Puisi 1:
Yang Belum Hadir
Teruntukmu, seseorang di masa depan
Ingin sekali rasanya berbagi cerita
Tentang aku yang membuka mata sebelum matahari
Mengambilkan ibu sebutir obat untuk sakitnya
Tentang aku yang bercengkrama dengan hujan dihingar-bingar pasar
Semenggemaskan itu berpacu dengan waktu
Tentang bagaimana bibir ini menyungging senyum
Di setiap pasang mata yang lewat tadi pagi
Namun tidak berlanjut ketika matahari
Menyapaku tepat diatas kepalaku
Teruntukmu yang belum hadir
Seseorang yang akanku bagikan
Sepenggal kisah tentang sepasang kaki yang mencoba terus berjalan
Tentang sepeninggal cerita lama yang menitipkan luka dan kecewa
Yang akhirnya membawamu lama kepadaku
Teruntukmu, yang belum hadir saat ini
Anganku masih mencoba melukis tentangmu
Sampai waktu berkata kepadaku
Ini dia, untukmu.
Puisi 2:
Satu Hari yang Nyata
Kusibak selimut yang menutup dinginku
Mencoba merasakan sentuhan pasir di pantai
Kini ku berdiri di atas tumpukan batu
Menengadah menghadap langit yang masih kelabu
Ku tunggu sang surya hadir
Untuk memeluk rindu yang pilu
Untuk menghangatkan dingin jiwa
Aku mengadu pada riak ombak
Yang masih setia menghempas dirinya di antara bebatuan yang kupijak
Angin masih merayu, membelai rambutku
Aku ingin sudahi sampai di sini
Cerita lama yang masih kembali bersama hujan
Jadi, ketika sang surya tiba…
Aku bisa tersenyum lega
Menyambut seseorang yang nyata
Yang akan menjadi selamanya.
By: Widhya
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”