Teruntuk Kalian yang Menjalani #RamadandiPerantauan Terima Kasih Sudah Bertahan

Salut kepada kalian yang rela menahan segala goda untuk pulang

Doa selalu ku panjatkan untuk kalian saudara dan teman-temanku, tak henti-hentinya beribu harap ku lantunkan setiap detik di rumah. Berharap pandemi ini segera berakhir, berharap agar lebaran tahun ini kita tetap bisa bersama-sama makan opor ayam di satu meja. Air mata tak pernah kering mengingat kalian yang berjuang di perantauan, berjuang hidup, berjuang mengais rupiah demi rupiah, berjuang agar tetap sehat, berjuang melawan kebosanan dan terutama berjuang menahan kerinduan akan ibu, keluarga dan rumah.

Aku tahu kalian ingin pulang, ingin sahur dan berbuka bersama keluarga, atau sekedar ingin berburu takjil dari masjid ke masjid untuk menghemat uang. Ramadan tahun ini bukan hanya jauh dari keluarga, namun Ramadan tahun ini jauh dari kata aman bagi kalian di luar sana. Ramadan tahun ini kalian tidak bisa pulang barang sehari dua hari untuk menikmati sahur masakan Emak. Bukan hanya kalian yang rindu akan rumah. Kami di rumahpun sangat rindu dan cemas sama kamu, iya kamu yang mencoba bertahan dan terus bertahan.


“Hai gimana kabar kamu di Jakarta?”

“Alhamdulillah sehat, udah 45 hari nih aku di kost aja, enggak keluar-keluar.”

“Terus kamu makannya gimana dong?”

“Yaa aku pesen online gitu, gofood saben hari.”


45 hari di kost saja nggak bayangin gimana suntuknya mereka. PSBB di Jakarta berlaku hampir satu bulan yang lalu itu artinya sebelum diberlakukannya PSBB di Jakarta, sebelum memasuki bulan Ramadan, sebelum adanya larangan mudik, bisa saja dia pulang ke kampung halaman. Namun mereka tetap bertahan di Jakarta, tetap menahan diri untuk pulang karena jika memaksakan pulang pun itu artinya ada kemungkinan bisa membahayakan orang lain. Kuucapkan terima kasih banyak kepada kalian yang sudah begitu gigih ini, ku ucapkan terima kasih karena tidak sakit dan tetap sehat, ku ucapkan terima kasih kepada kalian yang tidak pulang untuk melindungi kami yang berada di daerah luar zona merah.


“Bang gimana kabarnya?”

“Alhamdulillah dek sehat, rumah gimana?”

“Alhamdulillah Bang kita semua sehat. Bang gimana kondisi di kapal pesiar? Kabarnya bakal banyak tenaga Indonesia yang masih kerja di kapal pesiar bakal dipulangin. Abang gimana?”

“ Iya dek, ini beberapa crew kapal dari beberapa Negara udah banyak yang dipulangin, bertahap dek dipulanginnya. Ini Abang belum tahu dek dapat giliran kapan dipulangkan.”

“Abang, semangat ya kerjanya, jangan lupa selalu berdoa, puasa harus jalan terus. Virtual hug for you, bang.”


Mengais pundi-pundi rezeki memang jalannya susah ditebak, entah di mana Tuhan akan memberikannya. Ramadan Tahun ini bukan hanya rindu rumah, namun juga masih banyak orang rindu suara adzan. Ramadan tahun ini masih banyak orang berpuasa tanpa bisa mendengarkan suara adzan tanda dimulainya dan berakhirnya puasa.

Sehat dan makan cukup adalah berkah untuk saat ini. Abang terima kasih untuk pengorbananmu tetap bertahan mengais pundi-pundi rezeki. Kuucapkan terima kasih kepada kalian karena sudah bertahan di perantauan, bertahan sebentar lagi semoga kita segera diperjumpakan. Terima kasih karena kalian telah menjaga kami (orang-orang daerah) dari jauh. Virtual hug for you.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Orang yang sudah Bahagia melihat orang lewat