Yuk, Kenalan dengan Gender Dysphoria

Setidaknya mereka juga manusia ciptaan Tuhan yang harus kita perlakukan secara manusiawi

Menurut World Atlas, Indonesia berada di antara negara-negara dengan tingkat religiusitas tertinggi di dunia dengan persentasi mencapai 99%. Fakta ini berkorelasi dengan bagaimana cara pandang sebagian besar masyarakat Indonesia terhadap seseorang yang berperilaku tidak sesuai dengan assigned gender.

Advertisement

Pribadi yang berperilaku tak sesuai dengan assigned gender seperti laki-laki yang berperilaku seperti perempuan atau perempuan yang berperilaku seperti laki-laki sering dipandang rendah oleh masyarakat. Sebagian besar masyarakat cenderung menolak keberadaan mereka karena tidak sesuai dengan norma yang berlaku di Indonesia.

Ada banyak faktor mengapa seorang laki-laki atau perempuan memiliki perilaku tak sesuai dengan assigned gender mereka . Salah satu faktor yang mungkin menjadi faktor utama adalah masalah identitas seksual mereka. Di dalam dunia psikologi, hal ini disebut Gender Dysphoria.

Menurut American Psychiatric Association, Gender Dysphoria adalah sebuah kondisi di mana seseorang memiliki rasa tak nyaman dengan kelamin bawaan mereka. Rasa tidak nyaman yang mereka derita akan mempengaruhi aktivitas mereka sehari-hari seperti cara berpakaian, berperilaku, dan penggambaran atas diri mereka sendiri. Gender Dysphoria tidaklah sama dengan LGBT. Seorang yang menderita Dysphoria bisa saja memiliki orientasi seksual atau ketertarikan terhadap lawan jenis.

Advertisement

Seseorang yang mengalami Dysphoria mungkin tak akan benar-benar menyadarinya sampai ia menginjak usia di mana ia mengalami masa puber. Ketika memasuki masa puber, seorang penderita akan mengalami rasa tidak nyaman akan gender bawaan mereka sejak lahir. Beberapa orang akan mengurangi rasa ketidaknyamanan mereka dan mengekspresikan gender yang menurut mereka sesuai dengan mereka dengan berbagai macam cara seperti berpakaian, lingkungan pertemanan yang menurut mereka sesuai (jika ia laki-laki, ia akan berteman dengan perempuan dan sebaliknya), dan yang paling radikal adalah melakukan transisi secara medis dengan mengubah kelamin mereka melalui jalan operasi.

Sebagian besar penderita Dysphoria mengalami masalah psikologis berupa kecemasan dan depresi. Hal ini diakibatkan dari tekanan sosial yang mereka terima karena "kelainan" yang mereka derita. Tak jarang, mereka akan melakukan bunuh diri karena tak kuat menerima tekanan sosial. Tekanan sosial yang mereka derita berupa ancaman, pengucilan, pelecehan hingga pemerkosaan.

Advertisement

Untuk mengetahui apakah seseorang menderita Dysphoria, bisa dilakukan beberapa diagnosis. Untuk orang dewasa, ia akan memiliki ketertarikan untuk diperlakukan seperti lawan jenis, ia akan memiliki keinginan kuat berperilaku dan berkarakter seperti lawan jenis dan sebagainya.

Diagnosis juga bisa dilakukan saat seseorang berusia balita. Seorang balita kemungkinan memiliki Dysphoria jika ia tertarik memakai pakaian lawan jenis, tertarik memiliki teman bermain dengan lawan jenis dan memiliki ketertarikan melakukan/ tidak melakukan kegiatan atau aktivitas fisik yang biasa anak dengan bergender sama dengan mereka lakukan. Sampai saat ini,, belum ada obat untuk mengatasi Dysphoria. Penderita Dysphoria biasanya akan berkonsultasi dengan psikolog mengenai kondisi mereka.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa seorang laki-laki yang berperilaku seperti perempuan atau sebaliknya sering menerima perlakuan tak menyenangkan dari masyarakat. Mereka sering dipandang sebelah mata dan tak jarang menerima kekerasan, baik secara verbal maupun fisik.

Sebagai masyarakat beradab, sudah seharusnya kita memandang sebuah masalah sosial dari sudut pandang yang luas. Permasalahan Dysphoria bukan saja layak dipandang dari sisi religi, namun juga dari sudut pandang yang lebih luas seperti psikologi dan sudut pandang lainnya agar kita paham mengapa seseorang pengidap Dysphoria ada di dalam masyarakat sehingga kita, yang "normal", bisa tetap memperlakukan mereka para pengidap Dysphoria layaknya manusia normal lainnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

My only friend is the man in the moon. And even sometimes he would go away, too.

CLOSE