Pelajar atau siswa merupakan arti sempit dari peserta didik. Dikatakan demikian karena mengikuti proses pembelajaran yang ada di sekolah, seperti halnya pendidikan formal, yaitu proses pendidikan yang ada di sekolah. Dengan siswa mendapatkan berbagai pendidikan yang diajarkan di sekolah, maka akan menumbuhkan berbagai sikap positif dalam kehidupannya.
Institusi pendidikan dinilai sebagai salah satu sektor yang tepat dalam proses pembelajaran dan kemampuan pengembangan siswa. Pembelajaran mempunyai peranan penting dalam kehidupan, sebab pendidikan mewariskan budaya kepada generasi penerusnya yang berbentuk pengetahuan, keahlian, nilai dan sikap, sehingga manusia menjadi lebih terhormat serta memiliki peran yang lebih besar.Ā
Pada akhir tahun 2019 dunia digemparkan dengan adanya pemberitaan tentang adanya virus yang awal kali ditemukan di Cina. Perihal ini menimbulkan pemerintah mengambil aksi dengan menutup akses masuk ke Indonesia serta pula memerintahkan supaya seluruh warga untuk tidak berkeliaran keluar rumah supaya tidak terdapat lagi penyebaran virus covid- 19 di Indonesia.
Seluruh aktivitas termasuk aktivitas pembelajaran, diperintahkan untuk dilakukan dari rumah dengan kata lain segala kegiatan belajar mengajar tidak dilakukan di sekolah. Terhitung semenjak pertengahan Maret 2020 hingga kini, aktivitas belajar mengajar formal dilakukan melalui media daring yang pada prosesnya pasti memunculkan banyak perdebatan mengenai kelebihan serta kelemahan dari pendidikan daring tersebut.
Intensitas ketertarikan pada sistem belajar online di masa pandemi ini tentunya membuat banyak hal yang tidak produktif dan memilih absen atau tidak mengikuti pembelajaran. Padahal, kehadiran siswa merupakan salah satu tolok ukur yang dapat menunjang dalam membantu proses internalisasi pendidikan dalam kegiatan belajar.
Pada realitanya pembelajaran di masa pandemi ini masih banyak sekali siswa yang merasa kurang efektif atau tidak cocok. Sehingga menimbulkan rasa khawatir serta tidak yakin terhadap diri sendiri. Terlebih pendidikan melalui media daring ini sangat memungkinkan siswa untuk bersikap tidak aktif. Sehingga hal ini mempengaruhi pada kinerjanya dalam proses pembelajaran.
Rasa percaya diri merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan yang ada pada diri setiap siswa. Dimana hal ini berfungsi untuk mendorong suatu kepribadian yang baik pada siswa untuk mencapai keberhasilan. Rasa percaya diri ini terbentuk melalui dari berbagai proses yang telah dijalani. Salah satunya yaitu proses belajar siswa dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Seorang siswa mempunyai kompetensi penuh dalam menjajaki suatu aktivitas organisasi tentu mempunyai berbagai macam perilaku penunjang, yang meyakinkan bahwasanya siswa tersebut sanggup serta mempunyai tekad yang kuat untuk mengikutinya. Selaku contoh organisasi yang terdapat di area sekolahan yaitu, OSIS, PMR, PKS,Pramuka, dll
Sebagai contoh seorang siswa yang mengikuti suatu organisasi dalam sekolah merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Hal ini dilakukan siswa sebagai salah satu penunjang untuk meningkatkan kemampuan dirinya akan rasa percaya diri. Dimana mereka harus mampu mengatasi permasalahan dengan baik, apalagi mereka harus mengatasi dengan adanya berbagai tekanan yang muncul dari berbagai pihak.
