Trauma Cinta itu Nyata. Untuk Kebaikan Hatiku, Aku Pilih untuk Berhenti

Apa yang pertama kali kamu pikirkan ketika mendengar kata cinta? Cerita indah tentang sepasang insan. Cerita yang menarik bukan? Namun, nyatanya cinta juga bisa menjadi mimpi buruk bagi seseorang. Awalnya aku mengira trauma cinta itu tidak ada… sampai akhirnya aku mengalami hal itu sendiri.

Advertisement

Aku pernah memberikan sepenuh hatiku pada seseorang yang kuanggap 'rumah'. Namun, sepertinya dia hanya menganggapku sebagai mainannya saja. Dia menghancurkan hatiku berkeping-keping hingga aku tidak ingin mencintai seseorang lagi.


Berawal dari trauma hingga menjadi mati rasa


Aku ingin berbagi tulisan ini, agar kamu lebih berhati-hati. Aku bukanlah orang yang mudah jatuh hati. Aku adalah seseorang yang bahagia dengan dunianya sendiri.

Advertisement

Kemudian dia datang.

Aku mengira hatiku kuat, tidak akan jatuh hati padanya. Aku merasa bisa menjadi temannya, tanpa harus terbawa perasaan. Nyatanya aku salah. Dia berhasil membuka pintu hatiku. Dia juga berhasil menghancurkannya.

Advertisement


Jangan menganggap remeh seseorang yang hadir dalam hidupmu


Aku tahu, tidak semua orang itu sama, tapi tetap saja sulit bagiku untuk membuka hati lagi. Aku takut jika aku mencintai seseorang dengan sepenuh hati, aku akan dibuat seperti itu lagi. Aku takut dicuekin lagi, diabaikan, bahkan tidak dihargai.

Kau tahu? Rasanya ketika menyayangi seseorang dengan sepenuh hati, tapi sikapnya seperti tidak ingin hadirmu ada setiap hari? Sakit. Rasanya sakit sekali. Dia yang mengetuk pintu hatimu, lalu dia juga yang menghancurkan pintu itu.


Perhatikan sikapmu kepada orang lain, tanyakan, bisa jadi tanpa sadar sikapmu telah menyakiti hati orang lain.


Ketika aku telah mencoba untuk memahaminya, menerimanya dengan sepenuh hati, memberinya tanpa mengharap balasan lagi. Aku telah mencoba untuk bertahan, tapi aku tidak sanggup lagi. Aku sampai di titik terlelah.

Iya, aku memang tidak mengharap balasan. Namun, yang namanya sebuah hubungan, harusnya ada 'saling' bukan 'seorang' saja. Ya, aku saja yang berusaha memahami, sedangkan dia tidak sama sekali.


Hubungan yang sehat adalah hubungan yang saling menghargai, mengerti, dan memberi.


Setelah tersakiti berkali-kali, akhirnya aku sadar kalau dirinya tidak menganggapku penting. Dia tidak mengganggap hubungan kami istimewa. Sakit sekali rasanya mengetahui kenyataan ini.

Aku lelah menghadapi egonya, cueknya, aku lelah. Aku lelah selalu mengalah. Aku lelah selalu diabaikan. Apa-apa selalu aku yang berinisiatif. Untuk kebaikan hatiku, aku berhenti.


Kadang kita perlu sadar diri, jika hubungan yang kita jalani sering membuat kita makan hati.


Aku bersyukur karena dibuat sadar oleh Tuhan. Akhirnya, aku memilih untuk berhenti. Aku meninggalkannya karena aku sadar, cintaku pantas untuk yang menghargaiku, bukan untuk yang menyia-nyiakanku.


Cintailah seseorang sekadarnya. Berikan cintamu kepada orang yang menghargaimu.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hanya seorang gadis sederhana yang suka belajar hal-hal baru yang baik serta bernyanyi.

CLOSE