Kepadamu yang Pernah Berjanji Menjabat Tangan Ayahku, Masih Ingatkah Akan Ikrarmu Dulu?

Hey, apa kabar hari ini? Semoga kamu tidak lupa membaca surat yang kutulis di hari ulang tahunmu. Kau masih ingat bukan tentang isi dari suratku? ada beberapa permintaan sederhana dariku, baiklah jika kamu sudah lupa aku akan mengingatkanmu kembali permintaan dalam suratku itu

1. Tetaplah Menjadi Kamu

Permintaan yang pertama aku memintamu agar kamu tetap menjadi kamu. Ya, kamu yang selalu menjadi my favorite person, orang yang punya segudang kata-kata solusi dan motivasi pas aku lagi galau-galaunya dengan segala urusanku disini, dan kamu yang selalu menjadi pendengar setia ceritakuhingga larut malam, dan kamu yang selalu spam chat pas aku mendadak ngilang.

“ Aku rindu . . . “

2. Jangan Diam dan Menghilang

Ini permintaan kedua tapi inilah inti dari semua permintaanku. Apa kamu masih ingat pertengkaran waktu itu? Kamu berubah menjadi sosok pendiam dan perlahan menghilang selama berhari-hari. Apa kamu masih ingat? Selama kamu berubah menjadi orang asing aku masih tetap selalu mengirimkan pesan singkat meskipun kamu masih tetap enggan membalasnya. Setiap pagi, siang, malam, hingga berganti hari aku menunggu balasanmu. Harusnya kamu tahu benar bagaimana perasaanku waktu itu, kira-kira begini pesanku yang ku kirim padamu

“ Hey, selamat pagi. Bagaimana kabarmu disana? Kenapa sekarang jarang memberiku kabar? Kamu lagi berada di tempat terpencil kah? Disana susah sinyal? Nanti, kalau kamu sudah kembali dari tempat terpencil itu tolong segera kabari aku ya. Miss you ”

Hampir gila memang, jelas-jelas aku tahu kamu tidak mungkin pergi ke tempat terpencil bahkan mengalami yang namanya susah sinyal karena jelas disana ada pemberitahuan semua pesanku terkirim, terbaca, namun tak terbalas. Pertanyaanku saat ini, siapa yang salah waktu itu? Aku? Sinyal? Atau tempat terpencilmu itu? Tapi yang jelas bukan kamu.

3. Baik-Baik Disana, Jangan Sakit dan Jangan Terluka

Permintaan yang sangat sederhana bukan? Tapi sulit untuk kamu penuhi. Entah bagaimana kamu bisa menjadi makhluk Tuhan yang mempunyai kemampuan bandel melebihi rata-rata. Aku sudah khatam ribuan kali dengan kata-katamu yang terkesan meremehkan “ Nggak papa, cuma batuk kok, cuma pusing dikit kok, cuma sakit biasa kok”. Dan masih banyak cuma-cuma yang lainnya. Aku berharap level bandelmu sudah menurun sekarang, aku takut dia tidak sekeras aku dalam memperhatikanmu.

4. Baca Surat Ini Setiap Hari

Permintaan sederhana agar aku selalu tahu bagaimana kabarmu meskipun disana susah sinyal, meskipun kamu berada di tempat terpencil, dan meskipun aku tidak menatapmu atau sesimple mendengar suaramu dan membaca pesanmu. Aku yakin kamu sedang bertanya-tanya, lalu bagaimana caraku bisa tahu kabarmu hanya dengan memintamu membaca suratku? jadi begini, aku punya semacam program yang bertempat disini (nunjuk dada). Jadi kamu paham kan sekarang?

Resah di dadamu,

dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini.

Dipisah kata-kata

begitu pula rindu.

Apa kabar hari ini?

Lihat tanda Tanya itu.

Jurang antara kebodohan dan keinginanku

Memilikimu sekali lagi. – Aan Mansyur

Kira-kira itu bunyi dari beberapa permintaan sederhanaku padamu waktu itu, sangat sulit memang memenuhi permintaan pertama, kedua, dan keempat. Tapi aku selalu berharap kamu dapat memenuhi permintaanku yang ketiga, kamu harus baik-baik disana, jangan sakit dan jangan terluka.

“ Please . . . “

Ngomong-ngomong sudah lama aku tidak berbagi cerita denganmu. Kali ini boleh aku sedikit bercerita?Jadi begini, semenjak kamu memutuskan untuk pergi menyerah dengan alasan klisemu itu aku masih berharap kamu berbalik badan dan berjalan ke arahku lagi. Aku tahu kamu orang yang tidak akan melanggar janji dan kata-katamu sendiri, jadi dengan begitu aku sadar bahwa kata-kata pengunduran diri yang kamu ucapkan itu tidak akan kamu meralatnya dan meminta kembali.

Tapi apakah kamu lupa? Kamu punya satu janji yang kamu ucapkan bahkan kamu sendiri yang merekamnya, disana kamu memintaku untuk selalu mengingat dan meyakini bahwa kamu akan datang menjabat tangan ayahku untuk memintaku. Kamu bisa saja lupa, tapi aku tidak karena semuanya masih tersimpan rapi meskipun kamu menanyakannya lima tahun lagi. Dan satu lagi, perasaanku padamu biarlah menjadi urusanku, aku tidak pernah memintamu untuk bertanggung jawab atas itu. Kamu tidak perlu khawatir aku masih baik-baik saja meskipun hidup hanya berdampingan dengan perasaan yang kupunya untukmu. Sekarang dia memang menggantikan posisiku tapi tidak untuk segala do’a yang selalu terlafalkan untukmu. Kamu harus ingat, adanya aku karena pernah diminta.

Dear : F .R .A

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Just a dandelion?

8 Comments

  1. Nela Ibrahim berkata:

    Tantri Husain ???