Wanita Tidak Pernah Salah! Ada yang Setuju?

(Tulisan ini terinspirasi dari diskusi pendek antara saya dan senior saya)

Advertisement

Pasti sering mendengar kalimat "wanita tidak pernah salah", kan? Baik di meme, video instagram, bahkan kerap dilontarkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana reaksi anda sebagai perempuan? Tersinggung kah? Atau tidak? Jika tersinggung, maka selamat! Anda akan memahami maksud saya kali ini dengan mudah. Namun jika anda tidak tersinggung dan cenderung bangga, izinkan saya sedikit menyampaikan pikiran yang cenderung kelewatan ini.

Girls, jika ditanya pendapat saya, saya akan tersinggung dan malu dengan kalimat diatas.

Kenapa?

Advertisement

Mungkin bagi kalian, statement itu hanyalah candaan semata. Namun bagi saya, statement itu punya hal tersirat yang sebenarnya merendahkan perempuan.

Kalimat "wanita tidak pernah salah" menurut saya, tidak merefleksikan bahwa wanita itu sempurna. Tidak, kita semua pasti sadar bahwa tidak ada makhluk yang sempurna. Kalimat itu malah menyiratkan bahwa wanita adalah makluk yang egois, bersumbu pendek, tidak bisa dibantah, dan berpikiran sempit. Kalimat itu terasa seperti sarkasme. Sadarkah?

Advertisement

Senior saya berkata begini "Ada masa ketika kita akan merasa bahwa dipahami lebih penting daripada dipuaskan". Girls, pernahkan kita berempati pada laki-laki yang selalu kita bantah dengan kalimat "wanita tidak pernah salah"? Mereka juga manusia. Kita juga, maka dipahami merupakan suatu hal yang tidak bisa diabaikan. Ketika bantahan kita hanya sekedar "wanita tidak pernah salah", itu artinya kita tidak memahami mereka sebagai sesama manusia. Tidak adakah argumen yang lebih elegan selain itu?

Bantahan cetek itu hanya akan membuat orang berpikir bahwa kita hanyalah perempuan individualis serta berpikiran sempit.

Girls, laki-laki, maaf ralat, manusia tidak akan betah dengan orang yang berpikiran sempit. Tanyakan pada semua orang. Mereka akan cenderung merasa nyaman dengan orang yang bisa menyikapi opini orang lain dengan baik, dan juga yang bisa menyampaikan opininya dengan baik. Apalagi laki-laki, yang sudah didesain dengan ego.

Senior saya bahkan sempat bilang "kalau aku nikah sama cewek yang nggak bisa diajak terbuka untuk berdialog, ah menderita kali lah". Girls, kalian boleh tetap konservatif. Boleh, tapi tetaplah pada porsinya. Terbuka dengan opini-opini yang ada akan membuatmu menjadi orang dengan segudang pelajaran. Hasilnya kamu bisa lebih baik lagi dengan mengintropeksi dirimu sendiri berdasarkan opini tersebut.

Sadarilah, kita manusia yang pasti ada alpa dan tak luput dari kesalahan. Pembenaran yang dilakukan laki-laki atas tindakanmu (dengan mengatakan "iya deh, wanita emang nggak pernah salah) akan menjerumuskanmu. Girls, percaya deh. Betapa beruntungnya jika kalian punya pasangan yang mau dan bisa menyampaikan hal-hal yang perlu diluruskan diantara hubungan kalian dengan baik. Kenapa? Artinya dia menghormati dan menyayangimu. Ia menganggap bahwa kamu adalah perempuan cerdas yang bijak dalam menanggapi opini.

Laki-laki yang takut pada wanitanya sehingga menghindari penyampaian pendapat tidak akan membuatmu maju. Kita sebagai perempuan dan ibu (atau calon ibu) punya kewajiban sebagai madrasah pertama bagi anak-anak kita, dimana mereka akan belajar banyak hal dari kita. Maka urgensi kecerdasan untuk para perempuan sebagian besar demi membentuk anak-anak yang cerdas pula. Cerdas itu bukan hanya perihal ilmu pedagogi, namun juga dalam pola pikir. Kenapa pendidikan juga penting bagi perempuan? Karena pendidikan merupakan hal yang berpengaruh dalam pembentukan pola pikir.

Jika mindset kita dalam menyikapi opini pasangan saja sudah sempit, bagaimana kita bisa menyikapi opini-opini anak-anak kita? Oh tidak. Jangan sampai anak-anakmu terbentuk dalam pendidikan otoriter dimana si anak sulit menyampaikan pemikirannya. Pola pikirnya juga tidak akan berkembang. Jadi intinya, mendengarkan dan memahami itu penting. Lupakan tagar "wanita tidak pernah salah" itu. Tidak ada yang salah dalam sebuah momen "kesalahan". Salah itu bagian dari proses, asal kita bisa menyikapinya sebagai pembelajaran.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Reader. Researcher. Learner. Thinker. Writer.

CLOSE