#WorldPoetryDay2022 – Akhir Pengembaraan

Di Antara Kita

Pada pengembaraan menuju kota ke kota

Sampai pada satu titik, kau menyapa

Tak sengaja kita tertawa, langkah kaki kita yang ternyata menuju tuju yang sama

Namun, aku mengira selamanya kita bersama 

Salah sangka, sungguh ironi

Tercipta salah sangka, diantara rasa yang tumbuh di antara, di antara kita?

Apakah Masih Ada?

Legam menyala, lampu merah memberi tanda

Laju dihentikan sebagai penawar saja

Pada diorama lainnya yang disinggahi 

Perkiraan cuaca mengira kaulah titik akhir

Perkiraan temu, harapnya  terjadi sekian

Dari jendela ke jendela

Kau pergi tanpa tahu pasti

Apakah masih ada jeda di antara pekatnya hitamnya warna?

Akhir Pengembaraan

Akhir pengembaraan 

Dimana hari tidak lagi menjadi sama

Kau ingkar menemui untuk sekali lagi

Meskipun sudah tidak bisa lagi, untuk berjanji 

Untuk barang semenit lagi

Sekalipun tertancap ratusan serdadu panah menusukmu

Kau kembali datang, meski tinggal separuh

Sepenuh waktu kau meminta 

Akhir pengembaraan 

Titik mula dimana jangkar kapal kembali terjatuh pada dasar laut yang sama

Rona jingga merah muda bersama

Seraya memberhentikan waktu untuk sekali lagi 

Bersamanya, semesta seperti ikut tersenyum bahagia

Akhir pengembaraan 

Menutup pintu untuk tidak lagi bertemu

Susunan Bagian

Kembali dari banyak persinggahan

Pulang dari pengembaraan

Ia membawa buah tangan

Dengan sebuah perbedaan

Yang tidak ada pada perjumpaan

Maupun pada topik pembicaraan

Ia menyatakan perhentian

Pada lebat lajunya, rinai hujan

Turun secara lamban

Tidak lagi menjadi bagian

Menyatakan kalah dari susunan bagian