Pandangan Tentang Feminisme dan Munculnya Maskulinisme

Kadang gua mikir, sebenernya wanita yang merasa dibedakan atau memang kenyataannya didiskriminasi. Kalau gua belajar tentang komunitas. Populasi laki-laki jauh lebih banyak dari wanita. Inikah alasan laki-laki menjadi superior? Atau sekedar mau menentang isi kitab keagamaan yang sering kali terkesan menyelewengkan/memandang wanita dengan sebelah mata?

Advertisement

Kalau wanita ingin disetarakan, kenapa justrunada "women parking", and guys there is no ,"men parking". Ini jadi mirip Kucing Anjing zaman Mesir Kuno. Kucing yang katanya disembah manusia, lalu anjing menyelamatkan manusia. Lalu, anjing cuma jadi pendamping manusia. Apakah wanita itu kucing dan laki-laki itu anjing? Sebenernya gua cuma resah sama munculnya organisasi Maskulinisme.

Di mana para laki-laki merasa tertindas, mereka ingin disetarakan, contohnya sulam bibir (ehh.. ini banyak). Mereka ingin melahirkan atau apalah. Kenapa ngga ngga ajak minum teh aja. panggil beberapa ahli dalam segala bidang keilmuan, bedah biologis, psikologis, dan segalah hal tentang pria dan wanita. Bagaimana cara kerja setiap individu sesuai jenisnya. bagaimana respon indifidu yang sednirian atau bersama rekan seksnya. Bagaimana jika disatukan dengan lain seks?

Dari tes ini pasti akan banyak model dan aplikasi. kita bisa aja menambah/mengurangi aplikasi dari setiap model. Dari sini juga, kita bisa menyimpulkan kalau manusia itu punya banyak jenis. Karena, sering kali, isu feminisme malah melemahkan tanggung jawab si laki-laki. Hal ini justru merugikan bagi si wanita.

Advertisement

Yang seharusnya, "Girls, you shouldn't do that" tapi terlanjur karena laki-laki melemah. Tunggu sebentar, atau ternyata gua yang gak ngerti apa itu feminisme? Banyak yang gak paham kalau feminisme itu jenisnya macam-macam. Wait!!!! Ini akan makin membuat gagal paham, contoh kasusnya, konflik dalam satu kebudayaan, anggaplah setiap marga memiliki paham yang beda dengan marga lain. Tapi, ini satu suku. Jangan sampai isu yang sejatinya mau buat kesetaraan justru jadi kue legit yang gampang dikunyah sampai hancur tanpa tahu intinsarinya apa, nutrisinya cuma dibuang percuma. Bagaimana kalau setiap manusia memiliki gerakan atau setidaknya belajar menjadi manusia yang manusiawi aja? Ngga lagi memperdebatkan wanita-pria, tapi aspeknya sebagai manusia. Ngga peduli pria yang ujung-ujungnya ke dapur atau wanita yang ujung-ujungnya ke kantor. Intinya, gimana saling melengkapi dan menguntungkan. Bagaimana para manusia menjaga keadaan bumi seperti awalnya, yang tentram (mungkin).

Menjadi feminism atau maskulinisme. Menjadi manusia adalah tanggung jawab untuk punya sikap kemanusiaan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

penulis bertanggung jawab atas tulisannya, pembaca bertanggung jawab atas sudut pandangngya, namaste ?

CLOSE