Review Film Dokumenter Invisible Hopes, Kisah dari Narapidana Wanita di Balik Jeruji Penjara

Udah pernah nonton belum nih~

Lam Horas Film telah selesai menggrarap film dokumenter yang berjudul Invisible Hopes dan akan segera disaksikan  pada bulan Mei 2021.

Advertisement


Review Film Invisible Hopes


Sebuah film dokumenter yang menceritakan kisah para narapidana wanita yang dalam keadaan hamil, terutama anak-anak yang lahir, hidup dan tumbuh dalam jeruji penjara. Dalam film ini diperlihatkan situasi overcrowding atau krisis akibat padatnya penghuni lapas. Di dalam sel penjara lapas yang sesak dan penuh tersebut ternyata banyak narapidana wanita yang melahirkan dan membesarkan anak-anaknya dalam situasi keputusasaan di dalam lapas.

Kelahiran anak dalam masa tahanan memunculkan isu baru. Kondisi yang terjadi di lapas mengakibatkan anak kehilangan hak tumbuh dan berkembang, kesehatan yang tidak terjamin dan ruang lingkup sosial yang membuat mereka tidak dapat bermain dengan teman sebayanya. Beliau adalah Lamtiar Simorangkir yang biasa di sapa Tiar menjelaskan “saya founder dari sebuah komunitas film yang Namanya Lam Horas Film. Kami adalah kumpulan filmmaker yang tergerak hati untuk mengangkat isu-isu penting di masyarakat bukan untuk tujuan komrsil tetapi untuk tujuan edukasi dan raising awareness”

 

Dalam film ini, Tiar menekankan “Invisible Hopes ini adalah film kedua yang kami buat. Kami membuat ini karena tergerak ingin melakukan sesuatu bagi anak-anak yang lahir dan dibesarkan dalam penjara”. Tiar juga menjelaskan, “yang paling perlu kami sampaikan adalah bahwa tujuan kami membuat ini adalah supaya dapat dipakai sebagai bahan dsikusi bersama sehingga dapat dicari solusi yang lebih baik untuk ibu hamil terutama anak-anak yang lahir dan dibesarkan dalam penjara. Kami tidak dalam posisi untuk mencari-cari kesalahan pihak tertentu apalagi mempermalukan pihak tertentu.”

Advertisement

Pada film ini ia juga telah melakukan research, dan selain itu dalam proses pengambilan gambar tidak ada yang di scenario atau buatan tetapi betul-betul real atas seijin pihak Dirjen PAS. Sementara untuk pengambilan gambar menunggu moment yang tepat, hingga penghuni lapas merasakan keberadaan crew film sebagai teman. Walaupun juga terkadang penghuni lapas ada yang berkesan menutup diri.

Maka dari itu, Tiar lewat penelitiannya yang di dokumentasi dalam film ini  “kami sangat berharap pemerintah bisa memfollow up apa yang telah kami buat ini terus terang perjuangan kami untuk membuat ini sangat berat banget karena kami nggak punya uang, kami hanya komunkits tetapi kami berharap semoga hasil keringat kami hasil air mata kami yang telah tercurah untuk bikin film ini bisa ditindaklanjuti”

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE