Surat untuk Ibu, Calon Mertuaku

Assalamualaikum Ibu. Selamat malam.

Advertisement

Sebelumnya dinda minta maaf karena meminta waktu Ibu sejenak untuk mendengarkan dinda. Dinda minta maaf jika perkataan yang akan Ibu dengar terasa begitu kaku , janggal bahkan mungkin menyinggung hati Ibu.

Dinda minta maaf jika apa yang dinda yakini benar , masih terasa salah bagi Ibu. Ijinkan dinda mencoba menjadi anak gadis terbaik untuk anak kesayangan ibu. Biarkan dinda menarik nafas sejenak , seraya mengumpulkan keberanian.

Ibu , sudah hampir sewindu dinda mengenal anak ibu. Berusaha memahami perbedaan di antara kami dan menjembatani apa yang tidak bisa di persamakan. Selama sewindu itu pulalah , dinda mencoba untuk mengenal Ibu. Berusaha mencari celah yang bisa dinda temukan untuk mendapatkan hati ibu. Tapi dinda belum berhasil.

Advertisement

Ibu masih meninggikan dinding tak kasat mata antara kita. Dinda tau ini tidak akan mudah. Anak kesayangan ibu telah memilih dinda dan mungkin ibu belum paham alasannya.

Dinda bukan musuh Ibu. Dinda tidak hadir untuk menggantikan posisi ibu di hati anak kesayangan ibu. Dinda tidak akan pernah mampu, Bu. Dinda tidak masuk ke dalam hidupnya untuk merebutnya dari kehidupan ibu. Dinda hadir untuk belajar pada Ibu.

Advertisement

Setidaknya dinda ingin mengerti bagaimana Ibu bisa mendidik dia hingga jadi laki-laki kesayangan semua orang. Suatu saat dinda ingin ada di posisi Ibu , memiliki anak laki-laki kesayangan yang begitu dicintai semua orang.

Ibu, lancang rasanya jika dinda secara terus terang berkata bahwa anak ibu adalah laki-laki pilihan dinda tapi itu benar adanya. Berjuta kali kami memutuskan berpisah , tapi dinda menjamin bahwa anak kesayangan ibu adalah rumah bagi dinda.

Dinda bisa menjamin , bahwa sesusah apapun masalah yang akan kami hadapi nanti , dinda tidak akan pergi. Dia tidak akan menghadapi kerasnya dunia sendirian. Dinda akan hadir disana , membagi beban dan kesan agar dia sadar bahwa dia tidak sendirian.

Ibu, ijinkan kami jatuh cinta dengan cara kami sendiri. Mungkin agak sedikit berbeda karena hingga saat ini dinda tidak pernah diperkenalkan sebagai pacar. Tapi inilah kami bu. Kami saling jatuh cinta tanpa suara. Tanpa perlu dilabeli status yang nanti bisa merumitkan hubungan kami di kemudian hari.

Ibu hanya perlu menerima. Karena kami berkomitmen penuh pada hubungan ini. Tidak perlu takut bu. Kami sudah dewasa. Kami tau mana yang baik dan buruk.

Sebelum surat ini dinda tutup , ijinkan dinda memohon doa restu dari ibu. Ijinkan dinda memohon doa agar selalu diberi kesabaran dan senyum yang tidak pernah hilang seperti yang ibu tunjukkan pada dinda. Ijinkan dinda belajar dari ibu , untuk anak laki-laki kesayangan ibu.

Terima kasih atas kesempatan dari ibu untuk mengenal dinda. Terima kasih karena sudah membukakan pintu restu dari ibu untuk kami berdua.

Dari anak gadis yang sebentar lagi akan disandingkan dengan anak laki-laki kesayangan ibu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat magic hour. Kecanduan buku. Pecinta hot chocolate.

16 Comments

  1. Surya Adi Kusuma berkata:

    Mengharukan..
    Ga berbeda jauh sama diri ku.
    Kalo aku ga dpt restu dari ibu ku sendiri untuk melamar pujaan hati ku…

  2. Elvira Rafika berkata:

    Ga pake dinda lebih enak bacanya kayanya

  3. Putri Sy'sans berkata:

    Luarbiasa, romantis, InsyaAllah berkah keluarga nya 🙂

  4. Mega Echa berkata:

    Ga se formil itu juga kali. Kalo lesen dari nyokap gw, setelah gw menikah otomatis ortu “dia” (mertua) jadi ortu kita juga. Begitu pula sebaliknya. So, kalo kita dosa nglawan ortu, berarti dosa juga nglawanin mertua. Tinggal kita nya aja pinter” nempatin diri. Ga perlu carmuk & lebay…. mereka (mertua) jg tau yg mana yg tulus yg mana yg busuk…..

CLOSE