Pancasila Terancam Teror: Mampukah Terus Berdiri Kokoh atau Hilang Dimakan Waktu ?

Indonesia merupakan negara yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan negara–negara lainnya yang ada di dunia. Mulai dari keanekaragaman suku, ras dan agama; wilayah yang luas dan kekayaan alam yang membentang dari Sabang hingga Merauke; pulau pulau yang tak terhitung jumlahnya; hingga kebudayaan sekaligus juga bahasa yang berbeda – beda. Keunikan dan kenakeragaman yang dimiliki oleh bangsa kita, mampu bertahan hingga saat ini, tidak lepas dari peranan Pancasila yang selalu menaungi masyarakat Indonesia di manapun berada.

Advertisement

Pancasila sebagai dasar negara terus menerus menjadi tameng pelindung bagi bangsa kita ditengah derasnya arus permasalahan pada masa kini. Permasahalan dengan berbagai macam bentuknya tak bosan-bosan menghadang bangsa kita dari masa ke masa, mulai dari masalah yang umum dan sangat sering terjadi seperti kriminalitas, hingga masalah yang paling sensitif untuk dibahas yaitu mengenai SARA.

Pendidikan Pancasila sudah mulai dikenalkan kepada masyarakat Indonesia sejak anak–anak duduk di bangku Sekolah Dasar hingga masa dewasa dibangku perkuliahan. Yang menjadi pertanyaan disini adalah, pentingkah pendidikan Pancasila terus menerus diberikan kepada generasi saat ini?

Pancasila sebagai dasar negara memang bukanlah hal yang sulit untuk dipelajari jika dilihat dari segi teori. Tidak perlu belajar hingga belasan tahun untuk mengerti dan menghafal teori dari Pancasila; latar belakang dari Pancasila, siapa yang membuat Pancasila, kapan disahkannya Pancasila sebagai dasar negara.

Advertisement

Namun bukan hanya hal itu saja yang ditekankan dalam mempelajari Pancasila, yang paling penting di sini adalah kita sebagai masyarakat Indonesia mampu memahami dan menginterpretasikan Pancasila secara utuh dan menyeluruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Saat ini, bangsa kita, bangsa Indonesia sedang dihadang oleh permasalahan yang cukup berat dan sensitif, permasalahan yang mengancam kesatuan bangsa, dan juga Pancasila.

Advertisement

Berita yang saat ini tengah hangat diperbincangkan masyarakat Indonesia adalah berita mengenai terorisme, yang mengguncang bukan hanya bangsa Indonesia saja, bahkan Paus Fransiskus di Roma pun ikut mendoakan masyarakat yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan bom di tiga Gereja di Kota Surabaya.

Belum reda mengenai ledakan bom di tiga Gereja pada waktu yang sama, keesokan harinya muncul kembali berita mengenai bom bunuh diri yang terjadi di Mapolrestabes Surabaya. Seolah olah meledakan bom bunuh diri hanyalah bagai melempar batu keatas pasir.

Mayarakat Indonesia digemparkan dengan permasalahan bom bunuh diri, banyak spekulasi bermunculan dari peristiwa ini, mulai dari spekulasi ingin memecah belah umat antar agama, mengusik ketentraman yang pada dewasa ini memang sangat mudah untuk dibangkitkan, dan masih banyak kemungkinan lainnya.

Belajar dari permasalahan ini, yang harusnya kita tekankan disini adalah kita tidak boleh melupakan Pancasila sebagai rumah di mana kita berteduh dan bersandar. Sangat sulit memang, bahkan tidak bisa bagi kita mengetahui bagaimana pola pikir para teroris yang melakukan bom bunuh diri dengan mengorbankan orang orang disektarnya yang tidak bersalah.

Mungkin memang mereka ingin memecah belah bangsa ini, mungkin memang mereka ingin mengusik ketentraman bangsa ini, mungkin memang mereka menanggap dirinya yang paling benar. Tapi sungguh sebuah kesalahan jika kita hanya mampu berkutat dengan pemikiran-pemikiran itu saja.

Kita sebagai masyarakat Indonesia yang berada dalam naungan Pancasila harus tetap sadar akan poin-poin yang melekat dalam Pancasila itu sendiri. Mempersatukan kekuatan untuk melawan terorisme lebih baik dibandingkan hanya membahas dan mengadu domba siapa yang harus disalahkan dalam peristiwa ini.

Melawan terorisme disini bukanlah melalui peperangan atau dengan kekerasan dan sejenisnya, melainkan berusaha bersama sama menyatukan keberanian, tujuan, dan berusaha saling melindungi antara umat yang satu dengan umat yang lainnya.

Di sini lah saatnya umat antar agama bersatu melawan peristiwa ini, disinilah saatnya para aparat negara bersatu untuk melindungi warganya, disinilah seharusnya bangsa Indonesia menjadi semakin utuh dan kuat sehingga tidak mudah diombang ambingkan oleh hal–hal yang justru menjerumuskan.

Semakin masyarakat Indonesia terpecah, maka para teroris akan semakin bersemangat untuk menjadikan bangsa ini sebagai mangsanya. Semakin masyarakat Indonesia terpecah, semakin leluasa permasalahan–permasalahan remeh lainnya masuk ke dalam dan menjadi besar dengan sendirinya.

Mungkin masih banyak masyarakat di Indonesia saat ini belum menyadari seberapa pentingnya memahami Pancasila. Memang bukan hanya teori mengenai Pancasila yang harus kita ketahui, melaikan bagaimana kita sebagai individu mampu meresapi nilai nilai dalam Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Individu yang mampu memahami dan menerapkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari, tidak akan mudah terintimidasi oleh hal–hal yang memang memliki peran memecah belah bangsa ini, justru mereka mampu menjadikan permasalahan tersebut sebagai bumerang bagi para pelakunya, dan membuat Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik lagi.

Namun tidak cukup beberapa individu saja yang memiliki pemikiran seperti itu untuk menjadikan Indonesia menjadi negara yang kuat, butuh puluhan, ribuan, bahkan puluhan juta individu agar negara Indonesia dan juga Pancasila tetap berdiri tegak melawan segala bentuk permasalahan yang menerjang pada masa dewasa ini.

Pancasila ada bukanlah hanya semata mata hanya untuk pajangan pemanis saja, Pancasila ada sebagai penentu dari karakter bangsa kita, dan buktikan kepada masyarakat seluruh dunia bahwa dengan adanya Pancasila negera kita adalah negara yang kuat, tidak akan mudah untuk dipecah belah dan diadu domba.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE