Saat Dirimu Lelah Tak Apa Istirahat Sejenak, Besok Kita Coba Lagi

Lelah bukan masalah, ayo mulai lagi.

Umur di awal 20-an memang membingungkan. Ingin senang-senang tapi mesti harus memikirkan pijakan awal untuk masa depan.

Advertisement

"masa depan" kataku dan mereka. Masa yang entah akan seperti apa. Tapi kita diperintah untuk mempersiapkan ini sejak dini.

Saat usia sepuluh tahun, mudah sekali mengatakan ingin menjadi guru, dokter, pilot dan polisi. Tapi kini, semua menjadi kalut dan kusut dalam benak yang terkungkung dalam selimut.

Usia bertambah juga, pertemanan tidak. Kenalan tentu ada, tapi untuk menjadi yang terdekat semakin tercekat oleh kenyataan yang tak bersahabat. Semakin sadar bahwa yang bisa menyelamatkan kita adalah diri sendiri. Sudah tahu pasti bahwa berharap kepada sesama manusia itu sudah tidak bisa lagi. Berekspektasi terlalu tinggi itu bisa jadi awal dari sepi dan mungkin membawa depresi. 

Advertisement

Masa perkuliahan terasa berat sekaligus hampa. Bagaimana tidak, sudah hampir tiga semester hanya berpaku pada layar monitor. Interaksi dengan lingkungan sekitar berkurang drastis. Tidak ada tempat melampiaskan kelelahan selepas bergelut dengan setumpukan jurnal-jurnal yang harus diselesaikan. 

Rasanya sudah sangat pantas untuk keluar dari zona ini. Memulai memiliki penghasilan sendiri. Ingin berhenti menjadi beban bagi siapa saja. Ingin bisa berdiri di kaki sendiri. Ingin bisa apa-apa dengan dan dilakukan oleh diri sendiri. 

Advertisement

Namun, kemana hendak dicari, jika sampai sekarang saja ragu terhadap bakat dan potensi yang kita punya. Tidak tahu pasti lagi apa yang bisa dikerjakan, semua berada di ambang keraguan. Kembali disadarkan bahwa tugas kuliahmu sama sekali belum dikerjakan. 

Tidak, tidak, tidak! 

Kita bukan pemalas dan ingin untuk bermalas-malasan! 

Kepala ini terlalu banyak memikirkan beban yang kita ciptakan sendiri. Sehingga, pagi-pagi saja sudah lelah dan jika malam mata tak kunjung dapat terpejam. Waktu tidur berantakan. 

Kita resah sendiri melihat apa yang kita perbuat. Takut-takut terhadap resiko. Intinya belum bisa berdamai dengan segala kondisi. 

Hanya malam yang menjadi saksi bagaimana ia berjuang keras menyembunyikan air mata yang pada akhirnya mengalir juga. 

Tak cukup menyalahkan diri sendiri, kini ia mulai merutuki lingkungan sekitar mulai dari keluarga hingga teman. Yang rasa-rasa ikatannya semakin menghilang. 

Nyatanya, kita hanya terlalu cemas dan khawatir sehingga menghabiskan begitu banyak waktu untuk berpikir. Kita membangun beban-beban sendiri dan permasalahan yang tidak berujung. 

Istirahatkan pikiranmu sejenak!

Bayangkan bagaimana dirimu sebelum ini, masih bisa tertawa dan main sana-sini saat deadline tugas menanti. 

Lihat dirimu yang sekarang yang hanya duduk, berbaring, berpikir, menangis dan tidak sama sekali berambisi. Ambisimu mungkin ada, tapi tidak ada tindakan untuk mewujudkannya. 

Tata kembali jadwalmu, mulai lagi hari-harimu. Lelah? Itu bukan masalah, istirahat sejanak, besok coba lagi, bukan malah berhenti dan tak mau belajar lagi. 

Hidup untuk hari ini, produktif untuk masa kini, belajar dari masa lalu meskipun ingin kau lupakan dan kau buang, jika hanya khawatir dengan masa depan tanpa persiapan, justru kau hanya dirugikan. 

Yok, coba lagi. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Sebuah catatan

CLOSE