Kisah Rumah yang Diteror Sosok Wanita, Hingga Tikus dan Ular Terus Datang Tak Hentinya

Teror wanita yang menghantui rumahku

Tak pernah kuduga, ada seseorang yang menyelinap masuk di kehidupan keluargaku.

Advertisement

Bahkan ia menganggu dengan menghalalkan segala cara.

Hari itu minggu yang kelam, ketika aku asik duduk sambil menonton film di kamar. Ibuku membangunkanku dengan suara yang lantang, sontak kaget seluruh penghuni rumah. Ayahku yang sedang tidur bangun terkaget-kaget hingga bertanya “Ada apa bu?” Ibu hanya diam sambil menunjuk ke arah gudang tempat penyimpanan barang kerja ayah.

Langsung kami semua menuju ruang tersebut. Tak pernah disangka, kami semua kaget melihat banyak segerombolan laron yang tak terhitung jumlahnya keluar dari dalam gudang. Laron-laron itu keluar menuju arah pintu depan.

Advertisement

Aku ternganga dibuatnya. Ada apa ini? Bagaimana bisa laron itu muncul dari dalam ruangan? Aku hanya bisa geleng-geleng begitu pun juga ibuku. Kakakku yang ternyata juga melihat kejadian tadi hanya menghela nafas panjang. Ada yang tidak beres dengan rumah ini.

Beberapa minggu lalu sebelum kejadian tersebut, selepas pulang kuliah aku melihat ibuku duduk termenung di sofa depan sambil melirik-lirik ruang tengah rumahku. Aku bertanya “Ada apa, Bu?” Saat aku bertanya demikian tiba tiba banyak sekali tikus yang keluar dari dalam gudang penyimpanan barang-barang kerja ayah. Dari tikus yang besar sampai anak tikus berlari-lari dan saling mengejar satu sama lain. Tikus-tikus itu meledek seakan ingin mengajakku bermain.

Advertisement

Aku tak menyangka rumahku penuh dengan binatang aneh. Aku hanya bisa menghela nafas panjang seperti ibuku. Melihat tikus-tikus itu keluar masuk lemari pajangan, mengumpat di bawah lemari pendingin, lemas sekali rasanya. Inginku keluarkan pestol untuk memusnahkan tikus itu satu persatu.

Saat matahari mulai terbenam, ayah pun pulang dari kantor. Semua kuceritakan pada ayah tentang tikus-tikus itu yang mengganggu rumah kami. Ayah hanya menyuruh kami membeli lem tikus. Sebagai anak aku hanya bisa menurutinya. Aku tak mengerti apa yang ada dipikiran ayah. Apakah dia khawatir, takut atau bahkan biasa saja?

Sampai pada akhirnya aku muak dengan teror di rumahku ini. Sudah puluhan kali aku membeli lem tikus. Memang setiap kupasang aku bisa mendapatkan tikus itu lalu membuangnya tetapi sampai berapa lama aku akan terus melakukan ini. Apa ada yang aneh dengan rumah ini? Aku hanya bisa bertanya-tanya dalam hati.

Memang hubungan ayah dan ibuku tidak begitu baik beberapa bulan ini. Mereka saling terdiam dan dingin satu sama lain sehingga membuatku enggan untuk bercanda lagi dengan mereka. Sukar rasanya aku bercerita tentang kegiatanku di kampus. Aku hanya ingin tahu ada apa yang aneh dengan keluargaku? Lemah rasanya ketika aku memikirkan persoalan tentang keluarga.

Terlebih lagi aku ingat beberapa bulan lalu, ketika ayahku sedang membersihkan diri di kamar mandi hendak pergi bekerja, kami mendengar suara gemuruh benda-benda di dalam ruangan kamar mandi. Aku dan kakakku pun yang saat itu masih terlelap tidur sampai bisa sadarkan diri.

Ternyata hal aneh terjadi pertama kali dalam hidupku. Aneh sekali rasanya ini bisa sampai terjadi. Ada seekor ular berada di kamar mandi itu. Kami semua tak menyangka hal ini bisa kami rasakan. Mana mungkin ada ular dalam kamar mandi yang licin? Bagaimana caranya dia berjalan dengan lantai dipenuhi air? Tanda tanya besar menghantui kelurga kami sampai saat ini.

Untungnya ayahku dengan sigap melawan ular tersebut sampai akhirnya binatang itu mati di tangan ayah. Benda-benda di kamar mandi ia gunakan untuk melawan ular itu. Beruntungnya ayah bisa melawan ular itu yang tak tahu datangnya dari mana.

Sampai suatu ketika aku muak dengan keadaan rumah. Aku diajak ibu untuk bertemu dengan seorang ustad. Beliau menjelaskan apa yang terjadi dengan keluargaku. Beliau berkata, ada seseorang yang ingin menggangu kehidupan keluargaku. Orang tersebut yaitu wanita yang ingin menghancurkan pikiran ayahku yang mana dia ingin merebut ayahku agar menjadi miliknya.

Aku lemas begitu pun juga ibuku. Setelah semua jelas, aku pulang dan kemudian meratapi rumahku yang sudah kutempati sejak 15 tahun lamanya. Aku berpikir bagaiman tega seseorang ingin menghancurkan sebuah keluarga? Pantas saja tingkah laku ayahku aneh selama ini. Aku hanya bisa berdoa kepada tuhan agar diberikan jalan terbaik. Semoga semua permasalahan di rumah ini cepat di berikan solusi.

Tetapi teror terus berlanjut dengan tikus-tikus tersebut. Yang mana perempuan ini masih mengirimkannya ke rumahku. Sampai aku sadar kiriman ini datang sekitar 3 bulan sekali. Dan terus berlanjut sampai sekarang. Tapi aku, ibu dan kakakku terus berdoa meminta perlindungan kepada yang maha kuasa. Teror ini berangsur berkurang. Entah bagaimana datangnya, kami hanya bisa pasrah dengan semua teror ini. Aku hanya bisa berdoa agar semua keluargaku selamat dan hidup tenang di tempat tinggal kami.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE