Teruntuk Sahabatku yang Berharga, Surat Manis Ini Untukmu.

Teruntuk sahabatku yang berharga, kita memang tak selalu bertemu, tak selalu berbincang tiap hari dan jarak membentang antara aku denganmu, sahabatku, tetapi tiap kalimat penyemangatmu membuatku paham, persahabatan ini bukan soal jarak.

Teruntuk sahabatku yang berharga, bukan sehari-dua hari aku baru mengenalmu, kamu memahami karakterku dengan sangat baik, mengerti keburukan-keburukan dalam diriku dan kamu tetap menjadi sahabatku. Kamu mengingatkan diriku, bukan menghina keburukanku. Kamu mengajakku dalam kebaikan, bukan membiarkanku terjatuh lebih dalam. Kamu mengulurkan tanganmu untuk membantuku bangkit, bukan mendorongku agar terjerembab.

Teruntuk sahabatku yang berharga, kamu selalu mengingatkan untuk menjaga ukhuwah ini, bahkan kamu katakan semoga kita dapat bertemu kembali di surgaNya. Aku hanya bisa menahan nafasku saat mendengarnya, menahan air mata ini agar tak terjatuh. Aku semakin mengerti, persahabatan ini mengajarkanku untuk tulus.

Teruntuk sahabatku yang berharga, denganmu aku bisa tertawa lepas dengan candaan-candaan ringan sekalipun. Hanya hal-hal sepele dan hal norak sekalipun saja bisa menjadikan kita tertawa terbahak, lepas dan terkadang aku merasa kesedihan-kesedihan yang tersimpan seperti menguap begitu saja. Kamu pernah bilang di sela-sela tawa kita, "Biasanya yang paling kencang tawanya, yang paling sedih di dalamnya." Aku tertawa mendengarnya, namun mengiyakan juga.

Teruntuk sahabatku yang berharga, yang mengerti bagaimana saat menghadapi kawanmu ini ketika patah hati, kamu menjadi pendengar yang sangat baik tanpa banyak mengkritikku. Kamu paham, terkadang aku hanya membutuhkan seorang pendengar.

Teruntuk sahabatku yang berharga, tak hanya soal persahabatan ini saja kita saling menjaga, kamu juga tak lelah mengingatkan soal keluarga. Keluarga adalah harta paling berharga yang Tuhan berikan. Dan kamu harus tahu, kamu bagian dari keluargaku. Tidak sekali-dua kali saja kita saling menyampaikan salam seperti, "Salam ya untuk Ibu." "Salam ya untuk Bapak." "Ibu apa kabar? Sehat?" "Bapak apa kabar? Sehat?"

Persahabatan ini manis. Aku belajar banyak hal untuk saling mengerti dan memahami karakter-karakter tiap individu. Terima kasih tetap menjadi sahabatku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

penikmat kopi, buku dan puisi, jatuh cinta pada pantai juga senja