Siswa yang mempunyai rasa kepercayaan diri yang tinggi merupakan siswa yang berani untuk menjadi pribadi bisa dan mau belajar. Siswa yang memiliki rasa percaya diri juga mampu berperilaku positif dalam berhubungan dengan orang lain bahkan orang dewasa sekalipun. Artinya sama halnya dengan bahwa ketika siswa mempunyai rasa semangat serta tekad yang kuat. Maka siswa tersebut akan bekerja keras untuk mencapai cita-citanya.
Namun, tidak semua siswa mempunyai rasa kepercayaan diri yang kuat. Siswa yang kurang memiliki rasa percaya diri mengalami perasaan minder, malu, sungkan, dll. Dimana hal tersebut merupakan hambatan bagi siswa dalam proses pendidikan dalam pembelajaran media daring ataupun lingkungannya. Hal ini menimbulkan munculnya rasa kekhawatiran bagi beberapa siswa karena merasa takut dianggap tidak bisa oleh temanya.
Pada kenyataan di lapangan rasa percaya diri pada setiap siswa itu tidak sama. Kebanyakan dari siswa memiliki rasa kepercayaan diri yang rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada saat pembelajaranmedia daring. Siswa cenderung untuk diam dan tidak memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapatnya.
Banyak siswa tidak berani untuk bertanya saat guru mempersilahkan untuk bertanya tentang pemahaman materi. Mereka juga memiliki sifat ragu-ragu untuk berbicara di pembelajaran daring dan diam saat ditunjuk guru, serta siswa cenderung menutup diri karena mereka tidak percaya bahwa dirinya mampu dalam mengambil keputusan dan menyampaikan pendapat.Ā
Tingkatan rasa kepercayaan atau yakin pada diri sendiri setiap siswa itu berbeda-beda.Ā Ā Tiap siswa mempunyai asal lingkungan serta latar belakang yang berbeda-beda . Sehingga hal itu mempengaruhi karakter serta pembuatan rasa yakin diri pada siswa terhadap interaksi dengan lingkungannya. Dengan rasa yakin diri yang dipunyai, akan terasa mudah apabila kita hendak berinteraksi dalam suatu lingkungan yang ada.
Dalam proses pertumbuhan hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam rasa percaya diri siswa terdiri dari dua aspek, yaitu luar dan dalam. Dari luar rasa percaya diri timbul pada lingkungan baik sekolah maupun tempat tinggal siswa. Sebaliknya pada aspek dari dalam rasa percaya diri timbul dari sehat jasmani, kecerdasan, bakat dan kematangan yang merupakan motivasi belajar, dan perilaku yakin diri.
Setiap siswaĀ Ā harus bisaĀ Ā menumbuhkan rasa kepercayaan diri yang kuat pada diri mereka. Harus mempunyai adanya konsep diri yang positif bagi kehidupan. Konsep diri yang positif dibuat dengan cara mengurangi dan meminimalisir munculnya kata yang negatif berupa kritikan pada saat melakukan sesuatu.
Untuk membangun rasa kepercayaan diri yg kuat ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh siswa. Caranya yaitu dengan membentuk kepribadian yang baik, memiliki sifat yangĀ Ā disiplin, mampu beradaptasi dengan teknologi modern yang ada, serta memiliki motivasi dan keinginan yang tinggi untuk memunculkan sifat percaya diri.
Kepercayaan diri juga dapat ditumbuhkan dengan merefleksi diri. Cobalah untuk tidak melihat kekurangan pada diri sendiri. Namun, melihat kemampuan yang kita miliki. Dengan cara ini, siswa pada akhirnya muncul sifat percaya diri dan tidak takut atau malu lagi untuk angkat bicara menyampaikan pendapatnya pada saat menjalani kelas daring.
Situasi pandemi ini memang menimbulkan banyak dampak negatif bagi kehidupan. Namun, kita sebagai siswa jangan sampai tertekan dengan adanya kondisi ini. Kita harus bisa memanfaatkan kondisi pandemi ini dengan belajar sungguh-sungguh walaupun pembelajaran dilakukan secara daring.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”