#HipweeCerpen – Selalu Ada Rumah Kedua Ketika Di Perantauan, yang Menerima Kita Dengan Penuh Keakraban Dan Kehangatan

Sejauh apapun kita pergi, akan selalu ada rumah untuk kita pulang.

Merantau, tentu sebagian teman-teman pernah merantau bukan? Bisa banyak alasan kita memutuskan merantau dan pergi jauh dari rumah. Ada yang merantau karena pendidikan, ada juga yang merantau karena pekerjaan, ada juga yang merantau karena percintaan. Ini sebuah kisah perantauan yang pernah aku alami beberapa tahun lalu.

Advertisement

Sebut saja namanya Bu Ani, dia mempunyai empat orang anak yang tiga anaknya semua merantau, ada yang karena pendidikan ada juga yang karena sudah berkeluarga dan memutus tinggal di kota jauh sana dengan istrinya. 

Ibu Ani wanita separuh abad, tubuhnya gemuk, logat nya medok atau ngapak khas Jawa tengah. Aku sudah 2 kali pindah kost yang terakhir ke tempat Bu Ani dan di sana aku betah dan tidak pindah-pindah kost lagi. 

Selain sebagai juragan kostan, ibu Ani juga mempunya usaha sampingan sebagai penjual mie ayam yang tak jauh dari rumah nya. Terkadang setiap hari Jumat Bu Ani mengetuk pintu kost-an nya untuk mengajak anak kost, untuk makan mie ayamnya gratis. 

Advertisement

Suami Bu Ani mempunyai perkebunan di dekat rumah nya. Sebut saja pak Sapto, seorang laki-laki setengah abad yang juga ramah seperti Bu Ani istrinya. Setiap habis panen buah-buahan seperti pepaya, rambutan atau mangga, pak Sapto sering menaruhnya begitu saja di meja ruang tengah Kostan. 

Beberapa anak Kost sudah paham kalau ada buah-buahan di meja,  itu pasti dari pak Sapto. Ketika pertama kali mengenal Bu Ani dan Pak Sapto aku agak risih, karena mereka selalu menanyakan sudah makan atau belum, atau sesekali menawarkan kopi atau teh kepada anak kost. 

Advertisement

Sebenarnya untuk pindah kost bagiku bukan pertama kali, tapi mendapatkan kenyamanan di kost, baru aku rasakan ketika di kost-an Bu Ani dan Pak Sapto. 

Ibu Ani pernah  bercerita kepadaku, ketika aku sedang libur kerja dan mengutak-atik laptopku di ruang tengah kost. Anak terakhir Bu Ani seorang laki-laki ia bilang seumuran dengan aku, saat ini sedang berkuliah di Bandung. Kadang ia juga kangen untuk bertemu anak laki-laki terakhir nya itu. Tapi karena pandemic yang melanda, Anaknya jadi membatalkan rencana nya untuk pulang ke rumahnya. 

Yang membuatku betah di kostan Bu Ani, selain harga kost-annya terjangkau dan ramah di kantong. Ibu Ani sangat ramah kepada anak-anak kost-an. Mungkin karena ia berpikir anaknya di Bandung sana juga sama seperti aku, merantau dan jauh dari rumah. Sebagai seorang ibu kepekaan hatinya ia bagi Kepada anak-anak kost-an nya sendiri. 

Karena akses mobilisasi yang terbatas akibat Covid 19, beberapa penghuni kost banyak yang memutuskan untuk tidak pulang ke kampung halaman nya, termasuk aku.  Walau memang kadang kangen ingin pulang ke rumah, tapi sepertinya nya keadaan waktu itu tidak memungkinkan. Akhirnya ada empat orang penghuni termasuk aku yang melaksanakan lebaran idul Fitri di kost-an. 

Saat itu aku berencana untuk mengajak penghuni lain, untuk memberikan bingkisan Kepada Bu Ani dan Pak Sapto. Pada saat malam takbiran mulailah kita mencari bingkisan yang sekiranya cukup dari hasil patungan kita berempat. 

Singkat cerita selesai sholat idul Fitri, kita berkunjung bersama-sama ke rumah Bu Ani yang tak jauh dari kostan. Dan betapa kagetnya Bu Ani dan Pak Sapto dan satu Anak perempuan ketika melihat kamu berkunjung kerumahnya. 

Ia mempersilakan aku masuk bersama yang lainnya. Lalu kami memberikan bingkisan itu kepada Bu Ani. Dan berbincang-bincang sambil di hidangkan ketupat sayur serta mie ayam spesial buatan Bu Ani. 

Seberapa jauh pun kita pergi akan selalu ada rumah yang menerima kita dengan penuh kehangatan nya. Dan pada akhirnya rumah adalah tempat di mana kita merasakan keakraban dan kehangatan lewat canda tawa dan perbincangan yang ringan namun berkesan. 

Aku selalu percaya, bahwa walau terkadang perantauan membuat kita jauh dari rumah dan orang tua. Akan selalu ada rumah-rumah baru yang siap menerima kita dengan penuh kehangatan dan keakraban nya, walau tanpa hubungan darah dan daging. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Cuma ingin menulis, semoga bermanfaat dan terhibur.

CLOSE