Semua Kulakukan Demi Cinta Meski Pada Akhirnya Kamu Justru Memilihnya

saat kamu memilihnya

Cinta, berjuta rasanya beribu caranya. Aku mencintainya. Sejak dia menghilang, entah mengapa itu terjadi kepadaku. Dia menggodaku, memberi kenyamanan, membuat aku bahagia, membuat aku bergantung padanya. Namun, setelah aku membalas cintanya, dia menghilang. Walau komunikasi tetap berjalan, tapi pertemuan di antara kita jarang terjadi.

Advertisement

Aku rindu. Dia hanya berkata 'aku sibuk'. Cobalah cari kegiatan agar rindu tak menyiksaku, itu katanya. Aku hanya menuruti kata hati. Aku hanya bisa menelusuri jalan di mana aku bisa bertemu denganmu. Untuk mengakhiri rasa yang baru tumbuh, aku pun tak sanggup. Aku hanya menerima ketika rindu menyiksaku.

Setiap kali aku ke jalan itu dan kulihat ada dia di sana, aku hanya mengharapkan pertemuan. Aku sabar menunggu sampai kau mengindahkanku. Walaupun akhirnya sesekali dia menemuiku, semua yang dia lakukan terkesan tergesa-gesa, seolah-olah ada perasaan takut jika ada yang mengetahui dia menemuiku. 

Hatiku tak pernah salah ketika hatiku berkata, tunggu dia di sana. Benar saja, dia datang menemuiku. Saatku pandang wajahnya, debaran hatiku seolah meloncat tidak karuan. Tanganku dingin, aku pun jadi salah tingkah. Aku tahu, tidak akan selamanya aku menunggunya dengan cara seperti ini, yang dikejar pastilah akan berlari. 

Advertisement

Aku mulai mengabaikannya setelah lelah aku menangis karena rindu, setelah lelah aku meneriakkan namanya, setelah pasrah akan arah hubungan ini. Lalu aku menitipkan namanya pada Tuhan, jika memang dia mencintaiku, Tuhan akan datangkan padaku. Benar saja, dia mulai mencariku. Aku semakin yakin, bahwa dia juga mencintaiku. Sejak saat itu, aku mulai memberi sedikit perhatian padanya. Aku pastikan, hatiku tak mengharapkan balasanya.

Setiap pagi, ku kirimkan kata-kata penyemangat. Kadang aku juga mengirimkan kopi kesukaannya, aku juga mengirimkan makan siang dengan menu favoritnya, dan kuselipkan secarik kertas berisi kata rindu di kotak makan itu. Ku pastikan dia tahu semua kiriman itu berasal dariku.

Advertisement

Berhasil! Dia mulai terbuka padaku. Lalu kuanggap hubungan kita ini sedang LDR-an, walaupun satu kota, meskipun jaraknya hanya 15 menit perjalanan. Semua kulakukan sampai rasaku padanya terkikis dengan sendirinya. Biarlah seperti ini yang penting aku bahagia dan tidak tersiksa rindu.

Aku telah memiliki dia sedari dulu, katanya. Aku memulai pendekatan pada teman-temannya, teman kantornya, sampai dengan tetangga rumahnya. Dari situ aku tahu, bahwa dia sudah terikat suatu hubungan dengan seorang wanita. Tidak begitu cantik, mapan, dan akhlaknya patut diacungi jempol. Tak bisa ku gambarkan, bagaimana hancurnya hatiku saat itu.

Ternyata, dia merayuku hanya karena dia sedang bosan dengan wanitanya dan bodohnya, aku begitu percaya padanya. Begitu yakin, jika dia adalah orang yang dikirim untukku. Ke mana hubungan ini akan aku bawa? Semua tergantung padaku dan ku serahkan pada Tuhan. Namun, hatiku berkata untuk menemuinya, untuk bertanya padanya.

Lagi-lagi aku mempercayainya meskipun dia berkata bahwa dia tak bisa meninggalkan wanita itu. Dia mencintaiku. Bagiku itu hal jantan yang dia lakukan. Dia tak pernah membohongiku dan ku pastikan itu benar. Ketika dia berkata seperti itu pun, hatiku yakin akan ucapannya. Anehnya, aku tidak sakit hati mendengarnya.

Cinta itu membutakan mata hati dan pikiranku. Benar-benar hubungan ini kuanggap LDR. Tanpa mengurangi perhatianku padanya, tanpa sedikitpun menghilangkan rasaku. Aku mencoba bahagia di jalan yg aku pilih ini. Aku bertahan karena komitmen yang kita buat. Kita akan bersenang-senang dengan hubungan ini tanpa saling menghancurkan satu sama lain. Aku relakan dia bersama wanita itu, selagi dia bisa membuatku bahagia.

Aku tidak perduli jika cintanya harus terbagi, selama dia bisa menjaga perasaanku padanya dan dia tepati itu. Hubungan kita berjalan mulus, semakin manis, tanpa air mata lagi. Sebab, kita saling terbuka selama menjalaninya. Dia jaga perasaanku, aku hormati privasinya. Biarkan semua berakhir dengan sendirinya sampai akhir perjalanan ini. Biarkan seperti ini sampai rasa dihatiku terkikis dengan sendirinya. Walau telah kucoba berpaling darinya, tapi apalah daya. Jika wajahnya selalu hadir dikelopak mataku, bahkan saat aku terpejam pun dia selalu hadir. Pernah aku melarikan diri darinya, pergi sejauh mungkin. Namun, akhirnya dia menjadi alasan aku kembali. Dia selalu hadir ketika aku bilang rindu dan akhirnya aku menyerah pada hatiku dan kubiarkan semua seperti ini sampai aku menyerah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE