Penyakit Kulit yang Harus Dikenali Sejak Dini Sebelum Semakin Parah

Penyakit ini dapat menyerang siapapun dan memiliki potensi tinggi terhadap orang - orang yang memiliki daya tahan tubuh yang rendah.


Penyakit kusta atau lepra atau Morbus Hansen masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia dan masih menjadi penyakit yang ditakuti oleh masyarakat karena dapat menyebabkan kelumpuhan, kecacatan fisik, gangguan sosial hingga diskriminasi. Dengan mengetahui penyebab, cara penyebaran, tanda penyakit serta pengobatannya, sebaiknya tidak perlu timbul ketakutan yang berlebihan terhadap penyakit ini maupun kepada keberadaan penderita kusta.


Advertisement

Penyakit kusta merupakan penyakit infeksi menular menahun yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini memerlukan waktu sekitar 2 – 10 tahun untuk berkembang di dalam tubuh manusia, sehingga gejala yang muncul amat sangat lambat. Penyakit kusta bukan penyakit keturunan. Penyakit ini dapat menyerang siapapun dan memiliki potensi tinggi terhadap orang – orang yang memiliki daya tahan tubuh yang rendah. Penyakit ini dapat menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya. Cara penularannya dapat melalui kontak langsung yang lama dan berulang – ulang terhadap penderita. Selain itu, kusta juga dapat menular melalui udara atau percikan saluran pernafasan.

Tanda awal penyakit kusta yang paling mudah dikenali yaitu terdapat bercak pada kulit. Bercak dapat berwarna putih seperti panu, berwarna cokelat, atau berwarna kemerahan. Bercak dapat timbul di mana saja. Bercak pada kulit makin lama semakin bertambah dan melebar. Bercak tidak menimbulkan gatal maupun nyeri, namun seiring berjalannya waktu area yang terdapat bercak akan terasa baal atau mati rasa, karena area tersebut mengalami kerusakan saraf. Pada umumnya penderita biasanya tidak merasa terganggu, bahkan cenderung mengabaikan jika menemukan gejala seperti ini, sehingga penyakit kusta terlambat untuk ditangani.

Selain terdapat bercak, secara umum tanda penyakit kusta pada tahap selanjutnya adalah adanya bintil – bintil kemerahan yang tersebar pada kulit, timbul benjolan – benjolan pada anggota badan atau wajah, terdapat beberapa bagian tubuh yang tidak berkeringat, kulit menjadi tipis dan mengkilat, adanya kerontokan pada alis dan bulu mata, terjadi penebalan atau pembesaran beberapa saraf, timbul rasa kesemutan pada anggota badan atau wajah, terjadi kelemahan otot hingga kelumpuhan, dan pada kasus yang parah penderita dapat kehilangan jari jemari.

Advertisement

Penyakit kusta dapat disembuhkan asalkan penderita melakukan pengobatan yang teratur dan tuntas. Pengobatan dilakukan dengan pemberian obat kombinasi berupa beberapa antibiotik atau MDT ( multi drug treatment ). Dokter akan menentukan jumlah, jenis, dan dosis obat yang sesuai dengan jenis kusta yang dialami, sebab jenis kusta mempengaruhi lama pengobatan. Umumnya pengobatan diberikan dalam waktu 6 bulan sampai 1 hingga 2 tahun. Penderita juga diberikan kemudahan untuk mendapatkan obat MDT, karena obat ini tersedia di puskesmas maupun di RS Pemerintah tertentu, dan diberikan secara cuma – cuma. Penderita harus memiliki komitmen dan kedisiplinan yang baik untuk minum obat, karena jika penderita tidak disiplin, maka bakteri penyebab penyakit kusta ini akan menjadi lebih kuat berkembang biak di dalam tubuh, sehingga gejala kusta yang ada akan semakin parah hingga menimbulkan kebutaan. Selain dengan pengobatan, terkadang beberapa dokter juga akan memikirkan untuk melakukan berbagai tindakan pembedahan sebagai pengobatan lanjutan untuk mengembalikan kembali beberapa fungsi saraf yang terganggu atau memperbaiki bentuk tubuh yang mengalami kecacatan, meskipun hasilnya tidak sempurna. Para penderita kusta juga biasanya dibekali pendidikan mengenai keterampilan, sehingga penderita dapat tetap mandiri dengan memiliki lapangan pekerjaan yang sesuai dengan cacat tubuhnya.

Diagnosis dini dan pengobatan kepada penderita kusta menjadi salah satu cara untuk memutuskan rantai penularan, karena hingga saat ini belum ada vaksinasi untuk mencegah penyakit kusta. Penyebarluasan informasi melalui penyuluhan mengenai penyakit kusta secara menyeluruh juga memiliki peran penting, sehingga penderita kusta dapat menjalani hidup dengan baik, memiliki rasa percaya diri, dan dapat hidup produktif tanpa stigma.Tidak jarang stigma yang ada sering menimbulkan masalah sosial dan emosional bagi penderita. Menjaga kesehatan, lingkungan serta meningkatkan daya tahan tubuh juga merupakan pencegahan yang dapat kita lakukan agar terhindar dari penyakit kusta melalui konsumsi makanan bergizi, dan minum suplemen vitamin setiap hari. Untuk itu, apabila kita mengalami atau menemukan kerabat dengan tanda menyerupai penyakit kusta, segera periksa ke dokter.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE