Serpihan Surga yang Jatuh di Manado

Saat paket kiriman belanja online yang berisi kamera saya datang, seorang teman tiba-tiba berceletuk "Yuk dicoba kameranya berfungsi di air atau tidak, siang nanti kita coba ke air terjun". Saya sempat berfikir, memangnya ada tempat rekreasi di Manado yang bisa dijangkau kurang dari setengah jam dari kantor. Dengan bimbang saya iyakan ajakan teman tersebut.

Advertisement

Jam 11.30 kami berangkat, dengan persiapan ala kadarnya, yaitu berbekal satu celana pendek dan sebotol air mineral per orang. Kami menuju Air Terjun Kali. Kenapa di namakan Air Terjun Kali, karena berada di Desa Kali. Dalam perjalanan ke Desa Kali, kami melewati makam Tuanku Imam Bonjol, yang akan saya jadikan destinasi wisata selanjutnya di lain hari.

Jalanan yang menanjak dengan pepohonan rindang menemani kami hampir sepanjang perjalanan yang kurang lebih kami tempuh selama 15 menit. Setelah memarkir kendaraan kami lanjutkan dengan berjalan kaki. Jalan setapak yang tidak terawat, dua tempat singgah yang sudah rusak dan tiga pohon tumbang yang menghalangi jalan menjadi nilai minus bagi saya. Tetapi ada hal yang mengobati kekecewaan saya. Dalam satu momen kami bertemu dengan sekumpulan burung yang melintas di atas kami. Setelah berjalan 15 menit kami tiba di air terjun.

Kami disambut oleh dua bule yang asyik berswafoto. Tapi bukan itu yang membuat saya takjub. Air terjun yang menawan diapit oleh bukit dan pepohonan yang alami membuat damai perasaan. Tanpa menunggu lama kami langsung menceburkan diri di sungai, tetapi karena arus yang kuat kami tidak bisa mencapai titik terdekat di air terjun. Kami sempatkan berfoto didekat jembatan menuju air terjun. Dingin, segar, sejuk, tenang. Itulah yang saya rasakan saat itu.

Advertisement

Sayangnya, banyak orang yang kurang peduli akan keindahan air terjun ini. Di dasar sungai masih banyak sampah-sampah yang tertinggal yang dikarenakan tidak adanya tempat sampah dan kurang sadarnya manusia dalam menghormati alam. Tembok ditempat singgah yang kotor, penuh coretan, atap yang bocor, toliet yang bau dan tidak bisa digunakan menandakan tidak adanya perawatan obyek wisata ini.

Seandainya pemerintah daerah lebih peduli, misalkan dengan memperbaiki sarana dan prasarana, saya yakin akan banyak wisatawan yang datang ke obyek wisata ini. Semakin banyaknya wisatawan yang datang, diharapkan meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Semoga.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE