oleh MU dengan skor 1-0. Setelah kami selesai menonton, kami menuju hotel yang berada di Liverpool untuk beristirahat untuk menjaga kebugaran besok saat menuju London.

Keesokan harinya, kamipun berangkat ke London dengan menggunakan bus. Perjalanan kami pun sekitar 3 jam karena jaraknya yang agak jauh. Pada pukul GMT 13.00, kamipun sampai di kota London. Destinasi pertama yang kami kunjungi adalah Maddame Tussauds. Museum ini adalah museum yang berisi patung lilin yang menyerupai tokoh-tokoh terkenal seperti Barrack Obama, David Beckham, hingga The Beatles. Setelah kami menuju Maddame Tussauds, kami meunju ke London Bridge. London Bridge sendiri adalah jembatan yang dibangun untuk menyebrang Sungai Thames saat itu.

Setelah itu, kami menuju Big Ben. Big Ben sendiri menjadi ikon tersendiri bagi kota London dengan memiliki jam terbesar di dunia. Setelah ke Big Ben, kami menuju Buckingham Palace, yang menjadi tempat pemerintahan Ratu Inggris. Buckingham Palace sendiri dijaga oleh banyak tentara Inggris saat itu. Setelah dari Buckingham Palace, kamipun bergegas menuju dua stadion di London yaitu Stamford Bridge dan Emirates Stadium milik klub kebanggaan London yaitu Chelsea dan Arsenal. Stadion ini memiliki kapasitas yang besar serta fasilitas yang memadai untuk menonton pertandinga.

Akhirnya, kami pun kembali ke hotel di London untuk kembali pulang ke Indonesia pada esok harinya. Keesokan pun tiba dan kami bergegas menuju Heathrow Airport. Tapi sebelum itu, kami pun membeli oleh-oleh dari sana. Akhirnya, kami pun meninggalkan negara Inggris dan kembali ke Indonesia. Sungguh, ini pengalaman yang tidak akan dilupakan.

#AyoKeUK #WTGB #OMGB

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hanya seorang Mahasiswa yang hobinya menulis dan berimajinasi

CLOSE