Band Radja Dapat Ancaman Pembunuhan, Ian Kasela Beberkan Kronologi Selengkapnya

Kabar mengejutkan datang dari dunia musik Tanah Air. Band Radja dapat ancaman pembunuhan usai tampil di Larkin Area Indoor Stadium, Malaysia, akhir pekan lalu (11/3) dalam acara yang bertajuk Tourism Majestic Johor. Perilaku tidak menyenangkan ini di luar dugaan karena acara konser berlangsung dengan baik dan lancar, bahkan diberitakan Radja juga sempat berfoto dan membuat video bersama para penggemar. Penonton juga disebut puas dengan penampilan band yang khas dengan kacamata hitamnya itu.

Advertisement

Meski sempat ditahan, pelaku kembali dibebaskan karena dapat membayar uang jaminan sebesar 10 ribu ringgit atau setara dengan Rp34,3 juta. Alasan inilah yang membuat band Radja mendatangi Mabes Polri untuk meminta perlindungan. Berikut kronologi selengkapnya.

Kronologi Band Radja dapat ancaman pembunuhan. Disekap, diteriaki, serta berkali-kali diancam akan dibunuh

Band Radja dapat ancaman pembunuhan

Radja saat konser di Malaysia | Credit: Instagram @iankaselaradja

Ian Kasela selaku vokalis Radja menceritakan kronologi tentang ancaman yang mereka terima. Usai konser berlangsung, Radja diajak ke dalam sebuah ruangan di belakang panggung dengan alasan akan ada meet and greet serta jumpa dengan petinggi dari Johor seperti kementerian dan kedutaan. Nyatanya, selang beberapa waktu, mereka justru disekap dengan sekelompok bodyguard serta dua orang pelaku yang merupakan panitia penyelenggara konser tersebut.

“Tak lama kemudian tiba-tiba secara serempak orang-orang berbadan besar-besar dan berpakaian hitam-hitam seperti bodyguard berjumlah lebih kurang 15 orang masuk ke ruangan kami bersama 2 orang dari pihak Tourism Majestic Johor selaku penyelenggara dan langsung mengunci pintu (menyekap) lalu spontan menendang meja kemudian dengan nada tinggi marah-marah sambil menunjuk-nunjuk muka kami dan mengeluarkan kata-kata kasar sambil membentak serta mengancam akan membunuh kami jika kembali lagi ke Malaysia,” tulis Ian Kasela pada Instagram pribadinya.

Advertisement

Selama kurun waktu 30 menit Band Radja diberi banyak amarah, makian dan juga ancaman. Perlawanan yang Radja berikan nyatanya tak berarti apa-apa, karena setiap akan membuka suara untuk melakukan pembelaan, pelaku segera kembali mengeluarkan ancaman dengan nada tinggi hingga kontak fisik, seperti didorong dan juga dilempar botol air mineral. Radja bisa keluar setelah pelaku dan para bodyguard tersebut keluar dengan sendirinya.

“Kalau dalam bahasa kita (Indonesia) ‘Kalau gue dengar lo masih sekitar sini, Kuala Lumpur, Johor, sekitarnya, lo semua mati.’ Berkali-kali ya, tanpa alasan jelas,” terang Ian seperti diberitakan CNN Indonesia.

“Gue coba mau meredam, badan gue didorong. Gue mundur dan duduk. Gue mau coba bangkit lagi, gue dibentak ‘You mati, You orang Indonesia, tidak boleh macam-macam di sini,’” lanjutnya.

Radja sambangi Mabes Polri untuk mencari perlindungan

Radja diancam dibunuh

Press Conference Radja di Mabes Polri | credit: instagram @iankaselaradja

Advertisement

Setelah menerima perlakuan tidak menyenangkan tersebut, Radja langsung melayangkan laporan ke pihak kepolisian setempat, Laporan itu berisi ancaman pembunuhan yang diterima Radja sekitar pukul 23:15 waktu Johor. Ian Kasela mengaku salut dan berterima kasih kepada kepolisian Johor atas respons cepatnya dalam menanggapi kasus ini. Tak butuh waktu lama, kedua pelaku berhasil diringkus, meski kemudian dibebaskan karena bisa membayar uang jaminan.

Namun, manajemen Radja merasa perlu mendatangi Mabes Polri dengan harapan mendapat perlindungan terhadap seluruh keluarga besar Radja termasuk istri dan anak para personel. Tak bisa ditampik bahwa ada rasa trauma mendalam atas kejadian yang baru saja mereka alami. Ketakutan tersebut sepertinya cukup beralasan, apalagi Radja juga mengkhawatirkan akan adanya orang suruhan untuk melanjutkan ancaman ini.

“Kekhawatiran kami takut dia berbuat lebih lagi nanti entah suruh orang atau apa, itu suudzon kami, kekhawatiran kita lah, keparnoan gua pribadi juga. Karena perilaku dia yang sadar banget, sadis banget menurut gua tuh, biadab lah bisa kita bilang.” ucap Ian di sela-sela konferensi press.

Menteri Komunikasi dan Digital Malaysia sampai turun tangan mengomentari kejadian ini

Raja diancam dibunuh

Personel Radja | credit: instagram: @moldy_radja

Kasus yang menimpa Radja kali ini ternyata juga sampai membuat Menteri Komunikasi dan Digital Malaysia, Fahmi Fadzi turut berkomentar.

Kami akan menghormati kepolisian melanjutkan investigasi. Saya mendapat informasi bahwa sejumlah orang sudah ditahan terkait kasus ini. Kami masih menunggu informasi terbaru dari petugas berwenang,” Terang Fahmi seperti dikutip dari The Star.

Fahmi juga berpesan kepada semua pihak agar lebih berhati-hati dalam mengartikan pesan secara online. Menurutnya, literasi digital sangatlah penting agar dapat membedakan ujaran mana yang bercanda dan mana yang serius. Baginya, kasus ini bermula dari bedanya persepsi antara pihak penyelenggara dengan pihak Radja sehingga dalam hal ini Radja mendapat banyak kritik hingga ancaman pembunuhan.

Penyidikan tetap berlanjut meski pelaku sudah melakukan klarifikasi dan permohonan maaf melalui press release 

Melalui CNN Indonesia, Konsul Jenderal RI di Johor, Sigit S. Widiyanto, mengatakan,  pihak kepolisian Johor Bahru bakal tetap menindaklanjuti kasus ancaman tersebut atas permintaan manajemen Radja. Kedua pelaku juga disebut sudah mengakui tindakan yang mereka lakukan.

“Pelaku itu memang sudah menyesal dan mereka akhirnya paham ternyata Radja ini mungkin tidak tahu kejadian-kejadian antara dia dengan promotornya. Dari pihak polisi Johor sendiri juga akan terus meneruskan kasus ini karena ini kan termasuk kriminal. Mereka akan tetap meneruskan kasus ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Johor.” tutur Sigit kepada CNN.

Sampai sekarang, kasus ini masih terus didalami dan dicari apa motif sebenarnya. Semoga bisa dicari jalan keluar yang baik dan Radja mendapatkan keadilan yang sebenarnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a young mother of two

Editor

Writing...

CLOSE