Sebuah Tulisan Untuk Sebuah Penantian

Pernah aku berfikir untuk pergi dan berhenti. Seringkali ku berniat untuk menyerah dan pasrah. Bahkan, ingin ku mencoba mencari penggantimu namun apa daya aku hanya mencintaimu.

Advertisement

Aku sadar dan sangat tersadar akan arti perjalanan kisah ini sudah terlalu jauh dan terlalu indah jika hanya harus dilepaskan lalu dilupakan demi sebuah keegoisan. Bukan karena kisah ini sudah lama terjalin, namun karena makna di dalamnya yang tak mampu hilang begitu saja. Dan karena hati ini masih sangat terpikat pada sosokmu yang menerangi sudut gelap dalam hatiku.

Entah sampai kapan aku jalani kesendirian ini. Hampa dan hampa sangat hampa hari-hariku. Entah sampai kapan aku harus jalani kisah ini tanpamu. Dan entah kapan celoteh ini akan kau dengar, mungkin tepatnya kau baca. Namun, melalui celoteh ini aku ungkapkan perasaan yang entah kapan kau mengerti dan pahami. aku sangat mencintaimu.

Aku menangis? ah tidak. Mungkin, itu hanya air mata yang ingin terjatuh dari mataku. Tapi kenapa terasa begitu sesak saat aku mengingat kebersamaan yang tercipta saat aku menerima bingkai itu? Ingin rasanya aku berteriak, menangis, dan ungkapkan penat dan sesak dihati ini tepat dihadapanmu. Lagi-lagi aku tersadar, tak ada sosokmu disini. Aku terlalu bodoh dengan anganku sendiri.

Advertisement

Mungkin hanya lewat bisikan hati aku sampaikan perasaan ini padamu.

Aku ingin ungkapkan bahwa aku sangat ingin bersamamu lagi. Bercanda seperti gambaran yang ada di bingkai mungil nan manis itu. Aku ingin sekali rasanya memelukmu dan aku tak akan melepaskanmu.

Advertisement

Walau aku sadar, itu tidak mungkin bagiku melakukan hal bodoh dan konyol seperti itu. Namun, aku sangat berharap kau datang menemuiku dan memberiku ketenangan seperti dulu lagi. Aku mencintaimu. Aku menyayangimu. dan Aku sangat merindukanmu.

Senja ini menyadarkanku, bahwa gelap pun akan datang. Aku harap penantian ini dapat kau sadari sebelum ku menua pada senja dan gelapnya penantian. Disaat kau mengerti, aku harap kau membawaku pada cahaya terang sehingga kudapat melihat indahnya dirimu, dengan hangatnya pelukmu.

Hanya sebuah doa di sebuah senja, Tuhan, jangan biarkan aku tersesat pada penantian yang sia-sia tanpa ridho-Mu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

7 Comments

  1. Gilcy Levine berkata:

    Hanya sebuah doa di sebuah senja, Tuhan, jangan biarkan aku tersesat pada penantian yang sia-sia tanpa ridho-Mu.

CLOSE