Untuk Laki-Laki yang Akan Meminangku, Sudikah Kau Tidak Hanya Menafkahiku Namun Juga Keluargaku?

Untuk kamu yang menawarkan ‘hubungan jangka panjang ‘ bernama pernikahan

Sebelum harapanmu akan diriku terlalu tinggi. Kenali aku yang sesungguhnya, bisa saja kau mundur dengan sendirinya. Aku bukan wanita tangguh seperti yang kau bayangkan, tak pula sealim yang kau kira. Aku hanya wanita yang diberi kelebihan ‘memoles’ kata menjadikannya kalimat penuh makna. Asal kau tahu di balik kalimat ‘menggagumkan’ yang aku posting di sosial media ada aku yang bersembunyi dibalik maknanya.

Banyak yang aku tutupi tentang jati diriku. Dibalik senyum dan tawa yang aku bagikan ada pilu yang aku redam. Aku bukan wanita kuat namun memaksa menjadi wanita kuat. Aku lelah namun aku tak diizinkan untuk menyerah. Kau tahu, wanita yang kau tawarkan pernikahan ini sama sekali tak punya waktu untuk dirinya sendiri. Hidupnya penuh kesibukan dan to do list yang harus dipenuhi. Jangan kau buyar fokusnya. Dia akan marah dan melemah. Jika dia kalah lalu di mana lagi ‘orang-orang’ yang ia kasih akan bergantung kehidupan.

Dia. Wanita yang kau tawarkan komitmen ini adalah seorang tulang punggung keluarga. Banyak yang menggantungkan hidup pada dirinya. Lalu kau tiba-tiba datang dan ingin membawanya pergi ?

Masih untuk kamu yang ‘keukeuh’ memilihku menjadi pendamping hidup

Terimakasih sangat mau memperjuangkanku. Sejujurnya Aku tak berharap banyak denganmu. Fase aku dikejar-kejar, merasa diperjuangkan lalu ditinggalkan sudah sering aku lalui. Kau bukan yang pertama datang dan menawarkan ‘komitmen’.

Layaknya sebuah prolog dalam sebuah cerita kau datang penuh percaya diri dan semangat yang luar biasa. Saat memasuki bagian inti cerita kau mungkin akan memilih untuk mundur. Dan aku tak akan kecewa dengan ending yang akan ditinggalkan pergi oleh ‘calon pendamping hidup’.

Aku bukan wanita yang memiliki waktu untuk me time, ke salon, perawatan dan lain-lain. Uangku sangat berharga jika harus aku hamburkan untuk nyalon. Aku bukan wanita yang up to date dengan fashion terbaru, film terbaru atau tempat nongkrong yang instagramable. Waktu ku ibarat pedang yang harus aku gunakan sebaik mungkin, jika tak ingin kalah di medan perang. Berkutat dengan deadline adalah rutinitasku. Bekerja paruh waktu sepulang kerja adalah sampinganku. Istirahatku saat rembulan telah meninggi, bintang-bintang tampak indah dengan kilaunya, saat kota telah sepi dari penghuninya, saat jalanan tak terdengar lagi bising kendaraan.

Jangan berpikir aku wanita karir yang sukses. Aku hanya pegawai biasa dengan gaji upah minimum. Tak ada perhiasan yang aku pakai. Tak handphone canggih yang aku gunakan, layaknya wanita kantoran biasanya. Bukan aku tak ingin berpenampilan semenarik ‘mereka’. Sangat ingin namun kondisi tak memungkinkan. Ada cicilan bulanan yang harus aku lunasi, ada orang tua yang harus ku beri makan. Aku ingin seperti ‘mereka’ yang bekerja dan menikmati hasil keringatnya untuk diri sendiri. Namun aku tak bisa. Aku tak menyesal dan tidak pula menjadikannya beban. Aku bangga dengan pilihanku. Keluargaku adalah prioritasku. Tawa mereka adalah tawaku. Tangisan mereka adalah kegagalanku. Senyum mereka adalah semangat saat aku lelah.

Untuk lelaki yang akan meminangku..

Syarat yang kau berikan aku sanggupi. Menjadi ibu rumah tangga adalah mimpiku jika berkeluarga. Jangan kau minta, dengan sendirinya aku akan meninggalkan pekerjaanku. Namun kondisinya berbeda. Jika aku tak bekerja lalu bagaimana orang tuaku ? Bagaimana dengan sisa-sisa hutang yang harus aku lunasi? Sudikah kau membagi penghasilanmu untuk orangtuaku juga? Sudikah kau tidak hanya menafkahi keluarga ‘kita’ namun juga keluargaku?

Hidupku adalah serangkaian ujian

Aku tidak memaksa jika kau tak mampu.

Kau adalah ujian bagiku dalam mengambil sebuah keputusan.

Jika pun kau mundur aku tak akan kecewa. Bukankah akah sudah terbiasa dengan ‘kejadian’ seperti ini. Tuhan Maha Baik padaku. Dibalik sebuah ujian bukankah adalah hasil yang akan diperoleh? Dan aku percaya Tuhan telah menyimpan satu lelaki yang akan ‘memenuhi’ permintaanku. Nanti di suatu hari yang tidak aku ketahui bernama pertemuan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka Arunika - Penikmat Swastamita