Wahai Para Suami, Baca Ini Sebelum Kamu Menghina Wanita yang Mendampingimu

Ketika suami pergi dari rumah dan terikat dengan wanita lain. Selalu saja yang kita dengar adalah kesalahan istrinya. Ketika si istri lebih memilih diam dan tidak menceraikan si suami. Si istri akan dikatakan sebagai wanita bodoh. Hei, nanti dulu berpikir bahwa semua kesalahan sang istri.

Pernahkah berada dalam posisi ketika si istri menunggu suami hingga larut malam? Pernahkah merasa tidak dihargai ketika suami sakit si istri merawat dengan tulus. Sudah dirawat, dibentak dan dihajar lagi. Pukulan fisik masih bisa hilang dan sembuh dalam beberapa hari. Tapi, pukulan melalui perkataan dapat menyakiti hingga selamanya. Mungkin sampai meninggal.

Pernahkah dalam posisi ketika istri meminta uang kepada suami malah istri dituduh pencuri?

Pernahkah di posisi sebagai seorang istri dan ibu yang 24 jam waktunya bekerja di rumah? Ketika rumah berantakan, istri dikatakan bodoh. Hei, wanita lain memang menarik. Tapi, pernahkah terpikir bahwa istri di rumah adalah seseorang yang menemanimu dan ikhlas melakukan semua hal yang tampak kurang di mata suami.

Ketika istri tidak cantik lagi, dikatakan si istri tidak dapat mengurus diri sendiri. Tapi, pernahkah suami memberikan hadiah kecil agar istri selalu ingat bahwa dia dicintai? Karena, dia tidak bekerja lalu dianggap lemah dan bodoh. Lalu wanita yang bekerja di luar sana tampak menarik? Dia bukan bodoh, hanya saja pilihannya jatuh untuk mengurus rumah dan keluarga kecilnya. Itu lebih mulia walaupun dengan hal itu dia dibayar dengan caci maki dan amarah.

Ketika istri merasa suami sudah berubah, suami mengatakan bahwa istri terlalu mengada-ada. Ketika istri mulai curiga suami ada hati ke wanita lain, istri dikatakan menuduh. Ketika kegagalan anak terjadi, istri yang disalahkan. Padahal suami sedikitpun tidak mempedulikan tumbuh kembang anak. Bahkan tidak peduli dengan berbagai macam perjuangan yang dilakukan sang anak.

Masih mengatakan sang istri bodoh? Lalu, suami tergolong pintar? Istri yang memilih bercerai dan istri yang memilih bertahan itu karena mereka punya keyakinan dan pilihan yang kuat. Jangan salahkan mereka. Pernahkah sedikit saja suami teringat untuk menghubungi sang istri ketika dia sibuk?

Pernahkah suami melihat betapa lelahnya sang istri? Menjadi seorang istri dan seorang ibu dituntut untuk sempurna dan dapat dikatakan seolah-olah diharamkan untuk sakit. Tapi, mereka juga manusia. jadi, jangan bentak mereka ketika mereka sakit. Sama seperti suami mereka pun perlu diperhatikan. Mereka bukan hantu penunggu rumah ataupun Asisten Rumah Tangga.

Ketika, anak mulai tidak peduli pada ayahnya. Istri yang disalahkan. Lalu bagaimanakah sikap seorang ayah yang seharusnya di hadapan ibu mereka kalau ingin dihargai dan dihormati anak? Apa dengan menghina ibu mereka dan mencaci ibu mereka? Ah, itu mimpi di siang bolong jika anakmu akan mengahargai dan menghormati anda. Lihat istrimu, jika dia menangis dan bersedih pastilah ada sebabnya. Terlalu sering, ketika sakit itu, terlalu dalam sang istri tidak lagi dapat menangis.

Lalu masihkah kalian mengatakan ketika suami selingkuh istri yang salah? Jangan menjadi egois. Yang menjadikan kamu tampil menarik adalah istrimu. Lihat saja pakaianmu yang tersetrika rapi dan badanmu yang sehat. Itu karena dia mengurusmu dengan telaten sehingga wanita lain tertarik padamu. Lihat dan ingat perjuangan dia ketika kalian masih sama-sama berjuang. Istrimu berputar otak agar uang gajimu cukup untuk satu bulan. Lalu kamu masih menyalahkan dia ketika kamu sakit dia tidak merawatmu? Kalau ia tidak merawatmu, itu karena kau yang menyakitinya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menulis untuk mempelajari hidup. Menyukai anime, drama Korea dan Cowok Tampan Korea

9 Comments

  1. Membaca artikel ini…. Seperti yang kualami bersama ibuku. Ketika seorang ayah Hanya bisa menghina, pedih rasanya. Tapi ibuku selalu menguatkan hatiku untuk selalu bersabar…. Sabar dan sabar. Penghinaan yang bertubi tubi yang dilakukan ayahku kepada ibuku tidak membuatnya bergeming dan memilih untuk tetap bertahan. Kekuatan kesabaran yang dipunyai ibuku yang membuatku semakin kuat untuk selalu melindungi ibuku meskipun akhirnya hinaan dan cacian ayahku terlontar pula kepadaku. Hanya Allah Sang Pemilik Hidup yang akan menunjukkan kebenaran keyakinan yang ibu dan aku miliki….. Insha Allah….

  2. Vytshop berkata:

    Saya menangis membaca ini. Yah memang bukan sepenuhnya seperti diatas, untuk para perempuan yg sedang membaca artikel ini,saya paham betul rasanya direndahkan suami,dihina suami. Itupupa yg saya rasakan. Suami saya menjelek jelek kan saya di keluarga mereka dan didepan mata saya sendiri,saya sangat jelas mendengar dan melihat,belum lagi saat kita sakit, seolah kita dituntut harus sehat. Dan yang masih sampai saat ini saya lihat,adalah dirumah suami masih terpampang jelas foto mantan bersama suami dan mertua saya saat wisuda,yah walaupun itu hanya foto,tapi hati wanita mata yg tidak tersakiti oleh itu? Tapi suamiku hanya berkata, dewasalah??. Ya sudah aku lebih baik diam karena posisi saat itu dirumah mertua. Setiap pagi suamiku selalu menjelekkan aku dihadapan ibunya , aku bangun telatlah inilah itulah,dan dia jika membahas uang,selalu selalu seperti itu,seolah aku hanya penghabis harta suami. Apakah saya sebagai istri dirumah ini hanya sebagai pembantu?. Rumah berantakan sedikit sajaaa aku yg salah ???. Sangatlah sedih jika dirasaaa. Dan masih banyak lagi hal yg dkualami