Review Film Barbie (2023) : Menceritakan Mengenai Patriarki dan Feminisme yang Tidak Cocok untuk Ditonton Anak Dibawah 13 Tahun

Jadi pengen nonton dua kali deh!

Minggu ini, bioskop dipenuhi dengan orang-orang yang pakaiannya bernuansa pink. Awalnya aku nggak terlalu excited karena aku mengira film ini pasti lebih cocok ditonton oleh kalangan anak-anak. Namun ternyata aku salah besar. Kemarin tiba-tiba ada salah satu rekan kerja aku ngajakin kita yang dikantor buat nobar film Barbie. Awalnya aku gak tertarik, karena melihat durasi filmnya yang hampir 2 jam pasti akan terasa boring. Tapi realitanya diluar nalar, ketika aku mengiyakan ajakan teman kerjaku buat ikut nobar Film Barbie.  Filmnya nggak seboring itu, dari awal sampai akhir mataku terus dibuat berbinar-binar karena visualnya sangat bagus. Kita akan melihat Barbie Land yang sangat indah yang dipenuhi dengan warna pink. Justru, film ini aku saranin jangan ditonton oleh anak-anak karena filmnya menceritakan tentang patriarki dan feminisme yang dimana topiknya sangat berat dan pastinya akan membuat anak-anak bingung. Sepanjang film ada tawa dan tangis yang aku rasakan. Tawanya karena melihat tingkah lucu Ken yang jatuh cinta kepada Barbie namun cintanya tak berbalas karena pada akhirnya Barbie memilih untuk menjadi manusia biasa dan hidup di dunia nyata. Sedangkan tangis yang aku rasakan karena saat Barbie masuk ke dunia nyata dia dia dibenci oleh kalangan perempuan. Perempuan yang ada di dunia nyata tidak menyukai Barbie karena masa lalu mereka tidak mendapat kesempatan untuk memainkan barbie. Barbie merasa sedih, karena kedatangannya tidak diterima dengan baik lalu ia hampir saja diculik karena dianggap mengganggu ketenangan hidup manusia pada umumnya.

Advertisement

Sampai akhirnya, Barbie Land juga diambil alih oleh Ken yang dulunya sangat mencintai Barbie. Dia berubah menjadi laki-laki kejam, tidak berperasaan dan menyakiti hati Barbie dan teman-teman Barbie lainnya. Ken mengubah Barbie Land menjadi Kerajaan Ken. Hal ini disebut dengan patriarki, dimana laki-laki dominan ingin berkuasa dan menganggap mereka lebih cocok menjadi pemimpin dibandingkan perempuan. Ken terus menindas Barbie membuatnya menyerah dan pergi dari Barbie Land yang telah dia ubah menjadi kerajaannya. Awalnya Barbie menyerah namun pada akhirnya ia berjuang karena mendapat support dari teman Barbie lainnya dan ada dua manusia yang baik hati ikut membantunya untuk merebut kembali Barbie Land. Dua manusia tersebut adalah ibu dan anak yang selama di dunia nyata hubungan mereka tidak akur dimana anaknya tidak pernah memahami ibu nya dan sebaliknya. Dan setelah misi mereka berhasil, hubungan ibu dan anak ini sangat berubah, mereka begitu akur dan saling menyayangi satu sama lain. Melihat hal itu, Barbie sangat senang dan merasa bahwa dirinya sangat bermanfaat meskipun pikirannya saat itu tiba-tiba mengarah kepada kematian. Barbie terus memikirkan bagaimana kehidupan Barbie di masa depan jika ia mati.

Di satu sisi, ketakutan Barbie membuat kita berpikir bahwa kehidupan memang pada akhirnya akan berakhir seperti itu. Kita hanya perlu menjalani dan menikmatinya sebagaimana kita menginginkan kehidupan seperti apa. Selain itu, film Barbie dipenuhi dengan humor receh diantara Ken dan Barbie. Ending film tersebut, Ken tetap tidak berhasil mendapatkan hati Barbie dan ia berlapang dada menerima keputusan Barbie yang lebih memilih untuk menjadi seorang manusia biasa.

Advertisement

Buat teman-teman yang belum nonton, aku harap kalian menyukai film ini. Karena menurutku, film ini banyak banget memberi pesan kepada kita perempuan dan terlebih kepada laki-laki agar jangan menganggap bahwa perempuan itu tidak pantas memimpin dan laki-laki tidak memerlukan perempuan. Hal itu salah, karena kita hidup akan saling membutuhkan satu sama lain.  

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Suka menulis, suka travelling, sama suka makan. Kalau suka kamu, emang boleh?

CLOSE