Physical Distancing dengan Kekasih? Sebelum Pandemi Aku Sudah Terbiasa

#JagaJarakSejenak titip salam untuk rindu

Memasuki hari ke-23 masa isolasi mandiri. Masih dengan celana kolor, baju tanpa lengan dan segala aktivitas yang harus dikerjakan dari rumah. Tanpa bisa nongkrong di café langganan, datang ke pameran seni, hangout di mall, nonton konser musik, berenang di kolam renang umum, juga menonton film di bioskop, tentu saja “tanpa kekasih”. Disaat beberapa teman mulai curhat tentang bagaimana rasa kesepiannya tanpa bertemu dengan pasangan, atau rindu yang memuncak setelah hari demi hari tak kunjung bertemu kekasih sebab Physical Distancing, rasanya saya mau ngelus dada sambil bilang, “Apa kabar gue yang ketemu sama Denny cuma enam bulan sekali.” Rasanya kebijakan Physical Distancing bukan lagi sebuah hal baru yang perlu kami jalani, sebab kami sudah sering melewatinya sebagai sebuah rutinitas. Rindu? Tentu saja.

Advertisement

Kemajuan teknologi sebenarnya sangat membantu meminimalisir kerinduan-kerinduan yang makin lama makin menumpuk di antara kami berdua, aku dan Denny. Tapi jujur aja, nyatanya pertemuan virtual tidak akan bisa menggantikan kesan pertemuan secara langsung, walaupun setiap hari Denny hampir tidak pernah absen meluangkan waktu untuk sedikit atau banyak menelpon aku menjelang malam. Melihat matanya yang kadang nyebelin itu, ngejitak kepalanya, mencetin jerawatnya, megang kumisnya, ngebacotin dia, debat sampai berbusa-busa berdua, pakai masker berdua, ngopi di tempat favoritku dengannya, ngelus-elus wajahnya, nyatanya hal-hal yang kami lakukan saat bertemu dan membuat rindu itu tidak bisa tergantikan dengan sebuah pertemuan virtual. Tapi, apalah daya, jarak dan kesibukan, juga manajemen keuangan rupanya memaksa kita untuk lebih bersabar dan dewasa memahami sebuah keadaan.            


Konflik, bukan sesuatu yang tidak mungkin terjadi.


Jarak rupanya membuat konflik semakin kompleks, ditambah lagi emosi- emosi yang tak terkendali, rasa kekanak- kanakan yang terkadang tiba-tiba muncul, keinginan untuk selalu diperhatikan dalam masa yang berat bagi aku mungkin juga Denny, juga hal-hal lainnya yang terkadang membuat tidak terkendali, egoisme muncul, dan menginginkan mengakhiri. Setelah dipikir-pikir, ternyata rindu dan ketidakmampuan untuk bertemu saat itu juga memang bisa memicu segala gejala yang terkadang berat dan menyebalkan. Dalam hal ini mungkin aku bisa bilang, Denny lebih bijak dan dewasa dalam mengambil sikap. Jika dibayangkan dia sebagai seorang yang tergabung dalam massa aksi, mungkin Denny termasuk manusia yang tidak mudah terprovokasi. Walaupun disatu sisi dia terkdang menjadi manusia datar yang menyebalkan dan membuat aku emosi.            

Advertisement


Untuk kamu yang sedang menjalani Physical Distancing, dan cukup berjarak dengan kekasih, aku hanya ingin bilang, everything will be alright, hal itu juga tentu saja selama kalian masih sama- sama memegang komitmen hubungan kalian.


Mulailah saling support dalam keadaan yang sulit seperti sekarang ini, saling menguatkan, dan sharing hal- hal yang bisa dibagi bersama pasangan. Membicarakan hal- hal manis dan rencana- rencana setelah pandemi covid- 19 berakhir juga sangat membantu kita untuk berfikir positif, optimis, dan tentu saja lebih menyehatkan dibanding membaca berita- berita yang semakin bar- bar terkait covid-19 di media. Membaca berita tentu saja penting, tapi ingat, kamu perlu filter sendiri untuk memilah dan memilih berita mana yang akan kamu konsumsi demi kesehatan jiwa dan melawan kepanikan yang berlebihan.            

Advertisement

Rindu itu memang berat dan terkadang menyebalkan, apalagi jarak. Tapi, saat ini, hal tersebut kalian lakukan demi kebaikan bersama dan tentu saja diri kalian sendiri. Banyak hal positif yang bisa kalian lakukan sendiri, maupun berdua dengan tetap #dirumahaja dan menjaga jarak dengan pasangan. Membuat puisi untuk kekasih, karaokean virtual berdua, atau bikin podcast berdua. Tapi sayangnya, untuk dua pertama yang aku sebutin rasanya Denny nggak akan mau merealisasikan, barangkali akan lain cerita jika kekasih kalian.

Tetap jaga jarak untuk sementara waktu, jaga kesehatan, jaga kewarasan, juga jaga hatimu. Kita berdoa semoga pandemi Covid-19 segera berakhir. Bumi membaik, dan kalian bisa melepas rindu bersama kekasih lagi. Nonton ke bioskop, naik gunung, camping, ngopi berdua di café langganan, atau makan kepiting sambil menikamati senja di pinggir pantai. Kalau aku tentu saja, ingin segera menjitak kepala Denny yang sudah sekian purnama menyebalkan itu, kemudian bilang I miss you kampret! Untukmu yang merasa rindu itu berat tiga minggu lalu setelah pemerintah menerapkan aturan Physical Distancing, selalu ingat aku, ingat tulisan ini betapa Physical Distancing yang aku lalui sudah melewati tiga minggu bahkan berpurnama-purnama yang lalu, di saat kalian masih bisa pegangan tangan dan minum kopi bersama kekasihmu itu.

 

Wulan Agustina Pamungkas/ Instagram: @wulanagustinapamungkas                       

                                                                                         

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Jurnalis, Freelance, Owner Etnosentris yang suka ngopi dan memandangi pria-pria gondrong

CLOSE