Tiba-tiba Kamu Menghilang dan Perlahan-lahan Bahagiaku Datang. Terima Kasih Sudah Menghilang!

Tiba-tiba saja kamu menghilang tanpa alasan. Komunikasi di antara kita kamu putus begitu saja. Aku tidak tahu kemana harus mencari, sebab semua sosial mediaku kamu blokir. Pikiranku terus dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang membuat air mata runtuh. Aku dihantam rasa bersalah meskipun tidak sepenuhnya aku yang bersalah.

Advertisement

Aku hanya bisa duduk terdiam di sudut rumah, tidak tahu harus berbuat apa. Aku yang selama ini selalu ada dan selalu berusaha membahagiakanmu, kamu sia-siakan. Kamu tinggalkan begitu saja. Bukankah kita diajarkan untuk berpamitan sebelum pergi? Tapi kenapa kamu tidak melakukan itu? Aku ini manusia yang masih punya hati bukan halte bus yang kamu bisa datang lalu pergi tanpa pamit.

Aku tidak berharap kamu akan terus tinggal di sini. Aku juga tidak akan memaksamu untuk terus bersamaku. Karena aku tahu di luar sana banyak perempuan yang lebih dari aku. Jadi aku tidak akan menahanmu jika pergi adalah bahagiamu. Aku hanya menyayangkan caramu pergi.

Pelan-pelan aku memaksa diriku untuk bangkit dan kembali melangkah meski dengan tertatih-tatih. Pelan-pelan aku kembali mengumpulkan aku yang hilang bersama pergimu. Aku membuka lagi buku yang berisi mimpi-mimpiku. Aku luruh dan sedikit menyesal. Selama ini mimpi-mimpi itu aku abaikan hanya karena aku sibuk memberi warna untuk kamu yang buta warna.

Advertisement

Aku memulai hari yang baru. Pelan-pelan, satu-per-satu tapi pasti aku berjalan mewujudkan mimpi-mimpi yang sudah aku tuliskan. Aku bertekad apapun rintangannya harus bisa menghadapi dan tidak ada kata untuk menyerah. Aku yakin salah satu cara untuk sembuh dari luka patah hati adalah mewujudkan impian. Keberhasilan dan pencapaianku nanti sebagai tanda bahwa aku telah tumbuh menjadi manusia yang lebih berarti dan lebih kuat.

Sembari aku berproses, ternyata kebahagiaan juga datang dari berbagai arah yang tidak pernah aku sangka sebelumnya. Kebahagiaan ini-lah yang mampu membuat aku lupa bahwa aku pernah berada di titik terendah. Aku yang tadinya terpuruk berubah menjadi bersyukur karena kamu tinggalkan. Mungkin jika aku tidak kamu tinggalkan aku tidak bisa seperti sekarang.

Ditinggalkan begitu saja oleh orang yang kita cintai memang sakit. Tetapi sakit itu hanyalah sesaat. Sesungguhnya Tuhan sedang menyiapkan berkah untuk kita. Lepaskan dia yang sudah tidak ingin bersamamu, dan sambutlah kebahagiaan sejatimu. Kamu berhak bahagia bersama orang yang memperlakukanmu dengan baik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pemimpi yang sedang belajar mengubah rasa menjadi kata~

CLOSE